Semangat! Kata ini pasti tidak asing lagi bagi kita. Namun, rupanya mempraktekkanya jauh lebih sulit dari pada mengucapkanya. Setiap orang di dunia ini pasti mendambakan keberhasilan dalam mencapai tujuan mereka. Akan tetapi, terkadang sebagian dari mereka lupa akan sebuah proses yang harus mereka arungi. Proses itu ibarat menaiki tiap-tiap jeruji roda untuk mencapai puncaknya, seperti mengukir di atas batu yang padas, dan bagaikan memanjat tebing yang tinggi menjulang yang pastinya akan melatih kesabaran dan ketelatenan mereka.
Kebanyakan orang selalu melamunkan hasilnya, terpusat pada titik keberhasilanya dari pada memikirkan prosesnya. Mereka terpaku pada kesenangan hasil yang akan diraih sehingga mereka justru malah tersandung pada keindahan lamunan yang berputar-putar di atas kepala mereka belaka, wah semangatnya malah jadi ngelamun deh…
Sebenarnya, kalau kita sadar, proses itulah yang membuat kita bisa belajar sekaligus mendapatkan pelajaran. Umpamanya, kalau kita gagal kita pasti akan mendapat pengalaman dari kegagalan tersebut. Bahkan, proses yang membuat kita gagal itu bisa kita jadikan acuan untuk kedepanya. Jadi, jangan takut gagal kawan, karena kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda.
Orang yang sadar akan proses adalah orang yang cerdas. Karena, ia pasti akan merancang strategi yang terskedul untuk menggapai tujuanya. Sedangkan orang yang tidak sadar proses adalah orang yang bodoh dan konyol yang ingin jadi orang pintar tapi tidak mau belajar. Parahnya lagi ada orang bodoh yang berkata “ Ngapain kita belajar kalau kita memang sudah ditaqdirkan menjadi orang yang bodoh”. Wah, itu kata-kata yang sesat juga menyesatkan. Kalau Fir’aun itu kesesatanya bisa jadi pelajaran buat orang-orang berikutnya. Tetapi , kata-kata seperti orang bodoh yang sesat tadi tidak memberi apa-apa tapi malah akan menjerumuskan orang-orang yang mendengarnya.
Oleh karena itu, bekerjalah dan berusahalah semaksimal mungkin. Dan khususnya bagi para santri belajarlah dengan giat jangan sampai terpancing dan terfokus pada hasilnya saja. Karena, yang wajib bagi kita adalah belajar bukan pintar. Allah S.W.T pun melihat hambanya dari tiap detail usaha dan kerja yang mereka kerjakan, sedangkan hasil itu dari Allah S.W.T
وَقُلْ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللهُ عَمَلَكُمْ
ِ
Artinya : Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu” (Q.S. 9: 105).
Pesan kedua bagi para santri janganlah melihat seseorang itu dari kesuksesanya tatapi pandanglah dari proses yang mengantarkanya menuju kesuksesan tersebut, janganlah pula melirik seorang Kyai dari mobil dan rumahnya tapi pandanglah dari keistiqomahan, keajegan dan kesalehanya serta proses panjang dan berat yang membawa mereka menuju kemuliaan.