Kita semua tahu bahwa ilmu itu penting dalam kehidupan manusia. Bahkan semua orang mengakui betapa pentingnya ilmu bagi manusia, lebih-lebih kita yang beragama islam yang melakukan sesuatu harus berdasarkan ilmu

Nabi bersabda dalam hadistnya yang berbunyi,

“Barang siapa yang ingin menghendaki dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin menghendaki akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin menghendaki keduanya maka harus dengan ilmu”.

Dari hadist di atas bisa kita ambil sebuah kesimpulan,jika kita menginginkan hidup di dunia dan akhirat bahagia (enak) maka harus didasari dengan ilmu.

Kita tidak mungkin bisa merasakan kebahagiaan di dunia tanpa adanya ilmu. Begitu juga di akhirat tidak mungkin kita akan bisa merasakan kebahagiaan di akhirat jika kita tidak mempunyai ilmu. Dan dengan ilmu kita bisa tahu bagaimana caranya untuk berkomunikasi terhadap orang lain dengan baik dan bersosialisasi dengan baik, dan masih banyak yang lain yang berhubungan dengan duniawi, dan semua membutuhkan ilmu. Begitu juga sesuatu yang berhubungan dengan akhirat, itupun juga membutuhkan ilmu. Walhasil segala sesuatu, sekecil apapun di dunia ini tidak lepas dari ilmu.

“Manusia hidup tanpa berilmu, tak ubahnya orang yang berjalan di kegelapan malam tanpa cahaya, karena ilmu merupakan lentera dalam kehidupan,lebih-lebih ilmu agama yang bisa mencetak manusia yang berakhlaq dan bermoral”.

Dan yang bisa mencetak seseorang itu menjadi pemuda yang berakhlaq mulia dan pemuda yang bermoral tinggi, hanyalah pendidikan baik di madrasah dan di pesantren.Yang mana pendidikan di madrasah dan pendidikan di pesantren adalah salah satu pendidikan yang bisa mencetak anak-anak bangsa menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak dan bermoral.

BACA JUGA :  Kemerdekaan RI

Akan tetapi, kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pendidikan madrasah dan pendidikan pesantren adalah pendidikan yang kolot, kampungan, yang tidak sesuai dengan zaman modern ini. Maka tidak diherankan lagi jika anaknya menjadi anak yang liar dan berani kepada kedua orang tuanya, karena kedua orang tuanya salah di dalam mengarahkan anaknya. Nabi bersabda dalam hadistnya yang berbunyi,

“Tiap-tiap anak itu lahir dalam keadaan fitroh (suci), hanya ibu dan bapaknyalah yang membuat anak itu menjadi yahudi, nasrani atau majusi”.

Artikulli paraprakKeutamaan Berzikir dan Kemiripan Yaman dengan Indonesia
Artikulli tjetërSiksa Allah dan Negeri Jin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini