Sebut saja Ulum, dia adalah penyedia jasa penitipan sepeda motor di sebuah pasar besar. Tiap harinya tempat penitipannya rame dengan lalu lalang orang yang menitipkan sepedanya. Baik dari pedagang atau para pengunjung pasar yang hendak membeli kebutuhan mereka. Saking banyanknya sepeda motor yang dititipkan kadang sampai membeludak di amperan ruangan yang disediakan Ulum. Untuk menjaga keamanan sepeda yang berada di emperan, Ulum memasang kamera CCTV pada lokasi tersebut.

Pertanyaan

1. Apakah emperan parkiran yang dipasangi CCTV sudah bisa dianggap hirzul mitsli?

Uraian Jawaban

       Akad wadi’ah atau dikenal dengan akad penitipan merupakan suatu kesepakatan yang bertujuan untuk membantu orang lain dalam menjaga barangnya. Di mana wadi’ sebagai orang yang dititipi bertanggang jawab dalam menjaga barang yang dititipkan kepadanya. Salah satu bentuk penjagaan adalah dengan menempatkan barang tersebut di tempat yang sudah memenuhi standar hirzul mitsli (standar keamanan barang).

       Setiap barang mempunyai standar hirzul mitsli yang berbeda-beda. Menurut Ulama’ Syafi’iyyah perbedaan standar hirzul mitsli bagi setiap barang dipengaruhi oleh ‘uruf (adat atau kebiasaan) yang berlaku dalam penjagaan barang tersebut. Sebagaimana dijelaskan di dalam ibarat:

قال الغزالي: (الشرط السادس) كونه محرزا وهو ما على سارقه خطر لكونه ملحوظا غير مضيع إما بلحاظ دائم إن لم يكن الموضع حصينا كالمتاع الموضوع في صحراء أو بلحاظ معتاد إن كان في الموضع حصانة كالحوانيت والدور، والمحكم فيه العرف،

العزيز شرح الوجيز المعروف بالشرح الكبير ط العلمية (11/ 195)

       Walaupun setiap barang mempunyai kriteria hirzul mitsli yang berbeda-beda, tapi semua kriteria yang ada mempunyai esensi yang sama yaitu berbentuk penjagaan yang bisa menjadikan orang lain tidak berani mengambilnya kecuali dengan cara sembunyi-sembunyi. Bentuk penjagaan yang semacam ini tidak mungkin bisa terwujud kecuali dengan pengawasan dari orang yang kuat (mampu menghadapi pencuri) dan selalu siaga, atau dengan menempatkan pada tempat yang mempunyai keamanan penyimpanan barang yang mampu mencegah pencurian walaupun tidak terjaga, atau dengan keduanya yaitu faktor tempat yang aman dan penjaga yang kuat dan siaga, sehingga bentuk penjagaan ini bisa mencegah pencurian barang. Penjelasan ini berdasarkan ibarat:

وعبارة المنهاج وشرحه الشرط الرابع كونه محرزاً وإنما يتحقق الإحراز بملاحظة للمسروق من قويّ مستيقظ أو حصانة موضعه وحدها أو مع ما قبلها كما يعلم مما يأتي لأن الشرع أطلق الحرز ولم تضبطه اللغة فرجع فيه إلى العرف وهو مختلف باختلاف الأحوال والأوقات والأموال ، وإنما اشترط ذلك لأن غير المحرز ضائع بتقصير مالكه

BACA JUGA :  Konvoi Syi'ar Islam

حاشية البجيرمي على الخطيب – العلمية (5 /47)

EMPERAN BER-CCTV.

       Memandang emperan parkir yang terbuka sebagaimana yang ada di dalam diskripsi, maka tempat tersebut tidak memenuhi standar hirzu mitsli, karena penempatan motor pada tempat tersebut memudahkan pencuri untuk melancarkan aksinya. Tanggung jawab pada motor yang diletakkan di tempat tersebut harus disertai penjaga yang mampu mencegah pencurian motor di lokasi tersebut, baik pencegaan tersebut dengan kekuatannya atau dengan meminta tolong kepada orang lain sehingga bisa menjadikan pencuri tidak berani mengambil motor. Sebagaiman keterengan dalam ibarat:

قوله: (وشرط الملاحظ قدرته على منع سارق) أي على منع السارق بالفعل وإن ضعف عن غيره، فلو وضع متاعه بموضع فتغفله سارق أضعف منه قطع، أو أقوى منه فلا قطع، قوله: (أو استغاثة) بمعجمة فمثلثة أو مهملة فنون. تنبيه: لا يشترط في الملاحظ أن يراه السارق على المعتمد، ويشترط كونه يقظان

حاشيتا قليوبي وعميرة (4/ 192)

       Adapun CCTV hanya mempunyai fungsi mendeteksi pelaku pencurian, tidak bisa mencegah pelaku ketika pelaku beraksi. Hal inilah yang menjadikan area parkiran terbuka yang hanya mengandalkan CCTV tanpa adanya penjaga, dianggap sebagai tempat yang tidak memenuhi standar hirzul mitsli. Andaikan terjadi kehilangan motor karna ditempatkan di tempat tersebut, maka dianggap sebagai keteledoran yang dilakukan oleh penyedia jasa penitipan tersebut, sehingga dia harus bertanggung jawab atas keteledorannya tersebut. hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam ibarat:

) وعليه ) أي الوديع ( أن يحفظها ) أي الوديعة لمالكه أو وارثه ( في حرز مثلها ) فإن أخر إحرازها مع التمكن أو دل عليها سارقا بأن عين له مكانها وضاعت بالسرقة ، أو دل عليها من يصادر المالك بأن عين له موضعها فضاعت بذلك ضمنها لمنافاة ذلك للحفظ.

حاشية البجيرمي على الخطيب –  (9 /317)

 

Sekian, semoga bermanfaat, Wallahu a’lam bish-showab.

 

Artikulli paraprakMuharram Bulan Mulia
Artikulli tjetërBUBUR SURO DAN SEORANG YAHUDI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini