HARAPAN YANG TERJAL ADALAH HARAPAN YANG MENGANDALKAN AMBISI

مَا تَوَقَّفّ مَطْلَبٌ أَنْتَ طَالِبُهُ بِرَبِّكَ وَلَا تَيَسَّرَ مَطْلَبٌ أنْتَ طَالِبُهُ بِنَفْسِكَ

Sebuah harapan tidak akan terhenti jika dirimu menggapainya dengan bersandar pada Tuhanmu. Sebaliknya, tidak akan mudah menggapai sebuah harapan jika hanya mengandalkan dirimu sendiri.

Apabila dirimu punya keinginan, baik keinginan dunia ataupun keinginan akhirat dan ingin terkabul dengan cepat, maka mintalah dan bersandarlah kepada Allah, mengandalkan karunia dan kekuasaan-Nya, maka engkau akan dipermudah oleh Allah untuk mendapatkan hajatmu itu.

Sebaliknya, jika dirimu berusaha mendapatkannya dengan bersandar pada dirimu sendiri, mengandalkan daya upayamu, kekuatanmu, kepandaianmu, maka pasti kamu akan menemui kesulitan dan hambatan yang membebanimu.

Allah berfirman menceritakan Nabi Musa AS yang berkata kepada kaumnya ketika mendapatkan ancaman dan siksaan dari Firaun:

قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ [الأعراف : 128]

 “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.”

Nabi Musa menyuruh mereka meminta tolong kepada Allah  dan bersabar menunggu pertolongan Allah. Sebab, Allah lah yang memiliki bumi dan seisinya. Hanya Allah yang bisa memberikan bumi dan mewariskannya kepada siapapun yang Ia kehendaki. Awalnya Firaun berkuasa, tetapi kemudian kekuasaan itu dicabut kemudian Firaun beserta bala tentaranya ditenggelamkan oleh Allah. Bumi Mesir kemudian diberikan kepada Nabi Musa dan kaumnya.

Maka siapa yang punya hajat dan meminta pertolongan Allah dan bersabar, maka ia akan mendapatkan yang terbaik dan ia termasuk orang yang bertakwa.

BACA JUGA :  HIKMAH 36 : Derajat Wushul

Allah SWT berfirman:

{وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ} [البقرة: 45]

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.”

Allah SWT juga berfirman:

{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ} [الطلاق: 3]

” Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.

Tetapi sebaliknya, jika ia tidak bersandar kepada Allah, tidak berdoa kepada-Nya, malah bersandar pada kekuatan dirinya sendiri, maka orang itu akan mendapati kesulitan-kesulitan dan rintangan yang banyak yang akan membebaninya. Ia tidak akan mencapai hajatnya.

Rasulullah SAW bersabda kepada seorang sahabatnya:

لَا تَطْلُبْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إنْ طَلَبْتَهَا وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أتَتْكَ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا

“Janganlah engkau meminta untuk menjadi pemimpin. Kalau engkau mencari jabatan, maka engkau akan dibebani oleh Allah. Tetapi jika kamu mendapatkannya tanpa meminta pasti engkau dapat pertolongan dari Allah.”

Tanda bahwa seseorang meminta sesuatu dengan pasrah diri kepada Allah adalah dia zuhud, tidak suka dengan sesuatu itu dan dia sibuk dengan Allah. Akan tetapi harapannya datang tanpa dicari-cari. Dan tanda orang yang menginginkan sesuatu keperluan dan bersandar kepada diri sendiri adalah dia sangat berambisi dengan keinginannya itu sehingga kalau tidak berhasil, maka keadaannya berubah, ia merasa sedih, rendah diri dan malu di hadapan banyak orang.

Mintalah keperluanmu kepada Allah dan teruslah beristiqamah serta bersabar menanti sampai dikabulkannya permintaan itu pada waktu yang telah ditentukan oleh Allah, seperti Nabi Musa dan Nabi Harun yang terus berdoa dan bersabar menunggu empat puluh tahun untuk terkabulnya permintaan beliau berdua. Hajat itu pasti datang dalam waktu yang telah ditentukan Allah atau diberi dalam bentuk lain. Jadi, tetaplah berdoa dan bersabarlah.

Artikulli paraprakBantahan Rasulullah Terhadap Mitos Bulan Shafar
Artikulli tjetërKUNJUNGAN SYAIKH YASIR AL-QADMANI

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini