Sudah tidak asing lagi bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ketika membuat kamar mandi mereka sekaligus menyandingkannya dengan tempat buang air besar (WC dan sesamanya). Sebagaimana umumnya, biasanya setelah mandi kita juga langsung wudlu di kamar mandi tersebut. Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa ketika berwudlu dianjurkan untuk membaca basmalah atau dzikir dan lain sebagaimana. Sementara kita juga dituntut tidak berdzikir di tempat-tempat yang mempunyai kesamaan dengan WC.
Pertanyaan:
Apakah masih disunahkan membaca bacaan yang disunahkan dalam wudlu, semisal bacaan basmalah dll., ketika berwudlu di sebuah tempat yang multifungsi (satu tempat yang dibuat wudlu dan buang hajat)?
Jawaban:
Tidak disunahkan bahkan makruh ketika dilafalkan, sebab ada sebuah kaidah bahwa lebih baik mendahulukan larangan daripada perintah (dalam hal ini antara anjuran dan larangan membaca doa). Akan tetapi masih disunnahkan dengan cara berdzikir dalam hati.
Sedangkan kategori WC adalah:
- Tempat yang disediakan untuk WC.
- Tempat yang yang pernah terpakai guna buang hajat (qadli al-hâjat).
- Tempat yang disebut sebagai WC secara ‘urf karena sering digunakan untuk buang hajat (qadli al- hâjat).
Ibarot:
الموسوعة الفقية الجزء 34 صحـ : 12 مكتبة وزارة الأوقاف الكويتية
الذِّكْرُ إذَا كَانَ مَكَانُ الْخَلاَءِ هُوَ مَكَانَ الْوُضُوءِ قَالَ ابْنُ عَابِدِينَ لَوْ تَوَضَّأَ فِي الْخَلاَءِ فَهَلْ يَأْتِي بِالْبَسْمَلَةِ وَغَيْرِهَا مِنْ أَدْعِيَةِ الْوُضُوءِ مُرَاعَاةً لِسُنَّتِهِ أَوْ يَتْرُكُهَا مُرَاعَاةً لِلْمَحَلِّ قَالَ الَّذِي يَظْهَرُ الثَّانِي لِتَصْرِيحِهِمْ بِتَقْدِيمِ النَّهْيِ عَلَى اْلأَمْرِ وَهُوَ مُقْتَضَى مَا عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ مِنْ أَنَّ التَّسْمِيَةَ فِي الْوُضُوءِ وَاجِبَةٌ وَأَنَّ الذِّكْرَ بِالْقَلْبِ لاَ يُكْرَهُ وَذَهَبَ الْمَالِكِيَّةُ إلَى أَنَّهُ يُكْرَهُ الذِّكْرُ فِي الْخَلاَءِ اهـ
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 1 صحـ : 44 مكتبة دار الكتب العربية
قَوْلُهُ ( الْمُهَيَّأِ ) أَيْ الْمُعَدِّ وَهُوَ يَحْصُلُ بِأَنْ يُهَيَّأَ لِذَلِكَ أَوْ بِقَضَاءِ الْحَاجَةِ فِيهِ مَعَ قَصْدِ الْعَوْدِ إلَيْهِ بِغَيْرِ بِنَاءٍ أَوْ يَتَكَرَّرُ قَضَاءُ الْحَاجَةِ فِيهِ مَرَّاتٍ يَعُدُّهُ الْعُرْفُ فِيهَا مُعَدًّا وَهَلْ نَحْوُ الْمَكَانِ الَّتِي جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِقَضَاءِ الْحَاجَةِ عَلَيْهَا مِنْ الْمُعَدِّ مَالَ شَيْخُنَا إلَى أَنَّهَا لَيْسَتْ مِنْهُ فَرَاجِعْهُ اهـ