Kita sebagai umat islam dan juga bangsa Indonesia, haruslah bersyukur sedalam-dalamnya kepada Allah SWT., karena apa? Karena pada bulan Oktober ini, lebih tepatnya tanggal 28 Oktober, kita kenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Momen Sumpah Pemuda ini menjadi pengantar yang menentukan bangsa kita hingga sampai pada proklamasi kemerdekaan. Dari semboyan “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” ketika Sumpah Pemuda dilaksanakan, ditambah dengan “Satu Negara” sebab sudah merdeka.
Sumpah Pemuda menjadi titik penting dalam sejarah kemerdakaan Indonesia, karena masa depan bangsa ditentukan oleh para pemudanya,
شُبَّانُنَا اليَوْمَ رِجَالُ الغَد
Anak-anak muda sekarang adalah para pemimpin esok hari
Jarak antara Sumpah Pemuda pada tahun 1928 dengan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945 adalah 17 tahun, begitulah. Oleh karena itu, kita harus tahu bahwa bangsa Indonesia ini oleh Allah ditakdirkan menjadi negara muslim, kita harus benar-benar iman kepada qodlo’ dan qodar-Nya dan memahami diri kita sendiri, sebab
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
Siapa yang tahu dirinya, maka dia tahu Tuhannya
Bukan hanya itu, bulan oktober juga merupakan momen besar dalam islam, sebab Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah dan sampai di Quba’ pada tanggal 1 Oktober. Pada tanggal itu Nabi bertolak ke Madinah. Menurut Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani, salah satu guru Syaikhuna KH. Maimoen Zubair, dalilnya adalah ayat Al-Quran,
لَمَسْجِدٌ اُسِّسَ عَلَى التَّقْوٰى مِنْ اَوَّلِ يَوْمٍ اَحَقُّ اَنْ تَقُوْمَ فِيْهِ
“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa sejak ‘awal hari’ adalah lebih layak (untuk) kamu sholat di dalamnya.” (At-Taubah: 108)
‘Di awal hari’ maknanya adalah di awal hari pada awal tahun. Sedangkan bulan pertama dalam Al-Quran adalah bulan Oktober, mengapa? Karena Oktober adalah bulan pertama ketika matahari berada di sebelah selatan, hal ini oleh orang arab dinamakan dengan musim Syitaa’ sesuai dalam ayat
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ – ١ الٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِۚ – ٢
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. (Al-Quraisy: 1-2)
Syitaa’ disebut lebih dahulu daripada Shoif. Jadi, Nabi membangun masjid di Quba; pada tanggal 1 Oktober, kemudian dalam perjalanan antar Quba’ menuju Madinah beliau membina masjid Jum’ah. Maka kita bisa cermati bahwa Nabi memperoleh kemenangan demi kemenanga setelah membina Masjid Jum’ah di bulan Oktober, sesampai di Madinahpun; yang pertama kali dilakukan oleh Nabi adalah membangun masjid yang berdekatan dengan tempat kediaman beliau, di rumah orang dari kalangan Bani Qahthan, itupun bliau mengutamakan rembug atau musyawarah tentang di mana beliau akan berdiam, tinggal, dan membina dakwah Islam hingga ketemulah tempat yang sekarang disebut dengan Baitu Aisyah (Rumah Aisyah).
Pada saat itu, bulan Oktober bertepatan dengan bulan Rabiul Awwal atau Maulud; seperti yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Barzanji dalam kitabnya,
وَقَدِمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ ثَانِيَ عَشَرَ شَهْرِ رَبِيْعِ الأَوَّلِ وَأَشْرَقَتْ بِهِ أَرْجَاؤُهَا الزَّكِيَّةُ
Pada tahun 2020 inipun, Allah mempertemukan lagi bulan Oktober ini dengan Bulan Maulud; cukup bahwa bulan Oktober ini menjadi penentuan, Hijrah Nabi dan permulaan kemenangan beliau terjadi pada bulan Oktober, begitupun Indonesia, Sumpah Pemuda dan awal kemerdekaan Bangsa Indonesia juga terjadi pada bulan Oktober.
Kebesaran Islam di Indonesiapun juga dimulai dengan pembangun masjid, lebih tepatnya pembangunan masjid Bintoro di Demak, Jawa Tengah. Dan Jawa Tengah yang juga disebut dengan Central Java merupakan tolak ukur bagi semua daerah di Nusantara kita, seperti itulah Qodlo’ dan Qodar Allah. Dahulu, ketika Islam di Pasai hanya berkembang di sekitar Aceh dan Sumatera, Islam yang ada di Makassar juga hanya berkembang di sekitar Makassar, begitupun Islam yang ada di Kalimantan Selatan saat itu; tetapi setelah Islam itu kokoh di Jawa, maka jadilah perkembangannya meluas dalam skala nasional.
Akhirnya, Mudah-mudahan pada tanggal 28 Oktober ini dapat menjadi kebangkitan untuk menyempurnakan Bangsa Indonesia sehingga menjadi negara sebagaimana yang disebut di dalam Al-Qur’an
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْرٌ
“Negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun” (Saba’: 15)
Disarikan dan dikutip dari berbagai ceramah Syaikhuna Maimoen Zubair tentang Sumpah Pemuda dan Kemerdekaan