Faham komunis pertama kali di Indonesia diperkenalkan oleh seorang Belanda keturunan Yahudi yang bernama Henk Sneevlit. Secara umum komunisme berlandaskan pada teori Materialisme Dialektika dan Histories oleh karena itu faham ini tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama, dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap sebagai candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari kenyataan.

Di Indonesia perjuangan komunis dikemudikan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memperjuangkan rakyat kecil, buruh dan para petani. Dalam kancah politiknya partai yang berlambang Palu Arit ini juga memperjuangkan kesetaraan penduduk. Gambar palu mewakili buruh dan gambar arit mewakili petani. Akan tetapi ideologi komunisme tersebut tidak cocok dengan mayoritas penduduk Indonesia yang agamis, terutama karena haluan faham Palu Arit yang merembet ke arah atheisme.

""

Dalam alur sejarahnya, di tahun 1960-an PKI berkembang pesat dan semakin besar mereka percaya diri bahwa merekalah yang akan selalu memenangkan pemilu di Indonesia. Tapi, ambisi tersebut mengekor pada pemberontakan-pemberontakan kecil yang mereka lancarkan dan aksi-aksi sepihak serta tindakan keji mereka yang menciptakan genangan darah umat Islam di Indonesia.

Musuh utama PKI adalah umat Islam khususnya para kiai dan santri. Hal ini sangat dimengerti karena Islam adalah agama mayoritas penduduk Indonesia yang sangat menentang PKI. Selain itu, para kiai merasa berkewajiban menjaga dan membela agamanya. NU yang merupakan Ormas Islam juga tidak bisa mengelak untuk tidak berseteru dengan PKI pasalnya warga NU sangat merasakan keganasan PKI, banyak ulama dan kyai NU yang dibunuh dan diculik oleh PKI.

Peristiwa itu memang terjadi saling bunuh-membunuh dan culik menculik. Beberapa kyai hilang, ketika warga NU sedang membaca barzanji dilempari ular, kemudian yang paling menggeramkan adalah mereka mengadakan pentas ludruk yang berjudul Sedane Gusti Allah (meninggalnya gusti Allah). Hal ini benar-benar terjadi pada waktu itu.

BACA JUGA :  Berdo'a di Permulaan Tahun Baru Hijriyah 1438 H

Akan tetapi sejarah berkata lain, PKI tidak sempat tua dan mati di usianya yang masih muda. Ambisinya yang memuncak membuahkan kecerobohan yaitu pemberontakan besar-besaran yang mereka lakukan pada tanggal 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan gerakan G-30S/PKI.

Setelah pemberontakan itu pemerintah mengerahkan tentara-tentara Indonesia untuk memberangus aktifis-aktifis PKI. Operasi-operasi tentara ini juga melibatkan warga sipil yang secara ideologi berseberangan dengan PKI yaitu ormas-ormas Islam seperti NU yang telah lama berkonflik dengan PKI sampai-sampai di desa-desa terdapat banyak selebaran yang tertulis “Bersihna Desamu Saka Wong-wong PKI”.

""

Meskipun pernah mengalami kematianya di zaman penjajahan Belanda PKI sangat pandai melakukan gerakan bawah tanah dan infiltrasi/penyusupan ke semua aparat sipil maupun militer kemudian bangkit kembali seperti Mati Suri. Oleh karena itu teror-teror PKI jangan sampai terulang kembali, jangan

kita biarkan komunisme yang atheisme merangkak dan berdiri di negara kita.

Mengenai Komunisme sebagian dari hasil musyawarah/muktamar Alim Ulama seluruh Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 8-11 September 1957 di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia, yang dihadiri oleh 325 orang Ulama. Keputusan tersebut antara lain berbunyi:

Terhadap ajaran Komunis:

– Ideologi atau ajaran Komunis dalam lapangan filsafat berisi atheisme, dan anti agama

– Ideologi atau ajaran Komunis dalam lapangan sosial menganjurkan pertentangan kelas dan perjuangan kelas

– Ideologi atau ajaran Komunis dalam lapangan ekonomi adalah menghilangkan hak milik perseorangan.

Memutuskan:

-Ideologi atau ajaran komunis adalah kufur hukumnya dan haram bagi umat Islam menganutnya.

Sumber :

Komunisme Musuh Islam Sepenjang Sejarah, Oleh Abdul Qadir Djaelani

islamedia.id, Jika Tetap Minta Maaf pada PKI, Jokowi Melukai Hati Warga NU dan Umat Islam, oleh Hidayatullah.

historia.id, PBNU Tolak Beri Maaf PKI, oleh Aryono

Courtesy of youtube, Film dokumenter Kekejaman PKI

Artikulli paraprakIdul Adha Yang Istimewa
Artikulli tjetërIslam Nusantara dan Konspirasi Kaum Liberal didalamnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini