Assalamu’alaikum wr.wrb.
Sebagai seorang muslim kita harus menjadi pelaku (subjek) bukan menjadi sasaran dari media elektronik dan sosial (objek). Sebesar apapun bahaya yang menggerogoti atau menimpa umat Islam, sejarah membuktikan bahwa umat islam ini tetap mendapatkan kemenangan karena perlindungan dari Allah SWT. Kita bisa mencontohkan, ketika umat islam di berjaya ± hampir 800 tahun yang kemudian dihancukan oleh orang-orang kristen maka tidak serta merta menunjukkan bahwa agama islam itu hancur juga. Padahal saat itu banyak dari umat islam Andalus yang pesimis akan hal itu. Sehingga mereka berasumsi saat itu bahwa hari akhir telah tiba karena umat Islam telah dikalahkan menilik hadits-hadits tentang hari akhir. Akan tetapi, ketika melihat dari kehancuran itu ternyata Allah memberikan kemenangan di dua tempat, Indonesia dan Turki. Muncullah Islam disana hampir bersamaan dengan kehancuran Andalus.
Anehnya yang terjadi di Indonesia, agama Islam tetap mendapatkan kemenangan dan berjaya sampai sekarang meskipun pernah dijajah selama 350 tahun. Nah, dari pengalaman-pengalaman yang terjadi kita tidak boleh pesimis bahwa agama islam itu akan hancur. Apalagi perkembangan teknologi dan media semakin pesat seperti sekarang ini yang membuat kita khawatir tentang generasi selanjutnya. Dan salah satu bisyaroh (kabar gembira) dari Allah Swt akan kemenangan umat Islam adalah kita bisa bangkit dari sifat pesimis dengan dakwah melalui media elektronik dan sosial.
Dan yang perlu diketahui, kita tidak perlu lari dari perkembangan teknologi dan media. Justru kita menghadapinya dalam bentuk khidmah untuk agama Islam seperti penyebaran agama Islam lewat media elektronik dan sosial tersebut. Dan sebagai perlindungan dan benteng agar kita selalu terjaga adalah berdoa terus menerus kepada Allah Swt semoga khidmah untuk agama Islam lewat media diberi keberhasilan. Wa billahi at–taufiq.
Wassalamu’alaikum wr.wrb.