Banyak orang yang salah paham mengenai perbedaan status khalik dan makhluk secara mendasar. Yang pada intinya status ketuhanan atau khalik tidak akan pernah dimiliki oleh makhluk. Akan tetapi benarkah kita sudah paham betul bahwa ada makhluk terkhusus dari jenis manusia yang memiliki kesitimewaan melebihi manusia biasa (?). Dari miliaran manusia itu, terpilihlah para nabi dan rasul yang memiliki keistimewaan luar biasa berkat anugrah Allah SWT.
Keistimewaan para nabi dan rasul atau biasa kita kenal dengan istilah mukjizat, sering kali banyak orang gagal memahaminya sebagai kekuatan super dahsyat seperti kekuatan atau kemampuan tuhan, lalu secara sembarangan memberi klaim terhadap hal ini sebagai bentuk menyekutukan Allah.
Allah SWT menganugerahi siapapun yang Ia kehendaki dan dengan cara apapun yang Ia kehendaki. Itu semua adalah anugerah yang Allah berikan pada siapapun yang ingin Allah muliakan derajatnya, yang ingin Allah angkat pangkatnya, dan yang ingin Allah tampakkan kelebihannya.
Lalu apabila ada manusia yang memiliki kelebihan yang luar biasa hebat, bukan berarti dia memiliki sifat ketuhanan, justru hal tersebut adalah kehebatan yang masih dalam standard makhluk berkat izin dan karunia Allah.
Berikut beberapa hal sering kali dianggap sebagai kesamaan antara Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT, yang sebenarnya hal itu hanya milik Allah SWT:
- Syafaat
Allah SWT berfirman;
قُلْ لِّلّٰهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيْعًا ۗ
“Katakanlah:’Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya.’”
- Az-Zumar: 44
Dalam konteks ini para nabi, khusunya Nabi SAW, para orang-orang shalih, dan para wali juga memiliki syafaat dan dapat memberikan syafaat. Akan tetapi syafaat yang mereka miliki itu atas kehendak dan izin Allah SWT. Yang artinya, hakikat daripada syafaat adalah milik Allah semata.
Nabi SAW bersabda:
أنا أول شافع ومشفّع
“Aku adalah orang yang pertama kali memberi syafaat dan orang yang pertama kali diterima syafaatnya”
- Mengetahui Hal Gaib
Sejatinya hanya Allah yang mengetahui hal-hal gaib. Allah berfirman:
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.”
Terdapat sebuah dalil yang menyebutkan bahwa Allah SWT mengabarkan dan memberitahukan pada para utusannya tentang hal-hal gaib. Ada riwayat dalam sebuah hadits, “Ia adalah Dzat yang maha mengetahui hal-hal gaib. Tidak ada satupun makhluk yang dapat mengetahui hal-hal gaib kecuali para nabi yang diridloi-Nya.”
- Hidayah
Hidayah semata-mata hanya milik Allah SWT. Allah SWT berfirman:
إِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِيْ مَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kmau kasihi,tetapi Allah lah yang memeri petunjuk kepada orang yang Ia kehendaki.”
- Al-Qashash: 56
Tetapi Allah juga menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Rasulullah SAW juga dapat memberi hidayah. Hidayah yang dimiliki Rasulullah SAW ini bukan seperti hidayah milik Allah. Karena sejatinya hidayah hanya milik Allah SWT semata.
Para ulama tafsir mengartikan hidayah milik Rasulullah SAW sebagai bimbingan, tuntunan, dan ajakan menuju ke jalan yang lurus. Hal ini Allah sebutkan dalam firmannya:
وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ
“Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.”