Sarang (12/12)– Pondok Pesantren Al-Anwar 1 Sarang sekali lagi mendapatkan kehormatan atas kunjungan seorang ulama’ besar dari Lebanon, As-Sayyid Asy-Syaikh Ibrahim ibn Amin Ad-Duhaibi Al-Jailani. Beliau merupakan cicit dari seorang waliyullah besar yang mendapatkan gelar sulthonul auliya’, yakni Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Kunjungan beliau kali ini merupakan rangkaian dari safari dakwah yang telah dilakukan di berbagai pondok pesantren di Indonesia.
Acara di Pondok Pesantren Al-Anwar 1 Sarang pada kesempatan ini bertempat di Musholla Darul Iman. Dihadiri oleh seluruh Mahasantri Ma’had ‘Aly Iqna’ Tholibin. Acara dimulai pada sekitar pukul 09.00 WIB tadi pagi (12/12) diawali dengan sholawatan bersama yang langsung dipimpin oleh Asy-Syaikh Ibrahim ibn Amin Ad-Duhaibi Al-Jailani sendiri dan diiringi oleh grup Hadroh Marawis Al-Anwar.
Selanjutnya acara diisi dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh beliau. Dalam mauidhohnya beliau sedikit bercerita pengalaman pertama kali beliau melakukan safari dakwah ke Indonesia bersama dengan Ayah beliau, Asy-Syaikh Amin Ad-Duhaibi. Beliau melanjutkan, bahwa pertemuan pertama beliau adalah dengan Syaikhuna Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang dan dari sinilah beliau memulai safari dakwahnya pertama kali.
Beliau juga menyampaikan bahwa seperti inilah dunia ini. Segala sesuatu pasti akan musnah. Seluruh manusia akan mati. Para Nabi, Rasul, Malaikat, dan Ulama’ pun juga wafat. Hanya Allah-lah yang akan selalu Ada. Namun walau begitu Allah selalu memilih orang-orang pilihan di antara hamba-Nya.
Acara diteruskan dengan sambutan yang disampaikan oleh Syaikhuna KH. Muhammad Najih Maimoen. Beliau bercerita sedikit perihal ayahanda Syaikh Ibrahim, yakni Asy-Syaikh Amin Ad-Duhaibi Al-Jailani.
Bahwa dulu, tiga hari sebelum beliau meninggal pernah terdapat suatu kejadian. Pada saat itu tiba-tiba Syaikh Amin meminta istri beliau untuk memakai hijabnya, padahal dalam ruangan tersebut tidak ada siapapun kecuali beliau beserta istri. Namun Syaikh Amin mengatakan bahwa beliau melihat di sana terdapat Syaikh Maimoen, Syaikh Sa’id Ad-Dahili, Syaikh Umar Al-Juhaimi Al-Jailani, Syaikh Adnan Saga. Seketika pecahlah tangisan istri beliau karena terharu mendengar hal tersebut.
Pembacaan do’a yang dipimpin oleh Asy-Syaikh Ibrahim ibn Amin menutup rangkaian acara Dauroh Ilmiyyah pada pagi hari tadi. Kemudian setelahnya, beliau memperlihatkan salah satu warisan dari ayahnya, Asy-Syaikh Amin Ad-Duhaibi.
Warisan tersebut berupa rambut baginda Nabi Muhammad SAW. beliau juga mengajak Syaikhuna Muhammad Najih Maimoen, Syaikhuna Abdur Rouf Maimoen dan para hadirin untuk Ngalap Berkah dengan mencium rambut baginda Nabi Muhammad SAW.
Bukan hanya itu, Beliau juga memperlihatkan warisan yang lainnya, seperti debu yang berasal dari maqam Rasulullah SAW, Secuil batu dari Ka’bah Asy-Syarifah, dan batu dari Masjid Nabawi Asy-Syarif.
كل الناس موت. لا يبقى إلا الله سبحانه وتعالى. الأنبياء والملآئكة والرسل والعلماء كلهم (موت)
– Asy-Syaikh Ibrahim ibn Amin Ad-Duhaibi
“Asal kita sering (mengirim) al-Fatihah, Istihdhor, Mahabbah kepada auliya’ InsyaAllah mereka akan membantu kita”
– Syaikhuna KH. Maimoen Zubair