إِنَّمَا أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِتَكُوْنَ بِهِ عِلَيْهِ وَارِدًا أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِيَتَسَلَّمَكَ مِنْ يَدِ الْأَغْيَارِ وَ لِيُحَرِّرَ مِنْ رَقِّ الْأَثَارِ أَوْرَدَ عَلَيْكَ الْوَارِدَ لِيَخْرُجَكَ مِنْ سِجْنِ وُجُوْدِكَ إِلَى فَضَاءِ شُهُوْدِكَ
Sesungguhnya Tuhan memberikan kepadamu warid (yaitu ilmu pengertian atau perasaan dalam hati, sehingga mengenal dan merasa benar-benar akan kebesaran karunia Allah), hanya semata-mata supaya engkau mendekat dan masuk kehadirat Allah. Allah memberikan warid itu untuk menyelamatkanmu dari cengkeraman materi, dan membebaskanmu dari perbudakan hawa nafsu. Allah memberikan kepadamu warid untuk mengeluarkanmu dari penjara wujudmu dan membawamu ke angkasa penyaksianmu.
Allah memberikan Al-Warid kepadamu agar kamu bisa wusul kepadaNya, terbebas dari makhluk dan terbebas dari penjara wujudmu menuju kebebasan ma’rifat kepada Allah.
Al-Warid adalah Al-Ma’arif Al-Uluhiyyah (pengetahuan langsung dari Allah), ini berbeda dengan ilmu biasa yang masuk lewat belajar, mengaji, menghafal dan lain-lain. Al-Warid itu juga masuk kedalam akal, bedanya ilmu biasa yang didapatkan dengan belajar itu bisa baik bisa juga tidak baik, bisa masuk kedalam akal bisa juga tidak, kalau Al-Warid yang langsung dari Allah SWT itu pasti benar dan langsung masuk kedalam akal dan hatimu.
Contohnya ada seseorang yang diberi dunia, ia ingin melakukan ajakan syahwatnya, ingin ini juga ingin itu, lalu ia diberi Al-Warid oleh Allah maka ia menjadi tahu bahwa dunia itu rendah, akhirnya pengertian ini masuk kedalam hati, lalu dia tidak suka dunia, tidak suka meluaskannya tapi ia hanya cinta kepada Allah SWT.
Al-Warid itu langsung dari Allah dan diberikan kepada hamba yang dicintaiNya, Allah berfirman:
وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ – ٣٤
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir. ( Q.S. Al Baqoroh 34 )
Iblis tidak mau sujud, ia adalah musuhmu sedangkan Allah mencintaimu maka Allah memerintahkan iblis agar ia sujud kepadamu tapi ia menolak, akhirnya Allah mengusirnya dari surga dan tidak meridhoinya.
Contoh lain ada ahli maksiat lalu ia diberi Al-Warid oleh Allah, akhirnya ia merasa menyesal dan malu kepada Allah, hal ini langsung masuk kedalam hati.
Al-Warid didatangkan oleh Allah SWT untuk 3 hal:
1. Agar kamu cinta kepada Allah
2. Tidak ditawan oleh selain Allah, tidak ditawan oleh syahwat dan lain-lain
3. Dilepaskan dari melihat dirimu sehingga kamu melihat kepada Allah SWT
عَنْ الْحَارِثِ بْنِ مَالِكٍ الْأَنْصَارِي أَنَّهُ مَرَّ بِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ: كَيْفَ أَصْبَحْتَ يَا حَارِثَةُ؟ قَالَ : أَصْبَحْتُ مُؤْمِنًا حَقًّا. قَالَ: انْظُرْ مَا تَقُولُ ، إِنَّ لِكُلُّ حَقٍّ حَقِيقَةً ، فَمَا حَقِيقَةُ إِيمَانِكَ؟ قَالَ: عَزَفْتُ نَفْسِي عَنِ الدُّنْيَا ، وَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى عَرْشِ رَبِّي بَارِزًا ، وَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى أَهْلِ الْجَنَّةِ يَتَزَاوَرُونَ فِيهَا ، وَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى أَهْلِ النَّارِ يَتَضَاغَوْنَ فِيهَا . قَالَ : يَا حَارِثَةُ ! عَرَفْتَ فَالْزَمْ قَالَهَا ثَلَاثًا
Sesungguhnya dia (Al-Hartis bin Malik) lewat di depan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian beliau bertanya kepadanya, ‘Bagaimana kondisimu di pagi ini wahai Haritsah?’ Dia menjawab, ‘Di pagi ini aku berada pada puncak keimanan.’ Rasulullah bersabda, “Pikirkanlah apa yang engkau ucapkan, karena sesungguhnya setiap yang haq itu ada bukti kebenarannya, lalu apa bukti kebenaran imanmu?’ Al Harits menjawab, ‘Aku telah menjauhkan diriku dari dunia, seakan-akan aku melihat Arsy Tuhanku nampak dengan jelas, dan aku melihat penduduk surga, mereka saling kunjung-mengunjungi di sana, dan seakan-akan aku juga menyaksikan penduduk neraka mereka saling hiruk pikuk menjerit di sana.’ Rasulullah bersabda, ‘Wahai Haritsah, engkau telah mengetahui hakekat keimanan maka konsistenlah,” Hal ini beliau ucapkan ulang tiga kali.