من لم يقبل على الله بملاطفات الإحسان قيد إليه بسلاسل الامتحان

Siapa yang tidak suka menghadap Allah dengan cara kelembutan pemberian karunia Allah maka diseret kepada-Nya dengan rantai ujian

           Jika sekiranya Allah telah menentukan seseorang hamba-Nya itu sampai kepadaNya, sudah pasti hamba itu akan sampai kepada-Nya dengan cara-caranya Allah yang berbeda. Seorang hamba akan dibawa menghadap Allah melalui dua cara. Pertama adalah secara lemah-lembut. Diberi-Nya nikmat,dibukakan jalan untuk taat dan dipermudahkan perjalanannya hingga dia sampai kepada Allah. Cara kedua adalah cara paksaan. Allah memutuskan apa saja yang mengikat hamba-Nya tadi. Hamba itu yang telah menjadi enggan berjalan menuju kepada Allah   karena dia diikat oleh berbagai-bagai perkara seperti harta, kekuasaan, perniagaan dan sebagainya. Selagi perkara perkara itu mengikatnya, selagi itulah dia tidak dapat berjalan kepada Allah. Allah yang mengasihani hamba tadi, memutuskan semua ikatan tersebut dengan cara mendatangkan ujian bala kepadanya.

           Ujian bala memisahkan hamba dari apa saja yang menjadi penghalang antaranya dengan Allah. Kemudian ujian bala membentuk hati agar dia berputus asa dari apa yang telah terpisah daripadanya. Bila dia tidak butuh lagi kepada makhluk, barulah dia dibawa menghadap Allah. Dia sudah boleh berjalan menuju Allah   karena beban berat di atas bahunya sudah terbuang. Kakinya merasa ringan untuk melangkah, pikirannya tenang dan jiwanya tenteram. Hatinya dapat bermunajat kepada Allah  dengan khusyuk karena tidak ada lagi gangguan duniawi dan mata benda. Begitulah dua jalan yang disediakan oleh Allah   untuk membawa hamba-hambaNya kepada-Nya. Allah   berfirman:

وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. ( Ayat 15 : Surah ar-Ra’d )

BACA JUGA :  Hikmah 111 Al Ghofil wal Aqil

            Dari sini manusia bisa kita golongkan menjadi dua, ada yang menghadap kepada Allah dengan kelembutan karunia-Nya dan menegakkan syukur atas nikmat  yang diberikan padanya. Ada pula yang menghadap Allah dengan dengan rantai cobaan dan bencana.

           Maqom pertama ialah maqom syukur, yaitu orang-orang yang mendapat kenikmatan yang melimpah baik kesehatan atau harta benda dan kenikmatan itu dilaksanakan haknya dengan disyukuri dan  untuk amal sholeh. Kenikmatan dan harta menjadi jalan mulusnya untuk menghadap Allah. Kenikmatan diletakkan di tangan dan tidak masuk di hati. Maka hamba ini orang yang tunduk kepada Allah, mereka ini jumlahnya sedikit, sebagaimana firman Allah :

وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur (QS.Saba’:14)

            Maqom kedua, ia maqom sabar, yaitu menghadap kepada Allah dengan cara dipaksa supaya kembali beribadah kepada Allah dengan cara diberi cobaan. Mereka adalah orang-orang yang diberikan oleh Allah kenikmatan, harta benda yang banyak, kesehatan, diberikan kebahagiaan kemudian disibukkan dengan kenikmatan tersebut sehingga lalai dan semakin jauh dari Allah. Kemudian nikmat itu dicabut paksa Allah sebagai cobaan. Akhirnya hamba ini terpaksa kembali kepada Allah. Fisiknya rusak, harta habis, maka ia mau ke mana lagi kalau tidak kembali kepada Allah?, maka mereka kembali kepada Allah dengan rantai ujian.

اللهم اجعلني عبد امتنان لا عبد امتحان

Ya Allah, jadikan aku sebagai hamba yang diberi kenikmatan bukan hamba yang diberi cobaan

            Mari kita semua berdo’a, semoga dijadikan dan dikelompokkan Allah sebagai hamba yang ahli bersyukur,…Amin.

Artikulli paraprakKEMATIAN ITU DEKAT
Artikulli tjetërBALAGH RAMADLAN 1443 H PP. AL-ANWAR 1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini