Seorang ateis yang sombong dan congkak menantang para ulama beradu argumen. Menurut dia, alam semesta tak bertuhan. Ini fakta yang tak terbantahkan. Argumentasi para agamawan hanya metafisik belaka yang hanya bisa bernyanyi dalam angan2, dan akan segera sumbang tak beraturan begitu dihadirkan dalam dunia nyata.
Para ulama menunjuk seseorang tercerdik di antara mereka untuk memenuhi tantangan. Debat terbuka segera ditentukan. Namun pada hari yang ditentukan ini, Sang Alim tak kunjung datang. Ditunggu-tunggu beberapa saat, dia tak menampakkan diri jua.
"Ha haa .. pimpinan kalian tak berani unjuk diri. Dia lari terbirit-birit. Dia takut datang karena tahu saya akan mengalahkannya! Alam semesta tak bertuhan adalah sebuah fakta!" sang ateis semakin sombong saja.
Di tengah-tengah kecongkaannya, tiba-tiba Sang Alim nan tawadhu’ datang, dan segera menyampaikan maaf atas keterlambatannya. Dia menyampaikan uzurnya:
"Dalam perjalanan ke sini tadi, saya tak menemukan sampan untuk menyeberang. Saya menunggu agak lama di pinggiran sungai. Tiba-tiba saja ada sejumlah papan muncul di tengah sungai. Mereka mendekat satu dengan lainnya dengan cepat dan sangat teratur, hingga membentuk sebuah sampan. Ya .. papan-papan itu menata dirinya sendiri hingga jadi sampan beneran. Lalu sampan itu mendekati diriku, dan saya menaikinya hingga sampai di sini."
Segera sang ateis ketawa terbahak-bahak.
"Laki-laki ini pasti sudah sangat gila! Mana mungkin papan-papan itu bisa bergerak sendiri hingga menjadi sampan tanpa ada tukangnya?! Dasar gila!"
Laki-laki alim nan santun itu pun tersenyum. ujarnya:
"Lalu apa pandanganmu tentang dirimu yang dengan sombong mengatakan bahwa alam semesta –dengan segala keteraturannya, dengan galaksi-galaksinya, dengan planet-planetnya, dan dengan sepenuh keindahan dan sistemnya yang sangat kokoh– adalah lahir begitu saja .. tanpa ada Pencipta yang mengaturnya? Anda lebih gila dari saya? .."
sebuah cerita pendek yang aku baca di Arab