Tak terasa saat ini kita telah memasuki bulan Dzul Hijjah, salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT; bukan hanya itu saja, bulan ini menjadi istimewa karena di dalamnya terdapat salah satu dari dua hari raya umat islam, yakni Idul Adha pada tanggal 10 Dzul Hijjah, pada hari itu umat islam disyari’atkan untuk melakukan sholat Idul Adha dan juga berqurban, baik dengan menyembelih sapi, kerbau, unta, ataupun kambing.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ  ٢

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.(QS. Al-Kautsar : 2)

Menurut Syaikhina KH. Maimoen Zubair, zakat fitrah merupakan syiar umat islam pada saat hari raya Idul Fitri. Nah, jika di hari raya Idul Fitri ada zakat fitrah, maka pada hari raya Idul Adha ada yang namanya qurban, kedua hal ini merupakan syiar umat islam yang sangat penting.

Kemudian, Zakat fitrah ini merupakan ibadah yang disyariatkan khusus pada Nabi Muhammad, sedangkan ibadah qurban mulanya disyariatkan kepada Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, kedua Nabi ini merupakan Nabi yang istimewa dari yang lain, tidak ada Nabi lain yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT seperti halnya kedua Nabi ini.

Bukan hanya itu saja. Juga, dari situ menimbulka pertanyaan tentang kedua Nabi ini besok saat kita di Alam Barzakh, Siapa Bapakmu?” “Nabi Ibrahim” “Siapa Nabimu” “Nabi Muhammad SAW”

Ketika kita melakukan sholat, pada saat Tasyahud akhir, kita disunnahkan untuk membaca sholawat kepada Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim

عن أبي مسعود الأنصاري أنه قال : أتانا رسول الله ﷺ في مجلس سعد بن عبادة فقال له بشير بن سعد: أمرنا الله تعالى أن نصلي عليك يا رسول الله! فكيف نصلي عليك؟ قال فسكت رسول الله ﷺ حتى تمنينا أنه لم يسأله ثم قال)) قولوا: اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وبَارِكْ عَلى مُحَمَّدٍ وعلى آل مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ على آل إبرَاهِيْمَ في العالمين إنك حميدٌ مَجِيْدٌ والسلام كما قد علمتم((

رواه الدارقطني

>Diriwayatkan dari Abi Mas’ud Al-Anshory bahwa ia berkata, “Rosulullah SAW mendatangi kami di majlis Sa’ad bin Ubadah, kemudian Basyir bin Sa’id bertanya kepadanya (nabi), “Wahai Rasulullah! Allah memerintahkan kita untuk bersholawat kepada engkau, maka bagaimana cara kami bersholawat?”. Kemudian Rosulullah terdiam hingga kami sempat berpikir andai saja tadi ia (Basyir) tidak bertanya; namun kemudian Rasulullah bersabda, ((Ucapkanlah  اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وبَارِكْ عَلى مُحَمَّدٍ وعلى آل مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ على آل إبرَاهِيْمَ في العالمين إنك حميدٌ مَجِيْدٌ , adapun (cara) salam seperti yang telah kalian ketahui))”. HR. Ad-Daruquthni

Amal-amal ini merupakan syiar agama Islam, jika amal-amal syiar ini dilaksanakan dengan baik maka akan menjadikan agama Islam ini ramai sehingga dapat memuliakan umat Islam

BACA JUGA :  Kajian Tafsir Surat Al-Ahqaaf Ayat 20-27

وَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِه وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ 8

Kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui (QS. Al-Munafiqun : 8)

Pelaksanaan qurban sendiri juga pernah dilaksanakan oleh kedua putra Nabi Adam AS, yakni Qabil dan Habil; pada saat itu Habil berqurban dengan kambing, sedangkan Qabil berqurban dengan hasil tani. Kemudian allah menurunkan api dari langit untuk melahap kambing Habil sebagai tanda bahwa qurbannya diterima. Menurut Syaikhina KH. Maimoen Zubair mengapa yang diturunkan adalah api? Karena Qurban merupakan bentuk taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah), yang menghilangkan kejelekan, nah api itu merupakan hal yang jelek; karena Syaitan itu terbuat dari api, berbeda dengan manusia yang terbuat dari air.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ 27

Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka (qurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah : 27)

Disarikan dari pengajian ahadan Syaikhina KH. Maimoen Zubair surat Al-Maidah ayat 27

Artikulli paraprakHari Arafah dan Keutamaannya
Artikulli tjetërAnda Ingin Bebas Dari Problema ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini