Di kampung dulu pernah ada orang yang menyamar menjadi santri, bertepatan di lingkungan kampung itu ada acara dzibaan atau acara yang biasa disebut berjanjen oleh orang desa. Pada saat acara dimulai ternyata pembacaan dziba’iyah itu dilakukan secara bergantian. Ketika giliran pembacaan sudah mendekati tempat yang si Santri Gadungan itu duduki eh ia malah nylonong pergi, dan ketika bacaan sudah melewati tempatnya ia kembali masuk lagi dan duduk manis disitu.
Ternyata Shohibul hajat itu meminta agar semua yang hadir membaca dzibaan ,dan akhirnya setelah bacaan yang terakhir selesai kitab dan mic itu langsung diberikan kepada si Santri Gadungan tadi. Begitu kitab diberikan si Santri Gadungan tersebut mukanya langsung berubah menjadi merah dan semua anggota badanya gemetar. Dan marilah kita sekarang melihat banyaknya orang yang mondar-mandir memakai pakaian kyai padahal mereka tidak mengetahui kemampuan dirinya sendiri disebabkan tidak pernah berfikir seberapa kapasitas keilmuanya dan selalu berambisi menjadi orang yang terhormat dibalik embel-embel Kyai.
Kita bisa mengenal yang namanya kyai itu biasanya bisa membaca kitab kuning. Tapi kalau cuma pakaiannya saja yang seperti kiyai kadang belum tentu bisa baca kitab. Sering kita jumpai pula orang yang modelnya seperti kyai tapi ketika ditanya soal agama malah jawabanya ngawur apalagi jika disuruh baca kitab. Bahkan kalau memang bukan kyai mungkin jawabanya malah tambah ngawur dan tidak berbunyi sedikit pun. Ini adalah akibat orang yang tidak pernah nyantri tapi nyamar jadi santri, dan yang namanya santri notabenenya bisa baca kitab apalagi jika nyantri di PP AL-Anwar ini yang setiap harinya tidak akan lepas dari membawa kitab dan tidak cuma dibawa saja tapi juga dibaca.
Contoh ini mungkin sudah banyak terjadi dikalangan masyarakat khususnya pada pedesaan. Dan mungkin dikota pun juga tidak menutup kemungkinan ada juga yang seperti itu. yang namanya manusia itu terkadang ada yang ingin dikenal oleh banyak orang tetapi dengan jalan yang berbeda-beda dan contoh yang di atas adalah jalan pintas ingin menjadi terkenal tapi itu adalah jalan yang tidak baik.
Tidak hanya melihat dari segi pakiannya saja untuk menilai baik buruknya orang itu. banyak cara untuk mengetahui orang itu bias dikatakan berperilaku tidak baik entah itu dari ucapannya atau tingkah lakunya di dalam aktifitas kehidupanya sehari-hari.
Maka dari itu waspadailah orang-orang yang bersorban dan berjubah apalagi orang tersebut belum jelas status dirinya itu siapa !….supaya kita selamat dari gangguan orang- orag yang tidak genah setatusnya mari kita teliti dahulu status mereka. Bukannya kita itu sok suci tetapi supaya pas siapakah orang-orang yang sekiranya pantas dan pas memakai pakaian yang bersimbol ulama dan kyai dalam agama islam. Masalahnya terkadang pas tapi tidak pantas dan ada juga yang pantas tapi tidak pas, contohnya bisa dicari sendiri.