Karena adanya sedikit kesalahan teknis kami tim web meminta maaf baru sekarang bisa menampilkan lanjutan karya tulis KH.MUHAMMAD NAJIH MZ.
III. SALAFY-WAHABI
Berbarengan dengan hadirnya era reformasi pasca kejatuhan rezim Soeharto, jagad Indonesia dipusingkan oleh hiruk-piruk partai-partai yang serentak bermunculan dengan berbagai simbol, kemasan, dan ideologinya masing-masing, termasuk ikut meramaikan panggung sejarah Indonesia adalah semaraknya gerakan da’wah, front-front, pengajian dan laskar yang seakan-akan muncul dengan tiba-tiba dan membesar begitu saja, mencengangkan dan teramat fenomenal bak jamur di musim hujan. Kita menjadi sering menyaksikan orang-orang berjubah, bersurban putih, berjenggot, juga wanita bercadar sering muncul dalam tayangan media elektronik juga berita-berita yang menghiasi banyak media massa. Aktivitas mereka menampakkan mobilitas yang teramat tinggi, terorganisir dan merambah banyak sector kehidupan. Orang-orang kemudian dengan tiba-tiba mengenal dan mendengar nama-nama seperti Jama’ah Salafy-Wahabi, Hizbut Tahrir (HTI), Jama’ah Tabligh, Laskar jihad, Jama’ah Al muslimin (Jamus), dan yang lainnya. Yang menarik secara lahiriyah mereka sering tampil justru lebih Islami, lebih khusyu’ dan lebih berkomitmen kepada Islam dari pada kelompok yang muncul dan besar lebih awal (baca : NU dan Muhammadiyyah) yang ironisnya sering nampak mengendur dalam memegangi hal-hal yang prinsipil semisal dengan memberi hak hidup kepada Islam liberal dan Ahmadiyyah di negara kita.
III. 1. PENGERTIAN SALAF
Salaf merupakan cermin kemurnian ajaran Islam yang belum terkontaminasi oleh paradigma sosial yang sangat kompleks, generasi ini jauh dari berbagai kepentingan (pribadi maupun golongan) dalam mengemban amanah ideologis, mereka betul-betul menjaga kemurnian syariat Islam dari pengkaburan-pengkaburan doktrin, sebagaimana yang banyak dimunculkan oleh banyak kelompok dewasa ini. Melihat betapa mulianya identitas salaf, tentu tidak sedikit kelompok-kelompok Islam yang turut mengaku sebagai pemegang tongkat estafet kelompok ini, di antaranya adalah Wahabi, belakangan ini kelompok Wahabi memunculkan isu "gerakan salafiyah" sebagai identitas mereka agar dapat lebih diterima masyarakat yang tentunya tetap dengan kedok memurnikan dan menjauhkan umat manusia dari kemusyrikan.
Acapkali mereka mengaku sebagai pemegang tongkat estafet ulama salaf, tapi perilaku dan tingkah-polah mereka sangat jauh berbeda atau bahkan bertentangan dengan perilaku salafuna al shalihun.kita sudah sangat sering diingatkan oleh ulama-ulama kita seperti: Sayyid Muhammad ‘Alawy al Maliki, DR. Muhammad Sa’id Romdlon al Bouty akan pengakuan dan beberapa kedok mereka sehingga tentunya kita harus mengerti dan peka akan bahayanya gerakan ini.
Perlu dimengerti kiranya bahwa pemahaman istilah-istilah keagamaan acapkali mengalami reduksi (pengikisan makna) setelah ditafsirkan. Oleh karena itu haruslah dibedakan, sesuatu yang merupakan genuine (asli) teks dan mana yang merupakan interpretasi (tafsiran). Sebuah tafsiran seringkali dimunculkan untuk menguatkan ideologi, sehingga banyak sekali istilah-istilah tersebut dijadikan argumentasi untuk mengklaim kebenaran atas ideologi salah satu kelompok. Tak terkecuali gerakan wahabi ini.
III. 2. ASAL-USUL WAHABI (SALAFI)
Wahabi diambil dari nama Abdul Wahhab, sementara pendiri dari gerakan ini adalah anak dari Abdul Wahhab yang bernama Muhammad. Ia mulai menyebar luaskan gerakannya di tanah kelahirannya yaitu Najd, daerah yang dulu banyak dihuni orang-orang khawarij. Muhammad Abdul Wahab di dukung oleh Raja Sa’ud (tokoh politikus, sekaligus preman yang mendirikan Saudi Arabia) dengan bantuan Inggris dalam melakukan kudeta. Gerakan ini pun akhirnya menjadi besar dan tersebar luas di Jazirah Arab, bahkan sekarang sudah sampai di negeri kita tercinta Indonesia.
Ketika remaja, Muhammad ibn Abdul Wahhab gemar membaca kisah orang-orang yang mengaku nabi seperti Musailimah Alkadzdzab, Sajjah, Thulaihah alasadi dan sejenisnya.
Ibnu Abdul Wahhab menyebut jamaahnya sebagai kaum anshar dan pengikut dari luar disebut dengan muhajirin. Orang yang pernah melakukan haji sebelum menjadi pengikut Muhammad ibn Abdul Wahhab diperintah untuk melakukan haji lagi. Ia mengatakan: "Sesungguhnya hajimu yang pertama tidak di terima, karena ketika itu engkau masih dalam keadaan musyrik."
Ibnu Abdil Wahhab juga berkata kepada calon pengikutnya: "Bersaksilah sesungguhya engkau kafir, dan bersaksilah bahwa kedua orang tuamu juga kafir, dan saksikan pula kekafiran fulan dan fulan -sambil menyebut nama-nama Ulama terdahulu-. Jika calon pengikut itu mau bersaksi, dia diterima sebagai pengikut, dan jika tidak mau, ia terpaksa harus mati.
Ibnu Abdul Wahhab telah mengafirkan banyak generasi sejak 600 tahun sebelum Ibnu Abdil Wahhab. Ia mengkafirkan orang yang tidak sejalan dengannya, walaupun mereka mempunyai kapasitas ketakwaan sangat tinggi. Ia menyebut mereka sebagai orang musyrik yang halal darah dan hartanya. Namun sebaliknya, Ibnu Abdul Wahhab menetapkan keimanan para pendukungnya, walaupun orang fasik yang seharusnya mendapatkan siksa dari Allah.
Ibnu Abdil Wahhab tidak segan-segan menghina Nabi Muhammad SAW dengan hinaan yang bermacam-macam. Ia berkata: "Sesungguhnya tongkatku ini lebih baik daripada Nabi Muhammad, karena aku bisa memanfaatkannya. Sedangkan Muhammad telah mati, maka tidak ada lagi kemanfaatan darinya."
Ibnu Abdil Wahhab juga tidak senang dengan bacaan sholawat. Ia melarang sholawat dibaca pada malam jum’at dan melarang sholawat dibaca di atas mimbar. Orang yang melanggar larangan ini harus menerima siksa yang sangat pedih, bahkan Ibnu Abdil Wahhab pernah membunuh seorang buta yang tidak menghiraukan larangannya.
Banyak Ulama’ dan orang sholeh yang tidak sefaham dibunuh oleh Ibnu Abdul Wahhab. Sayyid ‘Alawi al Haddad pernah berkata: "sesungguhnya pendapat yang benar menurutku ialah ucapan dan tindakan Ibnu Abdil Wahhab telah membawanya keluar dari kaidah-kaidah Islam. Sebab ia telah menghalalkan sesuatu yang telah disepakati keharamannya." Ditilik dari ucapan dan tindakan Muhammad ibn Abdul Wahhab, seolah ia ingin memproklamirkan ajarannya sebagai ajaran baru. Karena termotivasi oleh keinginan itu, akhirnya ia enggan dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. ia membuang semua ajaran yang berasal dari Nabi, kecuali Alqur’an, itupun sebenarnya hanya kedok, sebatas sandiwara agar masyarakat tidak mengetahui keberadaan Ibnu Abdil Wahhab yang sebenarnya. Buktinya ia dan para pengikutnya menta’wil Al-Qur’an sesusai dengan nafsu merekadan tidak sejalan dengan tafsir Nabi, Sahabat, Ulama salaf dan para pakar tafsir. Apa yang telah dilakukan Muhammad Ibn Abdul Wahhab juga tidak berdasarkan ta’wil yang akurat dan falid. Di samping itu, ia telah melecehkan para Nabi, para Wali yang berdasarkan konsensus imam madzhab empat menghina orang-orang tersebut merupakan perbuatan kufur.
Kejahatan Ibnu Abdul Wahab yang lain ialah banyak kitab-kitab yang berisi ilmu pengetahuan yang tidak ternilai harganya., ia bakar dan musnahkan banyak manusia pilihan dan ulama yang ia bunuh, ia juga membungkar maqom para wali. Di Aqsho Ibnu Abdil wahhab menjadikan maqom para wali untuk toilet.
Kesalahan terbesar wahabi ialah pembantaian besar-besaran yang ia lakukan ketika memasuki Thaif , mereka memusnahkan pendududk thaif dengan tanpa pandang bulu, dewasa atau anak-anak. Wahabi menjadi bencana bag rakyat, penguasa, orang terpandang dan masyarakat biasa. Wahabiyah tak segan-segan menyembelih anak yang sedang menyusu dalam dekapan ibunya, orang-orng yang sedang tadarrus membaca al-Quran di dalam masjid , juga tidak luput dari kekejaman mereka.
Ketika semua orang yang tinggal dirumah telah mati, mereka kembali bergerak menuju masjid dan pertokoan, mereka membunuh semua orang yang ada di sana, dan membunuh orang yang sedang sholat di dalam masjid.
Musuh yang berdamai, dan tidak bersenjata kemudian dibantai oleh Wahabiyah dan sisanya dibawa kelembah Wuj, dilembah itu mereka disiksa, dengan suhu yang cukup dingan dan hujan salju, keadaan mereka sangat mengenaskan, tanpa memaki alas kaki, telanjang dan terbuka auratnya, tidak perduli laki-laki atau wanita muslimah yang seharusnya dipingit di dalam rumah.
Di antara ajaran kontroversial Muhammad bin Abdul wahab adalah melarang ziarah kemakam Rasulullah Saw. setelah ultimatum ini disampaikan ada sekelompok pria yang datang dari ?ahsa’ untuk ziarah ke makam Rasulullah Saw. di saat perjalanan pulang mereka bertemu dengan Muhammad Abdul Wahab yang sedang berada di Dzir’iyyah, kemudian Muhammad Abdul Wahab memerintahkan sekelomok orang tersebut untuk mencukur jenggot mereka dan menjungkalkan kepala mereka di atas kendaraan yang membawa mereka pulang[1].
Bisa dikata sebenarnya gerakan wahabi adalah perwujudan kaum khawarij di masa sekarang, jauh-jauh hari nabi telah mengingatkan kita akan kemunculan kaum khawarij dalam hadits-hadits yang menerangkan kejadian yang akan datang yang di antaranya :
?…???†?’ ?‡???§ ?‡???†???§ ?¬???§???????’ ?§?’?„?????????†?? ?†????’?ˆ?? ?§?„?’?…???´?’?±???‚?? (?±?ˆ?§?‡ ?§?„?¨?®?§?±??)
" Dari sanalah fitnah itu datang, dari arah timur" (HR. Al Bukhori)
Dalam hadits lain nabi bersabda:
?¹?† ?£?¨?? ?³?¹???¯ ?§?„?®?¯?±?? ?±?¶?? ?§?„?„?‡ ?¹?†?‡: ?¹?† ?§?„?†?¨?? ?µ?„?‰ ?§?„?„?‡ ?¹?„???‡ ?ˆ ?³?„?… ?‚?§?„ ?????®?’?±???¬?? ?†???§?³?Œ ?…???†?’ ?‚???¨???„?? ?§?„?’?…???´?’?±???‚?? ?ˆ???????‚?’?±???¤???ˆ?’?†?? ?§?„?’?‚???±?’?¢?†?? ?„???§ ?????¬???§?ˆ???²?? ?????±???§?‚???????‡???…?’ ?????…?’?±???‚???ˆ?’?†?? ?…???†?? ?§?„?¯?‘?????’?†?? ?ƒ???…???§ ?????…?’?±???‚?? ?§?„?³?‘???‡?’?…?? ?…???†?? ?§?„?±?‘?…?’?????©?? ?«???…?‘?? ?„???§ ?????¹???ˆ?’?¯???ˆ?’?†?? ???????’?‡?? ??????‘???‰ ?????¹???ˆ?’?¯?? ?§?„?³?‘???‡?’?…?? ?¥???„???‰ ?????ˆ?’?‚???‡?? ) . ?‚???„ ?…?§ ?³???…?§?‡?… ?? ?‚?§?„ ( ?³?????’?…???§?‡???…?’ ?§?„???‘????’?„?????’?‚?? ?£?ˆ ?‚?§?„ ?§?„???‘???³?’?¨?????’?¯??)
"Akan muncul manusia dari arah timur, mereka semua mahir dalam membaca al quran, namun al quran itu tidak sampai melewati sampai hati mereka. Mereka keluar dari agamanya sebagaimana anak panah menembus sasaranya. Mereka tidak kembali lagi pada agama, sampai anak panah itu kembali pada busurnya. Di tanyakan: apa ciri-ciri mereka? Nabi menjawab: ciri-ciri mereka adalah mencukur rambut" (HR. Al Bukhori)
?¹?† ?£?¨?? ?³?¹???¯ ?§?„?®?¯?±?? ?ˆ?£?†?³ ?¨?† ?…?§?„?ƒ: ?¹?† ?±?³?ˆ?„ ?§?„?„?‡ ?µ?„?‰ ?§?„?„?‡ ?¹?„???‡ ?ˆ ?³?„?… ?‚?§?„ " ?‡???…?’ ?´???±?‘?? ?§?„?®???„?’?‚?? ?ˆ?§?„?®???„?????’?‚???© ?·???ˆ?¨???‰ ?„?…???†?’ ?‚???????„?‡???… ?ˆ?‚?????„???ˆ?‡ ?????¯?¹???ˆ?†?? ?¥?„?‰ ?ƒ?????§?¨?? ?§?„?„?‡?? ?ˆ?„?????’?³???ˆ?§ ?…???†?‡ ???? ?´???‰???? ?…???† ?‚???§?????„???‡???… ?ƒ?§?† ?£???ˆ?„?‰ ?¨?§?„?„?‡ ?????¹???§?„?‰ ?…???†?’?‡???… "
"mereka adalah orang yang paling buruk, beruntung bagi orang yang membunuh mereka atau terbunuh oleh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah sedangkan mereka sendiri tidak memiliki bagian dari kitab Allah. Barang siapa memerangi mereka, maka di hadapan Allah orang itu lebih utama daripaada mereka." (HR. Abu Dawud)
Dari hadits di atas disebutkan bahwa ciri-ciri dari mereka adalah mencukur rambut, dan itu mengindikasikan bahwa yang dikehendaki dengan mereka adalah pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, sebab hanya merekalah yang membuat aturan memerintahkan anggota baru mereka untuk mencukur rambut.[2]
[1] Makhdum Khalid Al Asrar, meruntuhkan opini khurafat dan bid’ah.
[2] Makhdum kholid al-Asror, Meruntuhkan opini khurafat dan bid’ah.
?