Hubungan kiai dengan santrinya, menurut Syaikh Zarnuji itu bagaikan ayah dengan anaknya bahkan seorang santri itu harus mengutamakan kiainya dibandingkan dengan ayahnya. Sebab, ada sebuah statemen dari seorang ulama, “Kiai itu ayah yang bertalian dengan ruh, sedangkan ayah kandungmu itu ayah yang bertalian dengan jasad”, maka lebih utama manakah antara jasad dengan ruh? (Jawabannya sudah jelas).

Ada santri yang ditanya sama kelompok Salafi di Jakarta, “Ustadz, kenapa di pesantren itu ada sebuah pelajaran yang mana di situ diterangkan bahwa seorang santri itu harus mengutamakan kiainya dibandingkan dengan orang tuanya? Padahal orang tua, terlebih ibu itu sangat berjasa terhadap anaknya, dan ada hadist yang menerangkan bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu?” Mengapa?”

Santri itu menjawab, “Urusan kiai harus diutamakan santri dari pada orang tuanya. Hal ini berdasarkan, sebab seandainya, jika dalam diri santri itu tidak diajarkan oleh kiai bagaimana cara menyembah Allah dengan baik, bagaimana cara menghormati orang tua dengan baik serta cara beramal dengan baik, niscaya santri itu hormatnya dengan orang tuanya masih kurang sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Rasulullah. Walhasil, jika bukan karena jasa seorang kiai atau ulama, niscaya karakter santri masih dipertanyakan, bagaimana cara hablum minallah dan bagaimana cara hablum minannas, terlebih kepada kedua orang tuanya. Dan satu lagi, jika bukan karena jasa seorang kiai, maka santri itu tidak kenal bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu dan rida Allah itu digantungkan dengan rida kedua orang tua. Jadi, santri itu bisa memuliakan orang tuanya dengan sedemikian baiknya itu secara tidak langsung disebabkan karena jasa kiainya.

BACA JUGA :  Suasana Mendekati Ikhtibar

Mentaati perintah yang menjadi pembahasan di sini adalah taat yang tidak berlawanan dengan perintah Allah. Karena syariat sudah jelas melarang umatnya untuk mentaati manusia dalam urusan maksiat. Alangkah mulianya mempunyai orang tua yang sekaligus menjadi kiainya.

Artikulli paraprakSuasana Mendekati Ikhtibar
Artikulli tjetërSantri Harus Sadar Proses

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini