Sudah banyak manusia yang terlalai dan lupa bersyukur kepada Allah dengan banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya. Mereka sudah diberi nikmat yang banyak, alih-alih bertambah syukur kepada Allah tetapi justru mereka malah mengingkarinya dan acuh terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya.
Oleh karena itu jika kita dianugerahi nikmat yang banyak tetapi kita tidak mau berfikir siapakah yang telah memberikan nikmat tersebut berarti kebannyakan dari kita lupa akan siapa sebenarnya yang memberlkan nikmat itu. Setidaknya, kita sudah sering mendengar ayat dan terkadang membacanya sendiri yang artinya kurang lebih “Jika kamu sekalian mensyukuri nikmat Allah maka Allah akan menambahi nikmat tersebut, dan sebaliknya jika kamu sekalian mengingkari nikmat tersebut maka sesungguhnya adzab Allah itu sangatlah pedih”
Jika kita mengaku sebagai orang yang beriman kepada Allah dan beriman kepada kitab-kitab Allah maka kita harus meyakini pula bahwa apa yang tertulis di dalam kitab Allah yaitu Al-Qur’an itu benar dan tidak ada yang salah. Oleh karena itu kalau kita sudah mempunyai keyakinan demikian maka kita akan selalu iman dan percaya dengan apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an.
Dengan adanya ayat tersebut maka kita akan semakin yakin dan tahu bahwa yang memberikan nikmat tersebut tidak diragukan lagi adalah Allah SWT. Akan tetapi, meskipun ayat Allah itu sudah jelas sejelas sinar mentari tetapi masih banyak juga orang-orang yang lalai akan syukur kepada Allah dan mereka nanti akan teringat kepada Allah ketika sedikit nikmat itu oleh Allah dihilangkan. Dan mereka akan bertambah ingatnya kepada Allah jika nikmat itu dicabut semua oleh Allah kelak. itulah kebannyakan sifat atau watak manusia ketika mereka dilimpahi banyak nikmat dan selanjutnya akan lupa terhadap Sang Pemberi nikmat.
Kita tengok saja sedikit sejarah tentang Fir’aun yang begitu banyak nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya. Tetapi nikmat itu tidak menambah kedekatan Fir’aun kepada Allah melainkan justru malah menjauhkan Fir’aun kepada Allah karena tidak kuat atas nikmat yang telah diberikan kepadanya. Akhirnya, Fir’aun pun menjadi sombong bahkan sampai mengaku dirinya sebagai Tuhan. Dan juga cerita si Qorun yang juga tidak kuat terhadap nikmat yang telah diberikan kepadanya sehingga akhirnya ia pun juga mengingkari nikmat Alah yang telah diberikan kepadanya.
Termasuk nikmat yang besar yaitu ketika seorang yang diberi kesempatan untuk mempelajari ilmu agama. karena apa ?… dengan ilmu agama kita akan memperoleh keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi teman-taman yang masih belajar baik itu di pondok maupun di madrasah, itu juga merupakan anugrah yang besar dari Allah yang telah diberikan kepadanya. Maka dari itu supaya kita memperoleh keselamatan hendaknya kita berusaha untuk memperbanyak mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita dan marilah kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari agar kita diridhai oleh Allah atas apa yang telah kita lakukan setiap harinya amin ya robbal alamin…