MUQODIMAH

S

ebentar Lagi rakyat Jawa Timur akan menggelar hajat besar, yaitu pesta politik pemilihan gubernur untuk menentukan nasib rakyat kedepan. Ada satu hal yang dilupakan ketika gerakan Utara democrat mendominasi panggung politik di Indonesia, yaitu tokoh-tokoh nasional yang bisa di kategorikan sebagai pemimpin bangsa. Karena persaingan politik untuk meraih posisi penting.mengakibatkan para elite politik tenggelam dalam kesibukan ( baca: keramaian ) pasar tawar – menawar jabatan yang cenderung mengabaikan prinsip-prinsip pembelaan terhadap kepentingan rakyak kecil .karena orientasi para tokoh politik bukan lagi membela kepentingan rakyat dan bangsanya, tetapi terfokus pada ambisi mencapai masa depan karir politiknya yang cemerlang dan mempertahankannya untuk diwariskan kepada anak cucu.

Demikianlah derita bangsa ini, kehancuran diambang pintu tetapi tidak ada seorang tokoh yang memelopori perlawanan rayak semesta terhadap upaya penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh pihak barat .gerakan DEVIDE ET IMPERA (dipecah belah kemudian dikuasai )berlangsung dengan isu disentegrasi bangsa dalam bentuk nafsu separatisme yang di tumbuh suburkan di berbagai wilayah di Indonesia .

Disinilah kita perlu menoleh agenda-agenda masa depan, sembari mengaca diri untuk merumuskan peran dalam mewujudkan masyarakat madani yang merupakan cita-cita bangsa Indonesia .

PEMIMPIN DAN KEMESTIANNYA

Siknifikansi peran kepemimpinan nasional dalam mewujudkan masyarakat madani tentu tidak perlu di pertanyakan lagi, oleh karenanya pemimpin Jawa Timur yang akan ditetapkan lewat Sidang nanti, hendaknya memenuhi kriteria sebagaimana diharapkan rakyat Jawa Tengah ( baca :umat islam ).

Kalau kita menengok devinisi pemimpin dalam bahasa Indonesia di sana kita temui beberapa keterangan yang cukup memperjelas kemestian seorang pemimpin menurut kultur Indonesia. Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi kedua ( Balai pustaka cetakan 1995 ) diterangkan pemimpin itu adalah kata benda berasal dari "pimpin", pemimpin adalah orang yang memimpin dengan pengertian:

  • Membimbing, menuntun, menunjukkan jalan
  • Mengetahui atau mengepalai
  • Memandu
  • Memenangkan paling banyak
  • Melatih, mendidik, mempelajari.

Demikianlah devinisi pemimpin dalam bahasa Indonesia dan sekaligus sesuai dengan kultur bangsa Indonesia.

Ibnu Kholdun misalnya, menjelaskan empat sarat bagi kepala Negara, yaitu: berilmu, adil, kelayakan, sehat panca indra dan anggota tubuh.

Pemimpin itu adalah orang yang mempunyai tanggungjawab terhadap rakyatnya untuk membimbing mereka menuntun dan menunjukkan jalan yang benar. Pemimpin itu mempunyai potensi kemampuan menggalang kekuatan rakyat untuk diarahkan kepada kebenaran dan keadilan. Ada dua prinsip yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:

  • Bertanggungjawab atas nasib rakyat dan bangsa
  • Mempunyai potensi kepeloporan dan penggalangan kekuatan rakyat untuk memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Amat disesalkan dua prinsip kepemimpinan ini boleh dikata hampir tak terlibat lagi pada kebanyakan tokoh-tokoh elit politik dinegeri ini. Sehingga dengan mudah disingkirkan oleh para serigala bangsa atas nama rakyat dan bangsa Indonesia.

BACA JUGA :  Kejernihan Salafus Sholeh di Mata Santri Era Globalisasi

Umat islam telah memiliki referensi berupa kitab suci, hadist nabi, ijtihad para ulama` dalam menentukan kriteria pemimipin yang relevan dalam rangka untuk mencapai masyarakat madani

  • Kekuatan ilmu dan kekuatan jasmani

?¥?† ?§?„?„?‡ ?¥?µ?·???§?‡ ?¹?„???ƒ?… ?ˆ?²?§?¯?‡ ?¨?³?·?© ???? ?§?„?¹?§?… ?ˆ?§?„?¬?³?… ?ˆ?§?„?„?‡ ???¤???? ?…?„?ƒ?‡ ?…?† ???´?§?? ?ˆ?§?„?„?‡ ?ˆ?§?³?¹ ?¹?„???… ( ?§?„?¨?‚?±?© 247)

Ayat ini menegaskan tentang tipe pemimpin yang Alloh kehendaki untuk memimpin bani isro’il yaitu orang yang diberi oleh Alloh dengan kekuatan ilmu kepemimpinan dan kekuatan jasmni yang dengan kekuatan tersebut sebagai sarana pendukung keberanian dan kemampuan dalam menggalang rakyat untuk menuju kebaikan

  • Kekuatan, keyakinan dan kesabaran

?ˆ?§?¬?¹?„?†?§ ?…?†?‡?… ?£?¦?…?© ???‡?¯?ˆ?† ?¨?£?…?±?†?§ ?„?…?§ ?µ?¨?±?ˆ?§ ?ˆ?ƒ?§?†?ˆ?§ ?¨?£???§???†?§ ???ˆ?‚?†?ˆ?† ( ?§?„?³?¬?¯?© 24)

Ayat ini menjelaskan bahwa kaum muslimin itu mencapai derajat tertinggi dalam agamanya yaitu derajat kepemimpinan yang selevel dengan derajat para siddiqin yaitu sabar dalam membekali dirinya, dan sabar dalam beramal.

  • Bertanggungjawab terhadap nasib penderitaan umatnya.
  • Berilmu agama yang cukup untuk menjadi referensi umat islam ketika menghadapi berbagai fitnah yang dilancarakan oleh orang-orang munafiq yang terus-menerus menakut-nakuti umat islam dari ancaman musuh-musuhnya dan melalaikan umat islam dengan cara menyebarkan berita-berita kemenangan sehingga umat islam terbuai oleh mabuk kemenangan tersebut.

KRISIS KEPEMIMPINAN

Multi krisis yang melanda Negara dan bangsa kita ini berporos pada krisis kepemimpinan. Sedangkan krisis kepemimpinan itu sendiri adalah puncak segala krisis akhlak dan akidah yang terus menggerogoti bangsa Indonesia. Krisis itu bermakna keadaan yang berbahaya, genting, suram yang diwarnai dengan konfrontasi antar kepentingan.

PENUTUP

Untuk mengembalikan umat kita kepada Allah, hanya satu jalan yaitu mengajari umat dengan ilmu agama yang benar, dan memnbangkitakan semangat mereka untuk mengamalkannya dan berjihad fisabilillah melawan segala bentuk ancaman terhadap umat islam, sehingga umat islam ini akan terangkat kewibawaannya dihadapan para musuh-musuhnya, dan dengan demikian akan turunlah barokah Allah yang dengan barokah tersebut akan terjadi perubahan kehidupan umat islam kearah yang lebih baik dan terlepas dari berbagai krisis. Demikianlah Allah dan rosulnya menawarkan solusi bagi kita dan ini jalan keluar yang pasti dan telah menyelamatkan umat islam generasi pertama yang dipimpin oleh rosululloh SAW dan para khulafa’urrosyidin dari segala krisis dan problematika mereka. Jalan inilah yang menjadikan umat yang memimpin dan yang paling berwibawa didunia. Semoga kita mau menyadari dan mengimani serta menempuhnya dengan ikhlas, sabar, tawakkal dan ,istoqomah.

Wallohu A`lam Bissowab.

Sarang 14 Juni 2008

Artikulli paraprakRisalah Wanita
Artikulli tjetërQawaid Fiqh – Rangkap Niat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini