SHOFARUL KHOIR DAN RABU WEKASAN

Shofar merupakan bulan kedua dalam kalender hijriyyah, bulan ini juga sering disebut dengan SHofarul Khoir. Hal ini bukan tanpa alasan. Dahulu, pada masa Jahiliyyah orang-orang Arab sering merasa sial ketika bulan Shofar datang, mereka beranggapan bahwa pada bulan ini akan terdapat banyak bala’ dan penyakit.

Oleh karena itu, untuk menolak anggapan mereka dinamailah bulan ini dengan sebutan Shofarul Khoir, yang berarti Shofar yang Baik. Hal ini untuk menunjukkan bahwa seluruh kebaikan dan keburukan tidak karena suatu bulan ataupun hal lain, namun semua terjadi atas kehendak dan izin Allah SWT.

Walaupun begitu, sampai sekarang masih banyak yang meyakini bahwa terdapat satu hari yang merupakan hari tersial dan terburuk dalam setahun. Yakni pada hari rabu terakhir dari bulan Shofar atau yang sering diistilahkan oleh ahli jawa sebagai Rabu Wekasan. Pada hari ini Allah menurunkan 320.000 bala’ dari lauhil mahfudz ke langit dunia. Oleh karena itu dianjurkan bagi kita untuk melakukan sholat sunnah dan berdo’a agar terhindar dari bala’ tersebut.

Di dalam kitab Mujarrobat Ad-Dairobi karya Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi dikatakan bahwa hal ini bermula dari perkataan salah seorang waliyullah yang kasyaf, bahwa pada hari rabu terakhir bulan shofar Allah SWT akan menurunkan 320.000 bala’ ataupun malapetaka.

Terdapat juga beberapa amalan yang dianjurkan pada hari ini, salah satunya adalah -seperti di dalam  Ta’liqot Nihayatuz Zain karya Syaikh Nawawi al-Bantani– bahwa siapapun yang pada hari ini menulis tujuh ayat salamah, yakni

سلام على إبراهيم

 

سلام على نوح في العالمين

 

سلام قولا من رب رحيم

سلام عليكم طبتم فادخلوها خالدين

 

سلام على إلياسين

 

سلام على موسى وهارون

 

 

سلام هي حتى مطلع الفجر

 

 

Kemudian memasukkannnya pada satu wadah dan mencampurnya dengan air, kemudian meminumnya; ia tidak akan terkena bala’ tersebut.

Pendapat di atas oleh beberapa Ulama’ disandarkan pada hadits Nabi yang berbunyi,

يوم الأربعاء يوم نحس مستمر

Hari Rabu adalah hari naas yang terus menerus.

 Lantas apakah hal di atas dapat dibenarkan? dalam Nadwah Fiqhiyyah PP. Al-Anwar tahun 2008 ditetapkan bahwa hal tersebut tidak dapat dibenarkan dan tidak berdasar, sebab hadits tersebut merupakan hadits Dho’if dan tidak dapat dijadikan tendensi, seperti keterangan dalam kitab Mandhumah Syarh al-Atsar fi Ma Warad ‘an Syahri Shafar karya Abi Bakr al-‘Adni bin ‘Ali al-Masyhur dan banyak kitab lainnya.

Diriwayatkan dari Ibn Jarir dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

لا عدوى ولا هامة ولا صفر، خلق الله كل نفس فكتب حياتها ومصيباتها ورزقها

Tidak ada penyakit yang menular, tidak ada kematian, dan tidak kejelekan di bulan Shofar; Allah menciptakan seluruh nyawa, kemudian menetapkan kehidupan, musibah, dan seluruh rezekinya. (HR. Ahmad)

Hadits di atas merupakan hadits shohih yang menjelaskan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Bala’, kesialan, penyakit, dan musibah atau apapun tidaklah memiliki kekuatan sama sekali untuk membuat manusia atau apapun tersakiti. Oleh karena itu tidak diperkenankan meyakini bahwa pada hari Rabu atau pada hari tertentu merupakan hari yang naas atau hari sial.

Lalu bagaimana hukum melakukan amalan Sholat Rabu Wekasan seperti yang biasa dilakukan oleh banyak masyarakat terutama ahli jawa?

Hukumnya diperbolehkan dengan catatan meniati sholat tersebut dengan niat sholat hajat ataupun sholat sunnah muthlaq. Bukan sholat sunnah secara khusus, karena memang tidak terdapat dalil atas kekhususan sholat pada waktu ini, hal tersebut juga merupakan Bid’ah Madzmumah.

Walhasil, kita tidak diperkenankan untuk meyakini bahwa kesialan, keburukan, ataupun kebaikan terjadi karena suatu hari, keadaan, ataupun weton. Namun kita harus meyakini bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah SWT.

BACA JUGA :  Manusia Diciptakan untuk Beribadah

Adapun tata cara sholat sunnah hajat pada hari ini seperti dalam kitab Nubdatul Anwar adalah sebagai berikut,

Niat sholat empat raka’at dengan satu salam dan dua tasyahud:

أُصَلِّي سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى.

       Setelah membaca surat Al-fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat Al-Kautsar 17 kali, surat Al-Ikhlas 5 kali, surat Al-Falaq sekali dan surat An-Nas sekali. Ini dilakukan tiap-tiap raka’at. Bacaan dalam sholat ini dilakukan dengan sirri (pelan).

       Setelah sholat, kemudian membaca do’a berikut ini.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ، يَا عَزِيْزُ، ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ. اِكْفِنَا مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ. يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُكْرِمُ، يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيْ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

       Setelah do’a di atas, pada tahun-tahun terakhir, beliau (Syaikhina Maimoen Zubair) kemudian membaca do’a berikut,

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَنَعُوْذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنَا وَوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَهْلَنَا وَأَحْبَابَنَا، وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنَّا شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لَنَا فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادِنَا وَأَهْلِنَا وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ، النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ، اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وَبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرُ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ، يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ، يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ، أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ، اللهم احْرُسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَمْوَالَنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا بِحُرْمَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأَخْيَارِ، بِرَحْمَتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ، يَا كَرِيْمُ يَا سَتَّارُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى، وَبِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ، وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْفَظَنَا وَأَنْ تُعَافِيَنَا مِنْ بَلَائِكَ، يَا دَافِعَ الْبَلَايَا، يَا مُفَرِّجَ الْهَمِّ وَيَا كَاشِفَ الْغَمِّ، اِكْشِفْ عَنَّا مَا كُتِبَ عَلَيْنَا فِيْ هٰذِهِ السَّنَةِ مِنْ هَمٍّ أَوْ غَمٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ وَتَقْضِـيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَـى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اللهم اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Artikulli paraprakAnugerah Yang Tiba-Tiba
Artikulli tjetërRebo Wekasan, Ketahui 6 Hal Ini!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini