Malam itu (malam 1 Januari 2014), saat para santri usai menjalankan ritual Shalat bermaah Isya’ bersama Syaikhina Maimoen Zubair, beliau berpesan kepada santrinya bahwa besok pagi (1 Januari 2014) Menteri Pendidikan RI, Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA akan bersilaturrahin di Pesantren Al-Anwar. Diharap kepada para santri untuk menyambutnya.
Silaturrahim Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA kali ini adalah kunjungan yang ke-4. . Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA sangat berterima kasih kepada Syaikhina Maimoen Zubair yang telah berkenan menerimanya. Dalam pembukaan ceramahnya, Syaikhina Maimoen Zubair berharap mudah-mudahan kedatangan Bapak Nuh ini akan memberi kemanfaatan untuk Pesantren Al-Anwar dan bangsa Indonesia.
Usai ceramah Syaikhina Maimoen Zubair dilanjutkan ceramah ilmiah oleh Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA. Sebelum memulai ceramahnya, Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA meminta dua santri Al-Anwar untuk naik, ke panggung. Keduanya ditanya ingin jadi apa kelak. Partama ingin jadi seorang kiai. Yang kedua ingin menjadi orang yang memperjuangkan ajaran ahlusunnah waljamaah. Bapak Nuh sangat kagum dengan kedua cita-cita itu. Padahal di sana-sana, sedikit sekali cita-cita orang yang mau memperjuangkan agama. Mereka kebanyakan bercita-cita yang ada kaitannya dengan dunia.
Bapak Prof. Dr. Muh. Nuh DEA memberikan resep supaya Negara itu bisa maju. Harus ada tiga komponen. Pertama akal yang cerdas. Kedua, penerapannya. Ketiga, kejujuran. Tiga konsep ini beliau dapatkan dari kisah Abu Hanifah, Ibnu Sina dan Syaikh Abdul Qodir al-Jailani.