Dalam kehidupan di dunia terkadang bahwa manusia tidak lepas dari pertemanan, dan dalam pertemanan ini ada teman yang baik dan ada teman yang tidak baik,oleh karna itu kalau kita mau berteman harus hati-hati supaya dalam pertemanan itu tidak menjadikan celaka.

Tak terasa bahwa kita kadang terlena kelihatannya teman itu bagus menurut pandangan kita tetapi ternyata justru malah sebaliknya yaitu malah teman yang merugikan, kami sedikit coba mencontohkan ketika dalam keadaan dipondok : Anak santri ketika berteman dengan orang yang ahli ngopi dan ahli dalam cerita apalagi ABG (Anak Baru Gede) sangking asiknya ngopi dan cerita sehingga ketika tanda masuk sekolah/ ngaji biasanya dengan menggunakan BEL ini tidak mendengar terkadang juga dengar tapi berhubung kopi belum habis dan cerita belum selaesai maka apa yang terjadi, kalau teman itu memang teman tdak baik pasti dia kadang akan bilang ? Wah kopinya belum habis tanggung kita terusin aja ya ngopinya !…Dan yang diajak ngopipun dia akan berfikir sama masalahnya mau bilang sekolah tidak enak karena tidak tega mau meninggalkan teman yang sudah sangat dekat.

""

Dengan melihat contoh tersebut itukan kelihatannya bagus tapi coba kalau kita berfikir denga satu cangkir kopi sudah berani meninggalkan jadual tetap yaitu sekolah, kalau pengurus tau dia akan dita’zir, dan juga terkadang kabar sampai rumah sehingga orang tua itu tau, mestinya kalau orang tua yang selalu memperhatikan anaknya maka orang tua akan kelihatan sedih ketika mendengarkan anaknya dita’zir, nanti belum kalau masyarakat itu bagaimana tanggapan mereka.

Ini kalau dipikir masih satu cangkir kopi sudah menimbulkan banyak masalah.

Maka dari itu berpandai-pandailah dalam mencari teman, tetapi kalau kami pernah ingat pada apa yang telaah didawuhkan oleh Syaikhuna Maimoen Zubaiar “ Bahwa teman yang terbaik ialah kitab “ Dlam hal ini bisa dikatakan senag membaca teruta kitab yang berhubungan tentang syairat islam, tujuannya supaya luas dan semakin tau tentang hukum Allah dan bertambah dekat kepadaNya.

BACA JUGA :  Tangisan yang Menumbuhkan Kesemangatan

Dan kalau zaman sekarang ini kalau kita piker sudah banyak orang-orang Alim yang sudah mumpunni keilmuannya sehingga banyak orang yang Alim/ Pintar didalam menerjemah kitab dengan tujuan agar kitab itu mudah untuk dipahami pada masyarakat umum.

Dengan adaya banyak terjemah bagi orang yang sulit dalam membaca kita bisa membantusupa bisa untu lebih paham didalam isi dan apa yang dikehendaki didalam kita, tetap bagi orang yang sudah mahir/ bisa didalam bembaca kitab kalau bisa tetap konis didalam membaca kita tanpa harus menggunakan kitab terjemah.

Biar ada perbedaan antara yang bisa baca kitab arab dan kitab terjemah,oleh karna itu khususnya bagi para santri jangan baca kitab terjemah dulu sebelum baca kitab aslinya /kitab arab dan terus berusaha sebisa mungin untuk baca kitab arab.

Artikulli paraprakPenghormatan Syaikhuna Maimoen Zubair Kepada Pimpinan Negara
Artikulli tjetërKhataman Tafsir Jalalain bersama Assyaikh KH. Maimoen Zubair

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini