Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW dan para nabi-nabi yang dahulu sampai nabi yang dikatakan dalam al-Qur’an Isa As. Para ibu-ibu, para bapak-bapak, saudara-saudara saya, lebih-lebih pimpinan, baik itu pemimpin pemerintah, pimpinan militer, pimpinan polisi, dan lain-lain. Serta  para ulama yang saya hormati.

                Jawa Tengah ini disebut sebagai Central Java. Jadi Jawa ini menurut sejarah Islam kapan ramai Islam di tanah air setelah kemunculan Wali Songo. Wali Songo adalah para ulama yang berdakwah di pulau Jawa.

Ulama-ulama terdahulu mengalami fase perubahan sampai sembilan kali. Fase Pertama, terjadi pada  tahun 100 hijriah, dipelopori oleh Khalifah  Umar bin Abdul Aziz. Fase Kedua, tahun 200 hijriah yang dipimpin oleh Imam Syafi’i, serta para mujtahid-mujtahid. Fase Ketiga, dipelopori oleh pemimpin dasar ilmu agama (ilmu Kalam) yaitu Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Kemudian fase keempat, manusia harus dipersatukan dalam satu negara dan negara-negara yang lain. Memerangi bid’ah-bid’ah, membagi bid’ah dengan kategori bid’ah hasanah dan bid’ah sayyi’ah. Fase ini dipelopori oleh Abu Bakar al-Baqilani. Kemudian berubah kearah kemajuan setelah era  berdirinya negara yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Perubahan di tahun 500 ini dipelopori oleh Imam Ghozali. Kemudian pada abad keenam hijriah, karangan Imam Ghozali diperluas dan disyarahi oleh Imam Nawawi dan Imam Rofi’i.

Kemudian abad ketujuh, mempersatukan berbagai golongan dengan agama Islam sebagai fondasi utamanya, fase ini dipimpin oleh Imam Daqiqil Id. Kemudian perkembangan ilmu yang bermacam-macam disatukan dengan menampilkan akhir ilmu Islam yang dibawa oleh para Ulama, fase ini dipelopori oleh Imam Sirojuddin al-Bulqini. Sedangkan fase kesembilan dipelopori oleh Imam Mahalli dan Imam Suyuthi. Kemudian fase ke sepuluh, yaitu meratakan Islam dari barat sampai ke timur. Islam menyebar luas dari Maroko sampai ke Merauke, Indonesia. Dari lautan Atlantik sampai Lautan Pasifik, yang dipelopori oleh Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Setelah fase ini, muncullah para habaib yang dipelopori oleh Habib Abdullah al-Haddad pada abad kesebelas. Pada abad Kedua belas oleh Sayyid Murtadlo al-Zabidi. Dari murid Sayyid Murtadlo al-Zabidi, munculah ulama-ulama Nusantara terutama  dari Jawa seperti Kyai Abdul Manan dan di Jawa Tengah ada Kyai Umar Sarang serta kyai-kyai lainnya. Sekarang diabad keempat belas, benar apa yang difirmankan oleh Allah SWT

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً

“Adakah engkau tidak mengetahui bahwa Allah menurunkan air dari langit.”

Apa air itu? kehidupan. Apa kehidupan itu? persatuan. Apa persatuan itu? mengokohkan. Manusia itu saling mengokohkan dan tidak bisa dipisahkan dengan sesama manusia yang lain. Ini umpamakan seperti air. Kemudian selanjutnya Allah SWT berfirman:

فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا

Dari air itu, timbul kelompok-kelompok yang berbeda. Beda tapi sama, sama tapi beda. Allah meneruskan dalam firman tersebut:

وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا

Dari kekuatan-kekuatan, ada gunung-gunung yang berdiri kokoh. Itu adalah jalan terang menuju arah persatuan bangsa. Dalam firman Allah SWT itu disebutkan makna putih dan merah. Jadi, Jika di zaman Nabi dulu dikatakan putih dan merah, sekarang kita bangsa Indonesia dikatakan merah dan putih. Kalau tidak ada merah, tidak ada semangat, tidak ada darah. kalau tidak ada putih, tidak ada keikhlasan, tidak ada kekuatan. Makanya  bendera bangsa Indonesia berwarna merah-putih. Kalau dulu putih-merah, sekarang merah-putih.

BACA JUGA :  Adil dalam Berpikir

Saya ingatkan di sini, bahwa bangsa Indonesia diproklamairkan pada tanggal 17 Agustus, bertepatan tanggal 8 Ramadhan. Sama dengan Kanjeng  Nabi diangkat resmi menjadi pembawa risalah tuhan pada tanggal  8 Agustus,  bertepatan tanggal 17 Ramadhan. Apa yang terjadi?, Nabi dikatakan pernah hijrah dari kota Mekkah menuju kota Madinah pada bulan Oktober. Sedangkan pemerintahan Republik Indonesia pernah hijrah dari ibu kota negara, Jakarta  ke Jogjakarta, Jawa Tengah,  saat Agresi Militer Belanda datang. Oleh karena itu, RI waktu dulu diserang, kira-kira usia saya sudah berumur 20 tahun lebih, tahu bahwa pusatnya Negara Indonesia berada di Jawa Tengah.

                Saya masih ingat, dulu waktu ramai-ramainya apa yang disebut pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia di mulai bulan Rajab, kemudian bulan Sya’ban dan memasuki bulan Ramadhan, Bangsa Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara merdeka. Oleh karena itu, kepada kawan-kawan saya, saudara-saudara saya di Jawa Tengah, Jawa Tengah ini merupakan Central Java.

Sejarah bangsa Indonesia tidak luput dari berdirinya NU pada tahun 1926 M. Namun Muktamar NU yang pertama kali didatangi oleh para cabang-cabang di seluruh Indonesia terjadi pada tahun 1928 M. Tahun bersejarah ini sama dengan peristiwa  terjadinya Sumpah Pemuda. Dalam Sumpah Pemuda itu, para pemuda berikrar Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa. dan akhirnya ditambah Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, dan Satu Tanah Air. Inilah empat pilar penting bangsa Indonesia.

Nabi saat membentuk sebuah negara di Madinah tidak keluar dari negeri Arab. Kanjeng Nabi tetap berjiwa Nasionalis dan membawa misi bi’stsah ilahiyyah.

Inilah yang perlu saya utarakan. Saya serukan Jawa Tengah supaya benar-benar al-awal wal akhir, pertama sampai tak ada habisnya-habisnya. Jadikanlah Jawa Tengah seperti NU saat mengadakan Muktamar yang dihadiri cabang-cabangnya di seluruh Indonesia. Jadikanlah Jawa Tengah sebagai jujukan  pemerintahan Republik Indonesia sebagaimana pada bulan Oktober dulu pusat pemerintahan Indonenia di pindah (hijrah) ke Jogjakarta, Jawa Tengah. Sama dengan Nabi. Nabi proklamasi Agustus tapi Hijrah ke Madinah bulan Oktober. Persamaan ini, merah-putih. Dulu di al-Qur’an dikatakan putih-merah, sekarang merah-putih. Podo tapi bedo, bedo tapi podo.

Sekian saya mohon maaf. Mudah-mudahan apa yang kita maksud kumpul di Simpang Lima ini semuanya kembali kepada Pancasila. Ketahuilah bahwasannya Pancasila mempunyai segi empat. Empat segi itu mengepung ketuhanan yang Maha Esa. Sehingga Indonesia jika masih berpegang pada empat pilar ini akan tetap ada dan merdeka. Yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-Undang 45 yang disebut PBNU. Sekian.

Wallah Ta’ala al-Muwafiq Ila aqwamit Thariq

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

 

Orasi Kebangsaan Dalam Acara Kebangsaan “Kita Merah-Putih”.

 di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang. Minggu 17-03-2019 M.

Artikulli paraprakDaging Masa Depan Tanpa Harus Disembelih
Artikulli tjetërResensi Kitab Al-Ulama’ Al-Mujaddidun Karya KH. Maimoen Zubair

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini