Artikel ini diambil dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair pada saat acara KBHI Sarang tanggal 17 Oktober 1998 M.
?
Allah berfirman :
?§?„?… ???¹?„?… ?§?†?‘ ?§?„?„?‡ ?„?‡ ?…?„?ƒ ?§?„?³?…?§?ˆ?§?? ?ˆ?§?„?§?±?¶ ?ˆ?…?§?„?ƒ?… ?…?† ?ˆ?‘?„???‘ ?ˆ?‘?„?§?†?µ???±
“Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong.” (QS. Al-Baqoroh : 107)
Mengenai tentang bentuk alam Mulki, bahasannya sangat luas. Tidak hanya terkhusus dengan alam dunia, tetapi keluar dari planet tercinta ini. Di bumi dan langit merupakan alam Mulki yang dinikmati mata selagi masih bisa berfungsi. Dan kebanyakan orang-orang yang menemukan konsep tentang ilmu Mulki adalah orang yang bukan Islam. Seperti ilmu Falaq, kebanyakan orang yang ahli di dalamnya adalah orang kafir, seperti bangsa Inggris yang pintar terhadap bidang astronomi sejak dekade awal. Sehingga dalam permasalahan ini dulu Mbah Zubair Dahlan mempunyai sebuah keinginan untuk mengaji dan pintar dalam ilmu Falaq. Tapi, sayangnnya ilmu ini tidak ilmiah.
Bumi yang kita tempati ini merupakan bagian dari alam Mulki yang diciptakan untuk mahluk Allah yang namanya manusia (Nabi Adam dan keturunannya). Nabi Adam dijadikan Allah sebagai khalifah untuk memakmurkan dunia dengan aturan-aturan yang diatur oleh Allah. Allah berfirman :
?ˆ?§?° ?‚?§?„ ?±?¨?ƒ ?„?„?…?„?§?¦?ƒ?© ?§?†?‘?? ?¬?§?¹?„ ???? ?§?„?§?±?¶ ?®?„?????© ?‚?§?„?ˆ?§ ?§???¬?¹?„ ?????‡?§ ?…?† ?????³?¯ ?????‡?§ ?ˆ???³???ƒ ?§?„?¯?…?§?? ?ˆ?†??† ?†?³?¨?‘? ?¨??…?¯?ƒ ?ˆ?†?‚?¯?³ ?„?ƒ ?‚?§?„ ?§?†?‘?? ?§?¹?„?…?…?§?„?§???¹?„?…?ˆ?†
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” .(QS. Al-Baqoroh : 30)
Karena bumi adalah tempat mahluk Allah yang mulia (Nabi Adam dan keturunannya), maka proses dalam penciptaannya juga lama bila dibandingkan dengan langit yang letaknya berada di atasnya. Hari Ahad, Senin, Selasa, dan Rabu digunakan untuk menciptakan bumi, sedangkan Kamis dan Jum’at itu digunakan oleh Allah untuk mencipkan langit. Adapun hari Sabtu Allah libur. Sehingga dari permasalahan ini banyak digunakan teladan untuk orang-orang yang ahli dalam ilmu Perdukunan untuk tidak menyuwuk sebab takut ngobos.
Keistimewaan bumi tidak hanya itu saja. Tetapi masih ada yang lain, bahkan itu lebih menarik, yaitu kelak bumi yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, akan kita bawa ke surga untuk ditempati lagi. Sedangkan langit akan dilipat dan digulung Allah. Allah berfirman :
?ˆ?…?§ ?‚?¯?±?ˆ ?§ ?§?„?„?‡ ??‚?‘ ?‚?¯?±?‡ ?ˆ?§?„?§?±?¶ ?¬?…???¹?§ ?‚?¨?¶???‡ ???ˆ?… ?§?„?‚???§?…?© ?ˆ?§?„?³?‘?…?§?ˆ?§?? ?…?·?ˆ???‘?? ?¨???…???†?‡ ?³?¨??§?†?‡ ?ˆ???¹?§?„?‰ ?¹?…?‘?§ ???´?±?ƒ?ˆ?†
?
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi dia dari apa yang mereka persekutukan”. .(QS. Az-Zumar : 67)
Setelah pembahasan alam Mulki, Syaikhina juga membahas alam Malakut yang tidak kalah pentingnya dengan bahasan alam Mulki. Alam Malakut berbeda dengan alam Mulki yang bisa dinikmati orang-orang Islam dan orang-orang kafir, dia lebih terkhusus untuk orang-orang Islam, khususnya mereka yang selalu taat kepada Allah seperti para Nabi, Auliya’ dan orang-orang sholeh. Mereka hidup hanya mencari ridho Allah. Tentang alam Malakut Allah berfirman :
?ˆ?ƒ?°?„?ƒ ?†?±?? ?§?¨?±?§?‡???… ?…?„?ƒ?ˆ?? ?§?„?³?‘?…?§?ˆ?§?? ?ˆ?§?„?§?±?¶ ?ˆ?„???ƒ?ˆ?† ?…?† ?§?„?…?ˆ?‚?†???†
“Dan demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yaqin.” (QS. Al-An’am : 75)
Seseorang itu akan memperoleh kebaikan kalau dia mau mengetahui alam Mulki dan alam Malakut. Contoh alam Malakut yang tidak bisa dilihat oleh mata adalah Malaikat, Jin dan Syetan. Di bawah ini ada contoh-contoh alam Malakut yang diceritakan oleh Al-Quran dan yang pernah dialami oleh seorang yang dipilih Allah.
a. Ibunda Maryam binti Imron, Ibu yang melahirkan Nabi Isa AS yang semasa hidupnya pernah diasuh oleh Nabi Zakariya. Ketika Nabi Zakariya menaruhnya disebelah kiri pengimaman masjid, waktu itu Nabi Zakariya ingin mengirim Maryam makanan, tapi malah Nabi Zakariya keheranan dengan apa yang terjadi dengan Maryam, sebab sudah ada makanan disampingnya. Makanan itu didatangkan Allah dari surga. Allah berfirman :
?????‚?¨?„?‡?§ ?±?¨?‘?‡?§ ?¨?‚?¨?ˆ?„ ??³?† ?ˆ?§?†?¨???‡?§ ?†?¨?§???§ ??³?†?§ ?ˆ?‘?ƒ???‘?„?‡?§ ?²?ƒ?±???‘?§ ?ƒ?„?…?§ ?¯?®?„ ?¹?„???‡?§ ?²?ƒ?±???§ ?§?„?…??±?§?¨ ?ˆ?¬?¯ ?¹?†?¯?‡?§ ?±?²?‚?§ ?‚?§?„ ???§?…?±???… ?§?†?‘?‰ ?„?ƒ ?‡?°?§ ?‚?§?„?? ?‡?ˆ ?…?† ?¹?†?¯ ?§?„?„?‡ ?§?†?‘ ?§?„?„?‡ ???±?²?‚ ?…?† ???´?§?? ?¨?????± ??³?§?¨
“Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab” (QS. Ali-Imron : 37).
b. Alam Malakut yang terdapat pada Nabi Ibrohim adalah terjadi pada suatu peristiwa besar tentang pembakaran dirinya atas perintah raja Namrud. Ketika api sudah berkobar dan Nabi Ibrohim sudah dimasukkan ke dalamnya. Dengan izin Allah api itu tidak dapat membakarnya. Justru di dalam api itu Nabi Ibrohim mendapatkan kenikmatan dari Allah, yang berupa selain dirinya tidak dapat dibakar dengan api, Nabi Ibrohim juga bisa leyeh-leyeh duduk di kursi goyang dengan memakan makanan yang diberikan oleh Allah. Allah berfirman:
?‚?„?†?§ ???§?†?§?±?ƒ?ˆ?†?? ?¨?±?¯?§ ?ˆ?‘ ?³?„?…?§ ?¹?„?‰ ?§?¨?±?§?‡???…
“Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”,(QS. Al-Anbiya’: 69).
c. Setelah mengajar di Madrasah Nidhomiyah, imam Ghozali menjadi orang yang mashur dan kaya. Namun suatu ketika beliau meninggalkan kenikmatan dunia itu dan berkeinginan untuk menjalankan alam Malakut. Akhirnya beliau bertekad menjalankan suatu perjalanan yang sangat panjang sepanjang 5000 KM tidak membawa bekal kecuali hanya tawakkal kepada Allah SWT. Dengan tawakalnya beliau bisa sampai ke tempat tujuan atas izin-nya.
d. Al-Quran yang dijadikan pedoman hidup umat Islam juga ada alam malakutnya, yaitu terdapat pada keistimewaannya yang tidak dapat didapat pada kitab selain Al-Quran. Kepahaman yang mendalam hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang beragama Islam. Selain itu, meskipun Al-Quran itu berbahasa Arab, tapi orang yang paham dan alim bahasa Arab bukan orang Arab asli tapi orang Ajam (imam Sibaweh).
Perlu diketahui bahwa alam Malakut itu tidak terkusus pada sesuatu yang ada di luar bumi yang tidak nampak, namun pembahasannya luas. Kadang ada yang di bumi dan di luar bumi. Namun yang penting adalah alam Malakut itu hanya diketahui dan dirasakan oleh orang Islam, terutama hamba-hamba Allah yang menjadi pilihan-Nya.
Ketika kita sudah mengetahui apa itu alam Mulki dan alam Malakut, maka kita akan beranjak menuju konsep-konsep Islam yang menawarkan sebuah kesejahteraan bagi umatnya yang mau menjalankannya. Kesejateraannya yaitu kesejahteraan dunia dan akhirat.
Islam sangat menawarkan kesejahteraan bagi pengikutnya. Namun sayangnya banyak yang tidak tahu tentang itu, atau juga memang ia sengaja lari dari konsep tadi, sehingga memilih satu kehidupan yang enak yang bersifat sementara dengan meninggalkan kehidupan yang abadi. Tapi kenyataannya kebanyakan dari mereka sensara dikehidupan dunia ini. Padahal Islam itu harus enak dunia dan akhirat. Kesensaraan itu disebabkan mereka tidak mau menolong agama Allah baik disengaja atau pun tidak. Padahal barang siapa yang menolong agama Allah maka dia akan ditolong Allah. Sehingga akibatnya berdampak pada diri mereka sendiri. Contoh kecilnya adalah orang Indonesia yang dijajah Belanda selama 350 tahun, selama dalam kekuasaan penjajah, kesensaraan terjadi dimana-mana. Kadang makan nasi selama 5 bulan dan makan jagung selama 7 bulan. Semua ini terjadi karena di waktu itu bangsa Indonesia yang menolong agama Allah sangatlah sedikit.
Konsep Islam sungguh sangat luar biasa. Seandainya umat Islam mau menjalankannya niscaya kesejahteraan akan dirasakan oleh semua lapisan. Contoh kecilnya tentang takaran makan yang diatur oleh Islam. Seorang muslim perindividu itu harus makan perhari bagi orang yang miskin 1 mud : 6 on seperempat, orang sedang 1 mud setengah dan orang yang kaya harus 2 mud, sehingga kalau ditotal semuanya, bagi seorang yang sedang harus menghabiskan 28 KL. Mengapa di sini kok harus 28 KL? Karena jumlah hari dalam satu bulan menurut penanggalan Islam itu ada 28 hari. sedangkan untuk hari yang ke 29, bulannya itu tidak nampak. Seandainya kurang dari 28 KL maka orang tadi itu belum dikatakan merasakan kesejahteraan Islam.
