Di dalam pondok yang tercinta, yaitu PP. Al-Anwar ini kayak-kayak kalau mau ikhtibar (ujian) semua tanggungan harus diselesaikan entah itu muhafadzoh, pembayaran dan yang berhubungan dengannya harus selesaikan.
Dan untuk kuwajiban muhafadzoh atau hafalan, kalau tidak tarjet maka santri tersebut dimardut alias ditolak. Artinya, kalau mau mengikuti ikhtibar harus ada sangsi yaitu biasanya berupa ta’ziran dengan berdiri sesuai dengan kebijaksanaan wali kelasnya masing-masing, terkadang ditambah penjalin yang mana tujuan tersebut biar tidak diulangi lagi, dan bertambah semangat pada tahun yang akandatang.
Pada saat muhafadzoh mau ditutup dan tau tanggalnya sudah diketahui, maka semua santri yang takut ditolak hafalannya langsung cari tempat yang khusaus untuk fokus dalam hafalannya, dan juga terkadang sampai keluar pondok entah itu ke masjid, makom dan lain sebagainya, itu semua dilakukan supaya tarjet hafalannya dan diterima.
Dan masalah pembayaran demi untuk mengikuti ikhtibar terkadang ada yang sampai hutang untuk melunasi tanggungannya, dan setelah hafalan selesai, pembayaran pun sudah lunas, maka tinggal menunggu kartu ikhtibar, dan tetap waspada apakah dirinya terkena sangsi atau tidak?…Karena kalau terkena sangsi maka akan malu kepada gurunya dan tema-temannya, apalagi kalau ruangannya dekat dari kamarnya, maka kayak-kayak semua rahasia terbongkar, artinya semua teman sudah meyangka sukses dalam hafalannya tetapi ternyata berdiri otomatis hafalannya kurang lancar atau bahkan tidak hafal.
Maka dari itu ayo teman-teman kita tetap semangat untuk menempuh cita-cita dari apa yang diharapkannya, kalau gagal tetap bersemangat, karena kegagalan adalah suatu jalan untuk menggapai kesuksesan, tetap berusaha supaya selalu makin hari makin naik kebaikan dari apa yang kita lakukan.