A. Pembagian amal
Amal merupakan pekerjaan yang bisa mendapatkan pahala , dalam hkmah ini amalan dibagi menjadi dua bagian :
a. Ummiyyah
Umniyyah adalah mengharapkan sesuatu tanpa ada usaha. Sedangkan tujuan yang diharapkan tidak akan berhasil tanpa adanya suatu usaha yang memerlukan tenaga baik itu secara bathin ataupun dlohir. Sedangkan yang dimaksud Shidqun disini ialah merupakan amal perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Ketika kedua arti ini disatukan maka akan ada unsur dalam diri seseorang rasa ingin mendapatkan pahala atau pemberian dari Allah subhanahu wata’ala atas amal yang telah dilakukannya, padahal amal tersebut adalah sebuah pemberian atau anugerah dari Allah, jadi untuk apa kita meminta pahala kepadaNya sedangkan pekerjaan tersebut juga termasuk dari anugerah Nya.
Hal ini juga sama dengan seseorang ketika ditanya tentang amal, apakah kamu ingin menjadi orang yang alim ? jawaban yang pasti adalah ingin. Tapi sewaktu ditanya apakah kamu mau menjadi orang yang benar- benar alim ?…dari pertanyaan kedua ada kalimat benar-benar yang menunjukan adanya tekanan kepada orang yang menjawab, maka dari itu hanya sebagian orang saja yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Alasan jawaban yang pertama adalah karena tidak adanya suatu beban dalam berusaha. Sedangkan alasan kedua disebabkan adanya usaha berat yang maksimal.
b. Raja’
Raja’ ialah mengharapkan sesuatu yang dibarengi adanya usaha dan terdapat konsekuensi dalam melakukan suatu perbuatan tersebut tapi dalam melakukan perbuatannya dia tidak mengharapkan pahala dalam berbentuk apapu kecuali hanya ingin bias mendekatkan diri kepada Allah. Seperti yang dilakukan shahabat Nabi dalam mengerjakan amal yang diajanjikan Allah,mereka melakukan dengan sungguh- sungguh.
B. Aplikasi
kelak di akhirat, Rasulullah akan memberikan kabar gembira, beliau akan mengenal umatnya dengan suatu tanda. Ibarat kuda yang berwarna hitam langset, ketika dibandingkan dengan kuda hitam lainnya, maka tidak akan bias dibedakan kuda yang satu dengan yang lainnya tetapi salah satu dari kaki kuda tersebut memancarkan cahaya , sedangkan yang lainnya tidak. Ini merupakan gambaran manusia yang memiliki atsar atas wudhu yang dilebihkan terhadap rukun wudlu tersebut. Hal ini dilakukan oleh umat nabi Muhammad shalallahu �alaihi wasalam.
Rasulullah di akhirat nanti juga akan memanggil umatnya untuk berkumpul mendekati beliau. Ketika ada sebagian umatnya ingin mendekat, tiba- tiba malaikat Jibril datang menghalangi kemudia dia mengusir mereka, layaknya mengusir gerombolan unta yang tersesat. Rasulullah pun bertanya pada Jibril akan hal tersebut. "Bukankah mereka juga termasuk dari umatku wahai Jibril? ". Malaikat Jibril pun menjawab, "wahai Rasulullah, mereka termasuk umatmu yang telah merubah dan mengganti aturan syari’at islam". Seperti aturan untuk melakukan jama’ah, selalu berlaku tawadhu’ dan lain sebagainya, yang bertujuan supaya umat islam berlaku baik dan umat islam selalu bersatu.
Sebagian orang yang telah merubah aturan tersebut mengatakan bahwasanya,dalam masa sekarang, untuk mempersatukan umat islam tidak harus dengan adanya shalat berjama’ah, karena yang mengurusi hal tersebut hanyalah kyai dan santri, tapi bisa juga dengan membuat suatu organisasi untuk mempersatukan mereka, seperti dibuatnya persatuan sepak bola, bidang musik dan sebagainya.
Kita harus meyakini bahwasanya syari’at Allah swt merupakan suatu perkara yang paling benar. Sekalipun kita belum bisa menerapkannya, yang terpenting adalah sudah berusaha melakukannya. Ini semua sama halnya dengan jihad fi sabilillah. Kalau kita bangga terhadap islam, termasuk pertanda dari tebalnya iman seseorang tersebut. Begitu juga sebaliknya, iman seseorang itu tipis ketika tidak bangga dengan keislamannya. Contohnya ketika syari’at islam ingin ditegakkan, kemudian dia bangga, maka ia termasuk orang yang beriman dan bertaqwa.
Dengan adanya seperti ini. Maka, segala perbuatan yang berbentuk ibadah tidaka akan bias membawa mereka kepada pintu surge kecuali dengan kasih sayangNya dan anugerah yang diberikan kepada mereka sedangkan hal ini tidak akan bias sampai kepada seorang hamba kecuali cinta atas perintahNya.
C. Dalil
a. Firman Allah dalam surat Al-fath ayat 23
?³???†?‘???©?? ?§?„?„?‘???‡?? ?§?„?‘???????? ?‚???¯?’ ?®???„?????’ ?…???†?’ ?‚???¨?’?„?? ?ˆ???„???†?’ ?????¬???¯?? ?„???³???†?‘???©?? ?§?„?„?‘???‡?? ?????¨?’?¯?????„?‹?§ (?§?„????? : 23)
Artinya : "Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan peubahan bagi sunnatullah itu". (Q.S. Al-Fath : 23)
ayat ini menunjukan bahwasanya Allah menegur kepada orang-orang yang menggantikan sunatullah atau perintah Nya dengan hal yang baru, seperti yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang yang mempropokatori bahwasanya yang bias mempersatukan umat islam bukanlah dari segi shalat jama’ah tapi dengan adanya organisasi seperti persatuan sepak bola, bulu tangkis dan lain-lain.
b. Hadist nabi
?§?®?¨?±?†?? ?£?¨?ˆ ?¹?¨???¯ ?…?ˆ?„?‰ ?¹?¨?¯ ?§?„?±??…?† ?¨?† ?¹?ˆ?? ?§?† ?§?¨?§ ?‡?±???±?© ?‚?§?„ ?³?…?¹?? ?±?³?ˆ?„ ?§?„?„?‡ ?µ?„?‰ ?§?„?„?‡ ?¹?„???‡ ?ˆ?³?„?… ???‚?ˆ?„ ?„?† ???¯?®?„ ?§?„?¬?†?© ?§??¯?§ ?¹?…?„?‡ ?‚?§?„?ˆ?§ ?ˆ?„?§ ?§?†?? ???§ ?±?³?ˆ?„ ?§?„?„?‡ ?‚?§?„ ?ˆ?„?§ ?§?†?§ ?§?„?§ ?§?† ???????…?¯?†?? ?§?„?„?‡ ?…?†?‡ ?¨???¶?„ ?ˆ?±??…?©
Artinya : "Abu â€?ubaid seorang budak Abdurrohman Bin A’uf membawa berita kepadaku sesungguhnya Abu hurairoh berkata : "Saya pernah mendengar Rasulallah berkata : "Tidak akan masuk surga seseorang terhadap amalnya, para shahabat berkata : "Bukan engkau wahai Rasulallah. Rasulallah menjawab : "Bukan saya, kecuali Allah memberika atas perbuatannya keanugerahan dan kasih sayang.
Dalam hadist tersebut rasulallah mempertegas bahwasanya amal perbuatan seseorang tidak akan bisa membawanya masuk surge Allah kecuali dengan adanya kasih saying Allah dan anugerah Nya.
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?
?