""     

Ritual di bulan suro (muharam) bagi masyarakat Jawa terbilang cukup padat. Dari malam pertama bulan suro hingga hari kesepuluh (Asyuro) merupakan hari-hari yang memiliki kesakralan. Di hari yang diyakini sakral itulah, sebagian masyarakat islam jawa menyikapinya dengan berbagai ritual yang sudah menjadi tradisi turun temurun.

       Dan dari keseluruhan ritual pada bulan suro ini, yang paling populer adalah ritual pada hari Asyuro atau hari kesepuluh bulan muharam, sehingga pemberian nama "suro" untuk bulan muharam dalam kalender jawa diambil dari kata Asyuro tersebut. Diantara ritual yang diselenggarakan pada hari yang sakral ini adalah seperti sajian bubur suro, siraman pusaka dan sebagainya.

  • Pandangan Syariat

        Sebatas mana tradisi/adat legal untuk diamalkan,  perlu kita ketahui bahwa terdapat dua kategori adat yang tidak bisa lepas dari dinamika kehidupan masyarakat :

  1. Adat Shahih, yakni tradisi yang tidak bertentangan dengan syari’at,  tidak menghalalkan perkara yang haram, tidak membatalkan sesuatu yang wajib, tidak menggugurkan cita kemashlahatan ,  dan tidak mendorong timbulnya mafsadah.
  2. Adat Fasid, yaitu tradisi yang berlawanan dengan dalil Syariat atau menghalalkan keharaman maupun membatalkan kewajiban serta mencegah kemaslahatan, dan mendorong timbulnya kerusakan. Seperti tradisi tradisi yang penuh dengan nuansa syirik, atau yang dicampur dengan kemaksiatan
  • Pandangan Tasawuf

      Dalam hal ini Tasawuf memandang bahwa 10 Muharam ini adalah waktu yang sangat krusial untuk bisa dimanfaatkan agar lebih dekat dengan Allah SWT. Karena terdapat banyak sekali fadhilah fadhilah Amal didalamnya, Oleh karenanya Para ulama menjelaskan bahwa terdapat beberapa amaliyah khusus yang di laksanakan pada hari Asyuro sebagaimana dinukil dari sebagian Ulama’.

Apa sajakah amalan yang perlu kita kerjakan pada tanggal 10 Muharram (hari ‘Asyura)? Berikut penjelasan dari Syekh Abdul Hamid Al Qudsy dalam kitab kanzun najah.

  1. Menghidupkan malam 10 Muharam dengan banyak-banyak berdoa, membaca Al Qur’an, dan sholat malam. Hal ini sangat dianjurkan oleh para ulama’, karena di malam 10 Muharram terdapat banyak pertolongan Allah SWT.
  2. Al Imam Ad Dairobi dalam Mujarrobat menyebutkan, barangsiapa di malam 10 Muharram menyempurnakan wudlunya, kemudian menghadap kiblat dengan duduk di atas kedua lututnya, dan membaca ayat Kursyi sebanyak 360 kali, disertai Bismillah tiap awalnya, setelah selesai itu semua, membacaُ

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ  ٤٨×

“Katakanlah (wahai Muhammad) dengan keutamaan dan rahmat Allah berbahagialah kalian, itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Kemudian berdoa:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اللهم اِنَّ هَذِهِ لَيْلَةٌ جَدِيْدَةٌ ، وَشَهْرٌ جَدِيْدَةٌ ، وَسَنَةٌ جَدِيْدَةٌ فَأَعْطِنِيْ ، اللهم خَيْرَهَا وَخَيْرَمَا فِيْهَا ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ شَرَّهَا وَشَرَّمَا فِيْهَا ، وَشَرَّفِتْنَتِه وَمُحْدَثَاتِهَا ، وَشَرَّالنَّفْسِ وَالْهَوَى وَالشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ×١٢

       Berikutnya diakhiri dengan doa-doa ma’tsur dalam Al Qur’an yang dikehendaki, disertai doa untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat. Jangan lupa sebelum berdoa, awali dengan membaca sholawat, tasbih, dan tahlil berulang-ulang. Insyaallah dalam setahun itu akan dijaga dari segala keburukan oleh Allah SWT.

  1. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari berkata, “Barangsiapa yang membaca kalimat berikut ini di hari ‘asyuro, maka tidak akan mati hatinya.