Penuturan tadi baru tentang nasinya belum menuju lauk-pauknya. Apabila dia sudah normal nasinya, hendaknya memilih lauk-pauk yang enak-enak. Allah befirman:
?ˆ?‚?„?†?§ ???§?§?¯?… ?§?³?ƒ?† ?§?†?? ?ˆ?²?ˆ?¬?ƒ ?§?„?¬?†?‘?© ?ˆ?ƒ?„?§ ?…?†?‡?§ ?±???¯?§ ????« ?´?¦???…?§ ?ˆ?„?§???‚?±?¨?§ ?‡?°?‡ ?§?„?´?‘?¬?±?© ?????ƒ?ˆ?†?§ ?…?† ?§?„?¸?§?„?…???†
“Dan kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqoroh: 35).
Namun sayangnya, meskipun ada rumus-rumus yang mengantarkan hidup yang enak di dunia dan akhirat, tapi ada sebagian dari mereka yang masih tirakat (puasa dalail). Dengan puasa ini mereka menginginkan akan kenikmatan dunia pada masa setelah puasa. Tapi mereka masih melarat. Sebenarnya tirakat puasa itu kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yang hendak mendekatkan diri kepada Allah, kususnya para Nabi dan Wali Allah. Puasamya hanya untuk Allah. Hatinya tidak pernah lepas dari mengingat Allah. Seandainya mereka melupakan Allah dengan waktu yang sangat singkat, niscaya mereka sudah dianggap dosa besar. Dan kebanyakan orang-orang yang menjalakan tirakat sekarang itu niatnya tidak seperti ini, makanya mereka tetap melarat dan miskin.
Apabila ada orang yang bernadzar ziarah ke makam Wali Songo dengan berjalan kaki. Adapun tempat antara dia dan tempat yang dinadzarinya itu sangat jauh bila dijangkau dengan berjalan kaki. Sungguh orang yang bernadzar tadi tidak wajib menjalankan nazarnya dengan berjalan kaki, sebab berjalan kaki itu pekerjaan hewan, kerbau dan sapi bukan manusia. Dan manusia itu bukanlah sapi atau kerbau. Tapi manusia itu adalah mahluk Allah yang dimulyakan, dia harus puya alat tranportasi yang dapat mengantarkannya ketika dia hendak pergi ke suatu tempat yang diinginkan, bukan dengan jalan kaki. Ingat dan ingat, Islam itu mulya dan pengikutnya juga harus mulya. Allah berfirman:
?ˆ?„?‚?¯ ?ƒ?±?‘?…?†?§ ?¨?†?? ?§?¯?… ?ˆ??…?„?†?§?‡?… ???‰ ?§?„?¨?±?‘ ?ˆ?§?„?¨??± ?ˆ?±?²?‚?†?§?‡?… ?…?‘?† ?§?„?·???‘?¨?§?? ?ˆ???¶?‘?„?†?§?‡?… ?¹?„?‰ ?ƒ?«???± ?…?…?‘?§?®?„?‚?†?§ ?????¶???„?§
“Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.” (QS. Al-Isro: 70).
???‚?ˆ?„?ˆ?† ?„?¦?† ?±?‘?¬?¹?†?§ ?§?„?‰ ?§?„?…?¯???†?© ?„???®?±?¬?†?‘ ?§?„?§?¹?²?‘ ?…?†?‡?§ ?§?„?§?°?„?‘ ?ˆ?„?„?‡ ?§?„?¹?²?‘?© ?ˆ?„?±?³?ˆ?„?‡ ?ˆ?„?„?…?¤?…?†???† ?ˆ?„?ƒ?†?‘ ?§?„?…?†?§???‚???† ?„?§???¹?„?…?ˆ?†
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita Telah kembali ke Madinah[1478], benar-benar orang yang Kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun: 8).