Seseorang akan bertambah dekat kepada Allah dengan cara memperbanyak dzikir dan tafakkur atau berangan-angan atas kebesaran Allah serta selalu bertawakkal kepada Allah . banyak sekali orang yang pintar menjadi pemimpin serta banyak hartanya tetapi terkadang mereka lupa dari mana asalnya semua itu.

Marilah Sedikit kita tengok sejarah Firaun yang ketika itu diuji oleh Allah dengan kekayaan dan kekuasaan akhirnya menjadi orang yang terla’nat karena kesombongan yang membuat dirinya mengaku sebagai Tuhan. Juga ceritanya si Qorun yang semua kekayaanya oleh Allah dimasukkan ke dalam tanah karena kesombongan dan kebanggaanya dan cerita Tsa’labah yang terkena adzab dari Allah S.W.T karena dengan keras menolak Rasulullah untuk mengeluarkan zakat. Dan masih banyak cerita-cerita lainya yang patut kita jadikan sebagai peringatan bagi diri kita.

Dengan merenungi banyak kejadian yang sudah lewat maka percuma saja jika kita bersedekah dengan mengeluarkan banyak harta dan banyak tenaga kalau ternyata niat kita untuk selain Allah. Rasulullah S.A.W menjelaskan bahwa semua amal dan perbuatan itu tergantung pada niatnya

“ ا نما الاعما ل باالنيات وا نما لكل امرء ما نوا "

‘Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan”.

Dengan ketegasan dalil tersebut maka kita harus membersihkan hati kita dan melakukan amal kebaikan diniati hanya karena Allah. Jadi, apabila kita banyak bersedekah dan melakukan kebaikan tetapi diniati karena dunia maka tidak akan ada hasilnya di akhirat nanti . Sering kita mendengar bahwa yang namanya dunia adalah sesautu yang tidak ada manfaatnya di akhirat seperti yang telah ditegaskan oleh para Ulama’,

“ الدّنيا كل ما لا ينفع في الأ خرة "

Artinya : “ Dunia adalah sesuatu yang tidak ada manfaatnya didalam akhirat”.

Jadi ketika amalan –amalan di dunia itu diniati untuk akhirat maka akan membuahkan hasil di akhirat kelak.

BACA JUGA :  Dawuhe Poro Kiyai, Renungane Poro Santri

Semua amalan yang diniati karena Allah itu sulit sebelum hati menjadi bersih. Oleh karena itu, jika seseorang ingin membersihkan hatinya maka hendaknya dia selalu memperbanyak dzikir kepada Allah dengan cara membaca Istghfar. Dalam hal ini Rasulullah juga menganjurkan untuk membaca istighfar setiap hari tidak kurang dari 70 atau 100 kali. Jika hati sudah bersih maka kita akan mudah untuk memurnikan niat kita karena Allah disamping itu kita juga akan semakin mudah dan tenang ketika menghadapi ujian.

Di zaman yang serba modern ini banyak orang yang ketika diuji oleh Allah tidak kuat untuk bersabar dan mereka lebih memilih jalan pintas dengan cara bunuh diri. Mereka beranggapan bahwa ketika sudah mati dengan cara bunuh diri masalah sudah selesai. Akan tetapi, jalan seperti itu justru akan menjadikan masalah karena tindakan itu adalah perbuatan dosa besar . Hati yang bersih itu ibarat pakian yang suci. Artinya pakaian yang tidak terkena najis. kalau pakaian sudah menjadi suci dan bersih maka orang yang melihat pun akan senang. Demikian pula hati yang bersih akan menampakkan raut wajah yang menyenangkan. Sebagian Ulama’ juga mengomentari tentang pentingnya hati yang bersih dengan mendawuhkan,

“ وطهر القلب وصحح النية “

Maqolah Ulama’ di atas terdapat fi’il amar yang di dalam ilmu Ushul Fiqh menunjukkan hukum wajib. Maka dari itu membersihkan hati pun hukumnya wajib .

Untuk itu kami khususnya diri saya sendiri mengajak seluruh pembaca marilah kita membersihkan hati kita supaya kita bisa tambah mendekatkan diri kita kepada Allah S.W.T dan marilah kita mendo’akan semua Masyayikh kita semoga beliau semuanya selalu diberi kesehatan dan keberkahan oleh Allah S.W.T Amin……

Artikulli paraprakMengobati Hati yang Buta
Artikulli tjetërMenyambut Datangnya 1 Muharram 1435 H.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini