Kunjungan Silaturrahim Syaikh Muhammad Rajab Dieb, Syaikh Mahmud Syahadah dan Syaikh Umar Muhammad Dieb dari negeri Syam yang sekarang dikenal dengan negara Suriah, di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang. Rabu malam (18/12).

Beliau sampai di PP. Al-Anwar sebelum maghrib yang kemudian jama’ah sholat maghrib bersama Masyayikh dan santri tentunya di Musholla PP. Al-Anwar.

Dalam kunjungan kali ini Syaikh Muhammad Rajab Dieb memberikan mau’idhoh, beliau memberikan sedikit penjelasan yang mungkin hal ini sederhana akan tetapi sangat istimewa sekali.
Beliau menyampaikan ketika sholat di musholla ini merasakan sholat disini mirip sekali dengan sholat pada masjid yang pertama kali dibangun dulu zaman Rasulullah.

Dulu masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah adalah masjid yang sangat sederhana sekali, dan bahkan mungkin yang kita tempati ini (musholla Al-Anwar) lebih mewah & bagus dibanding masjid Rasulullah, di masjid Rasulullah kita tidak melihat karpet, atap hanya terbuat dari daun kurma, pada saat hujan turun di masjid tersebut ketika sholat pada waktu sujud maka tempat itu akan dipenuhi dengan genangan air.

Tapi masjid yang seperti itu adalah masjid yang sangat luar biasa. Kalian tahu apa yg terjadi selanjutnya ? kata beliau.

Di masjid sederhana itulah Allah menciptakan sebaik-baik umat bagi kemanfaatan manusia, dan menjadi kebanggaan tidak hanya untuk kota Madinah, tapi juga seluruh dunia, sama seperti musholla Al-Anwar ini meskipun sederhana bisa melahirkan orang-orang yang bermanfaat bagi banyak manusia.

Dan tempat yang kita tempati saat ini musholla Al-Anwar ini kata beliau adalah seperti anak kandung dari masjid Rasulullah.

Kemudian beliau menutup mau’idhohnya, memerintahkan pada kita untuk berjalan sesuai dengan manhaj Syaikhina, dan meneruskan perjuangan beliau.

BACA JUGA :  KEGIATAN SANTRI BARU

Dan dalam kesempatan ini Syaikh Mahmud Syahadah juga memberikan mau’idhoh, disini beliau menyampaikan sejatinya saat kehilangan sosok Syaikh Maimoen adalah kehilangan yang sangat luar biasa sekali, kehilangan bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tetapi bagi seluruh umat Islam di dunia. Beliau berkeyakinan bahwa dakwah yang beliau tanam ditempat ini akan semakin luas, dan semakin kuat.

Beliau juga mengatakan ruhaniyah guru kita Syaikhina Maimoen tidak akan meninggalkan kita semua, yakinlah saat ini ruhaniyah guru kita sedang bersama kita.

Diakhir acara kunjungan ini ditutup dengan do’a dan dilanjutkan pembacaan Qosidah Istighosah Sa’duna fiddunya.

Semoga beliau-beliau dan masyayikh semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT, dan juga selalu diberikan kesehatan. Amin.

Rabu malam, 22 R. Akhir 1441 H / 18 Desember 2019 M.

Artikulli paraprakSyaikhuna KH. Maimoen Zubair di mata santri
Artikulli tjetërHukum Menyebutkan Binti Fulan Dalam Akad Nikah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini