Air merupakan salah satu benda yang sangat maklum diketahui, benda itu bersifat cair, namun ada sebuah air yang padat, yaitu air yang ada pada zaman Nabi Musa, saat Nabi Musa bertemu Nabi Khidir dan ia sedang berjalan di atas air, kalau airnya tidak padat (beku) maka Nabi Khidir akan tenggelam.
Itu kejadian yang aneh, ada air namun bisa tidak menenggelamkan, namun Nabi Musa tidak sadar keanehan kejadian itu, sampai pada suatu tempat di mana di situ ada batu yang mengapung dan itu adalah tempat duduk Nabi Khidir, melihat hal-hal aneh yang demikian Nabi Musa kemudian mengantuk dan tertidur, “kenapa Nabi Musa tidak takut tenggelam?”
Dari hal demikian, ada yang namanya Lautan Merah, mengapa dinamakan Lautan Merah? Karena dahulu banyak darahnya; kaum Firaun dimusnahkan di lautan itu; lautan tersebut yang asal mulanya air dibekukan oleh Allah. Bayangkan, es batu dihantamkan pada manusia, terluka atau tidak?, kalau terluka mengeluarkan darah kan? Maka dari itu dinamakan Lautan Merah. Sampai sekarang orang-orang menyebutnya Lautan Merah. Tapi kebanyakan lupa, kalau warna merah itu adalah bekas darah Firaun.
Firaun tadi dimusnahkan, namun anehnya jasad Firaun diselamatkan (ditemukan keadaan utuh) sampai saat ini., jadi jika ada orang kok tidak merasa aneh, tidak tau keanehan-keanehan; berarti memang keimanannya kurang.
Firaun akan menjadi tontonan, kapan hal tersebut terjadi? nanti di akhir zaman,
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ ﴿92﴾
Maka pada hari ini Kami (Allah) selamatkan jasadmu, supaya (nanti) kau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
(QS. Yunus : 92)
Semua kaum Firaun dimusnahkan, anehnya Firaun diselamatkan dalam keadaan utuh dan tidak rusak, untuk dijadikan tanda kebesaran-Nya, sampai saat ini dijadikan tontonan, saya penah melihatnya dua kali. Di saat saya melihatnya, saya berpikir, “iya benar memang aneh”, kenapa baru terbukti sebuah keanehan di zaman modern, kenapa tidak dulu-dulu.
Dikutip dari pengajian Ahadan Syaikhina KH. Maimoen Zubair.