سُبْحَانَ اللهم مِلْءَ الْمِيْزَانِ ، وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ ، وَمَبْلَغَ الرِّضَا ،وَزِنَةَ الْعَرْشِ والحمد لله مِلْءَ الْمِيْزَانِ ، وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ ، وَمَبْلَغَ الرِّضَا ،وَزِنَةَ الْعَرْشِ والله مِلْءَ الْمِيْزَانِ ، وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ ، وَمَبْلَغَ الرِّضَا ،وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَاءَ وَلَامَنْجَى مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ سُبْحَانَ الله عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ ، وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُـلِّهَا والحمدلله عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ ، وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُـلِّهَا والله أكبر عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ ، وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُـلِّهَا

أَسْأَلُكَ السَّلَامَةَ كُلَّهَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، وَهُوَ حَسْبِيْ وَنِعْمَ الْوَكِيْلِ نِعْمِ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى نَبِيِّنَا خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ

  1. Imam Ajhuriy berkata : “Barang siapa yang pada hari ‘asyuro membaca,
BACA JUGA :  Problematika Hafidzah Saat Haid

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الُوَكِيْلُ ونِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْر  ×70

maka Allah menjaganya dari keburukan tahun itu”.

Diteruskan pada siang harinya melakukan ibadah Puasa Yang dikenal dengan puasa Asyuro dan dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa puasa Asyuro merupakan puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan.:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الَّذِيْ تَدْعُوْنَهُ الْمُحَرَّم، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ

Dari Abu Hurairah RA, Rasululllah SAW bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa dibulan muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasai’ ).

Akan tetapi sebelum puasa tanggal 10 sangat dianjurkan sekali pada tanggal sembilan muharam untuk melakukan puasa, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

عَنْ عَبْدَاللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ حِيْنَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَارَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa ‘asyuura dan beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, "Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah saw. bersabda, "Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam." Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).

       Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11,seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء ، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْبَعْدَهُ يَوْمًا

Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda: "Puasalah pada hari ‘asyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum ‘asyuura dan sehari sesudahnya." (HR Ahmad).

Kemudiaan disunahkan pula melapangkan belanja untuk keluarga seperti dalam sebuah hadis riwayat Imam Thobroni:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّه (رواه الطبرانى والبيهقى وأبو الشيخ)

”Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di hari Asyura’, maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun, keseluruhan”. (HR Thabarani, al Baihaqi, dan Abu Syaikh)

Dan masih banyak lagi kesunahan kesunahan lain yang dijelaskan oleh para ulama

وَنُقِلَ عَنْ بَعْضِ اْلأَفَاضِلِ أَنَّ اْلأَعْماَلَ فِىْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اِثْناَ عَشَرَ عَمَلًا اَلصَّلاَةُ وَالْاَوْلَى أَنْ تَكُوْنَ صَلَاةَ التَّسْبِيْحِ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَاْلِاغْتِسَالُ وَزِيَارَةُالْعَالِمِ اَلصَّالِحِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَاْلِإكْتِحَالُ وَتَقْلِيْمُ الْاَظْفَار ِوَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ اْلِإخْلاَصِ أَلْفَ مَرَّةٍ وَصِلَةُا لرَّحْمِ وَقَدْ وَرَدَتْ اَلْأَحَادِيْثُ فِىْ الصَّوْمِ وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ وَأَمَّا غَيْرُهُمَا فَلَمْ يَرِدْ فِىْ اْلأَحَادِيْثِ – نهايةالزين

“Dikutip dari sebagian ulama yang mulia bahwa amal-amal (saleh) di hari ‘Asyura ada 12, yakni shalat, yang lebih utama adalah salat Tasbih, puasa, sedekah, melapangkan belanja keluarga, mandi, ziarah orang alim yang saleh, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, bercelak, memotong kuku, membaca surat Al Ikhlash 1000 kali, dan silaturrahim. Akan tetapi yang dijelaskan dari jalur hadis sahih hanya puasa dan melapangkan belanja keluarga. Sedangkan yang lainnya tidak disebut dalam hadis sahih ”. (Nihayatuz Zain halaman 196)

       Itulah kiranya sedikt kutipan yang dijelaskan oleh para ulama mengenai keutamaan 10 Muharam semoga dengan kita mengetahui keutaman keutamaan tersebut setidaknya membuat kita lebih semangat dalam menjalankan ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT terutama diwaktu yang memiliki berbagai keutamaan tersebut. Karena inti daripada kehidupan ini adalah seberapa kita berusaha menjalankan amal ibadah:

(Adzariyyat Ayat : 56) وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّالِيَعْبُدُوْنَ

Artinya: “ Tidak aku jadikan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepadaku” (QS. Adzariyyat Ayat : 56 ).

Sumber; https://bemmahadalyanwar.wordpress.com/2017/09/29/buletin-tazkyah-edisi-pertama/

Artikulli paraprakMenjauhi Sifat Fanatik Golongan
Artikulli tjetërSilaturrahim Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Condro Kirono M.M., M. Hum. di Pondok Pesantren Al Anwar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini