?????„???ˆ?’?„???§ ?†???µ???±???‡???…?? ?§?„?‘???°?????†?? ?§???‘???®???°???ˆ?§ ?…???†?’ ?¯???ˆ?†?? ?§?„?„?‘???‡?? ?‚???±?’?¨???§?†?‹?§ ?¢???„???‡???©?‹ ?¨???„?’ ?¶???„?‘???ˆ?§ ?¹???†?’?‡???…?’ ?ˆ???°???„???ƒ?? ?¥?????’?ƒ???‡???…?’ ?ˆ???…???§ ?ƒ???§?†???ˆ?§ ???????’?????±???ˆ?†?? (28)?ˆ???¥???°?’ ?µ???±?????’?†???§ ?¥???„?????’?ƒ?? ?†???????±?‹?§ ?…???†?? ?§?„?’?¬???†?‘?? ?????³?’?????…???¹???ˆ?†?? ?§?„?’?‚???±?’?¢???†?? ?????„???…?‘???§ ?­???¶???±???ˆ?‡?? ?‚???§?„???ˆ?§ ?£???†?’?µ???????ˆ?§ ?????„???…?‘???§ ?‚???¶?????? ?ˆ???„?‘???ˆ?’?§ ?¥???„???‰ ?‚???ˆ?’?…???‡???…?’ ?…???†?’?°???±?????†?? (29) ?‚???§?„???ˆ?§ ?????§ ?‚???ˆ?’?…???†???§ ?¥???†?‘???§ ?³???…???¹?’?†???§ ?ƒ???????§?¨?‹?§ ?£???†?’?²???„?? ?…???†?’ ?¨???¹?’?¯?? ?…???ˆ?³???‰ ?…???µ???¯?‘???‚?‹?§ ?„???…???§ ?¨?????’?†?? ?????¯?????’?‡?? ?????‡?’?¯???? ?¥???„???‰ ?§?„?’?­???‚?‘?? ?ˆ???¥???„???‰ ?·???±?????‚?? ?…???³?’?????‚?????…?? (30) ?????§ ?‚???ˆ?’?…???†???§ ?£???¬?????¨???ˆ?§ ?¯???§?¹?????? ?§?„?„?‘???‡?? ?ˆ???¢???…???†???ˆ?§ ?¨???‡?? ???????’?????±?’ ?„???ƒ???…?’ ?…???†?’ ?°???†???ˆ?¨???ƒ???…?’ ?ˆ???????¬???±?’?ƒ???…?’ ?…???†?’ ?¹???°???§?¨?? ?£???„?????…?? (31) ?ˆ???…???†?’ ?„???§ ?????¬???¨?’ ?¯???§?¹?????? ?§?„?„?‘???‡?? ?????„?????’?³?? ?¨???…???¹?’?¬???²?? ?????? ?§?„?’?£???±?’?¶?? ?ˆ???„?????’?³?? ?„???‡?? ?…???†?’ ?¯???ˆ?†???‡?? ?£???ˆ?’?„???????§?????£???ˆ?„???¦???ƒ?? ?????? ?¶???„???§?„?? ?…???¨?????†?? (32)

“Maka Mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. bahkan tuhan-tuhan itu Telah lenyap dari mereka? Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan.Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. ketika pembacaan Telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.Mereka berkata: “Hai kaum kami, Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu[1390] dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.

Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah Maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata”.( Al-Ahqaf Ayat 28-32)

Makkah, tempat di mana Nabi besar Muhammad saw dilahirkan telah dikelilingi oleh negara-negara yang mana di situ Allah telah menimpakan azab dan bencana bagi kaum yang tidak mau menerima seruan Nabi yang telah diutus Allah. Untuk arah utara, Makkah berbatasan dengan negeri Nabi Shaleh as dan arah selatan, Makkah berbatasan dengan negara Nabi Hud as.

Siksa yang begitu besar itu telah ditimpakan Allah kepada umat yang balelo ini begitu kuat sekali sampai-sampai kurma yang begitu kuat sekali dapat roboh karena diterjang angin yang begitu kencang. Hal ini karena adanya murka Allah. Ada juga siksa, bumi yang dibalik yang ditimpakan kepada umat Nabi Luth as. Memory kaum Luth ini terkenal dengan sebutan “Bahrul Mayyit”. Semua itu diabadikan Allah sampai zaman sekarang. Sungguh aneh kejadian itu! Lihatlah lautan dari Bahrul Mayyit itu, lautannya seperti bangkai, sebab tidak asin dan tidak pula dingin tapi tanahnya asin. Subhanallah.

Semua kejadian tadi merupakan peristiwa di atas pemikiran. Hanya Allah yang dapat mengetahui hikmat yang tersirat di baliknya. Sebab semua kejadian yang tertjadi pada manusia kadang ada yang dijangkau oleh akal manusia dengan hukum causalitas (sebab akibat) dan kadang sebaliknya tapi terjadi. Dan semua kejadian yang dibawa oleh Nabi-Nabi Allah yang berupa mukjizat itu banyak yang tidak masuk akal. Contohnya, peristiwa perang Badar, di mana orang-orang kafir yang terbunuh itu berjumlah sebanyak 70 orang. Termasuk di dalamnya adalah Abu Jahal. Semua orang yang mati ini adalah orang-orang yang menghina, mencaci-maki dan menghambatkan penyebaran syariat Islam selama di tanah suci Makkah.

Ketika Allah menurunkan siksa dan azab kepada hamba-Nya yang mursal, maka Syetan yang menyertainya akan lari darinya sehingga syetan tadi tidak kena azab tadi. Siksa tadi hanya dinikmati oleh hamba yang durhaka tadi tanpa ditemani syetan meskipun syetan itu adalah orang mengajak pada murka Allah dan kesesatan sampai manusia menemui ajalnya dengan kondisi kafir, tidak beriman kepada Allah..

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia Berkata kepada manusia: “Kafirlah kamu”, Maka tatkala manusia itu Telah kafir, Maka ia berkata: “Sesungguhnya Aku berlepas diri dari kamu, Karena Sesungguhnya Aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam”.) Al-Hasyr :16)

“Setiap seseorang itu mempunyai dua teman. Teman yang jelek, yaitu Syaithan dan teman yang bagus, yaitu Malaikat.” (Al-Hadis)

Setelah menerangkan siksa yang telah diturunkan kepada umat-umat terdahulu, Syaikhina Maimoen Zubair melanjutkan pembahansannya tentang jin. Jin adalah mahluk Allah yang berjisim halus yang mempunyai kewajiban sebagaimana kuwajiban yang ditugaskan Allah kepada manusia. Meskipun sama-sama mempunyai kuwajiban terhadap Allah, keduanya juga ada perbedaan yang signifikan, yaitu kalau manusia itu bisa membaca dan menulis sedangkan kalau jin tidak bisa. Jin hanya bisa mendengar ilmu-ilmu yang telah disampaikan manusia. Maka dari itu di alam jin tidak ada orang yang alim sebagaimana yang di dapat dialam manusia.

Anehnya, meskipun jin itu tidak bisa menulis dan membaca, Rasulullah saw juga tidak bisa menulis dan membaca (ummi). Namun dalam peermasalahan ini uminya Rasulullah saw tidak bisa disamakan dengan jin yang tidak bisa membaca dan menulis sebab uminya Nabi Muhammad saw itu mukjizat Allah. Memang benar Rasulullah saw tidak bisa membaca tulisan yang ada di bumi tapi beliau dapat membaca tulisan yang berada di Lauhul Mahfudz. Dan juga bisa mendengar kerikan Kalam yang berada di sana. Makanya jangan pernah menghina Nabi Muhammad saw dengan buta huruf.

Buta huruf itu dikatagorikan menjadi dua bagian, yaitu buta huruf di dunia dan buta huruf di akhirat. Buta huruf di dunia adalah buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis selama di dunia. Buta huruf di akhirat adalah buta yang disebabkan karena melupakan ayat-ayat Allah selama hidup di dunia, sehingga akibatnya dia tidak bisa membca dan menulis di akhirat. Seberapa orang itu paham Al-Quran seberapa orang itu akan bisa membaca dan menulis di akhirat.

” (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan Kitab amalannya di tangan kanannya Maka mereka Ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.”

” Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).” (Al Israa’ : 71-72)

Bagi umat islam itu harus hafal surat Al-Fatihah. Ada 7 ayat, di dalamnya ada sifat rahman Allah yang dibagikan untuk orang Islam dan orang yang bukan Islam. Makanya orang Islam itu harus hidup enak di dunia dan akhirat. Apabila tidak bisa keduanya, maka cukup baginya untuk memilih negeri akhirat sebab akhirat adalah negeri yang kekal dan abadi.

Orang-orang kafir yang mendapat nikmat yang agung kelak akan berbondong-bondong masuk Islam kecuali orang Yahudi. Yahudi masih bersikokoh dengan agamanya. Wajar saja ketika ditawarkan kepada mereka hal itu ditolaknya. Yahudi hanya menerima ajaran Taurat yang dibawa oleh Nabi Musa as.

Nabi Musa as adalah Nabi yang nenpunyai umat Yahudi dan umat dari bangsa jin. Jin ini yang kelak mendengar bacaan Al-Quran tadi. Lalu sebagian dari mereka ada yang beriman kepada Allah dan ada yang tidak. Jin-jin mencari ilmu dengan cara mendengarkan pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh ulama. Contoh kecilnya, dulu ketika Mbah Zubair Dahlan sedang mengajar, ada jin yang mendengarkan. Kejadian itu diketahui oleh Mbah Syuaib. Melihat dirinya diketahui oleh Mbah Syuaib, jin itu lari. Namun dengan kebijaksaan Mbah Syuaib jin itu disuruh untuk mendengarkan pengajian tadi.

Jin itu sangat senang mendengarkan bacaan Al-Quran. Terutama bacaan Al-Quran yang dibaca pada waktu menjalankan shalat Subuh. Makanya di waktu ini disunnahkan untuk membaca surat yang panjang-panjang. Minimalnya surat An-Naba’ jangan membaca surat Al-Kutsar. Tapi sayangnya umat sekarang tidak sperti zman dahulu. Kebanyakan dari mereka tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh syariat Islam.

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan” ( Al-Israa’: 78)

Ketika Matahari tergelincir menuju waktu malam menyinggahi waktu Dzuhur, Asar, Magrib dan Isya’ umat Islam ketika menjalankan shalat membaca surat yang pendek-pendek. Adapun ketika sudah sampai waktu shalat Subuh hendaknya surat yang dibaca itu panjang-panjang sebagaimana yang telah diterangkan tadi. Jika tidak sesuai dengan aturan tadi, itu termasuk bid’ah. Namun kamu jangan menghina orang tadi.

ketika jin mendengarkan bacaan ayat suci Al-Quran yang dilantunkan, mereka menyuruh kaumnya untuk diam guna untuk mendengarkan bacaan Al-Quran tadi.

Orang Syiah itu berpendapat bahwa shalat yang wajib itu adalah shalat Asar dan Subuh. Dia hanya mengambil sebagian dari Al-Quran. Berbeda dengan Ahlusunnah Waljamaah yang mengambil semua isi Al-Quran tanpa mengesampingkan yang lain. Semua shalat lima waktu itu wajib, namun yang mendapat perhatian yang lebih adalah shalat Asar dan Subuh.

Amirul Ulum

Sarang, 27 Februari 2011-02-27

Catatan: Artikel ini diambil dari pengajian tafsir Syaikhina Maimoen Zubair pada tanggal 13 Juni 2010

BACA JUGA :  Kajian Tafsir Surat Al-Ahqaaf Ayat 20-27
Artikulli paraprakPrasasti Kepilauan Islam di Balik Lagu Isabela
Artikulli tjetërKeutamaan Ilmu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini