Aqidah yang sangat mendasar dalam ajaran islam adalah menetapkan bahwa tuhan dibersihkan dari seluruh cacat dan berhak dari segala kesempurnaan. Dalam wadah ini suatu yang wajib kita yakini dan dipegang teguh, yaitu wujud Allah Swt merupakan wujud yang paling tinggi. Dalam akidah filsafat, wujud itu merupakan sifat nafsiyah, yaitu wujud yang berlaku bagi Allah saja, berdasarkan wujud Allah ini. Ia tidak sampai untuk menelantarkan manuusia tanpa perlindungan dan petunjuknya.

Dengan adanya petunjuk yang diberikan itu, maka Rakhman dan Rakhim Allah senantiasa akan selalu memelihara kita. Pemeliharaan Allah itu tidak hanya meliputi manusia saja, tetapi juga seluruh hewan dan alam semesta .objek terpenting dari pemeliharaan Allah terhadap manusia terletak pada jiwa itu sendiri. Karena, manusia akan selamat apabila jiwanya itu dapat terpelihara dengan baik.

Dalam konteks ini agama tidak dimasukan untuk mencari kekayaan, tetapi untuk mencari Hidayah yang dapat memenuhi kebutuhan jiwa manusia. Artinya agama yang diwujudkan berwenang untuk menerangi manusia dan memberikan tentang yang awal dan yang akhir dari kehidupan manusia, berangkat dari permasalahan ini, Prof Dr. Hamka dalam filsafat pribadinya mengatakan, manusia akan mengalami lima pertanyaan dunia, yaitu darimana engkau datang?. Datang kedunia ini atas kehendak siapa?. Apa yang dikerjakan didunia ini, karena engkau akan kembali?. Dan apa yang engkau bawa?hal tersebut merupakan petunjuk dan sekaligus menjadi dasar untuk menuntun manusia kepada ajaran tauhidiyah yang disampaikan oleh Allah melalui wahyu, yang dibawa oleh malaikat dan dikumpulkan dalam kitab-kitab. Jadi bukan suara hati atau buah pikiran manusia. Dalam wahyu terdapat beberapa pelajaran penting tentang keharusan kita unutuk mengimani Allah Swt. Kriteria keimanan dalam Al-qur’an meliputi iman terhadap Allah, Rosulnya dan hari akhir. Orang yang tidak percaya pada keesaan Allah yang maha kuasa, dapat dikatakan Musyrik.

Melalui lantaran Rosululloh SAW. kita dikabarkan tentang konsep ketuhanan yang Hak. Konsep ketuhanan yang meniadakan sekutu bagi tuhan, atau dalam kata lain konsep tuhan Esa, tanpa menyandarkan Tuhan dengan benda atau suatu apapun.

Berbeda dengan sistem ketuhanan Agama yang lain. Sebagaimana yang bisa kita lihat pada Agama Hindu dan Budha yang menyandarkan tuhan pada Arca dan Patung-patung.perbedaan juga terdapat pada konsep ketuhanan mereka, sebab dalam Agama Hindu ternyata Dikenal dengan istilah Trinitas, yang tertdiri dari Brahma sebagai Dewa pembantu , Wisnu sebagai Dewa pemelihara dan Siwa sebagai dewa perusak.

Yang menjadi pertanyaan adalah, ketika peraturan mereka akan memutuskan satu masalah. Berarti mereka harus mengadakan rapat terlebih dahulu. Kalau dalam sidang ada Tuhan yang tidak setuju, bagaimana?.melihat tugas tuhan-tuhan tersebut,apa mungkin mereka tidak berbeda pendapat. Atau dengan kata lain apakah para Tuhan tidak bertengkar?. Diantara Tuhan itu,yang mana yang paling awal?.dan saya rasa mungkin masih banyak pertanyaan yang tidak ada habisnya tentang konsep ketuhanan mereka, yang seperti sangat dipaksakan.

Atau bisa dilihat pada Agama kristen, Dalam Aqidah kristen sistem ketuhanan dikenal dengan istilah Trinitas, perbedaan yang mendasar adalah kristen mengajarkan bahwa disurga tuhan Bapak, mengakui adanya Tuhan anak dan Ruh kudus yang diberikan Malaikat Jibril kepada Maryam. Sistem ini dinamakan Trinitas yang mengakui bahwa Tuhan ada tiga. Tuhan Bapak,Tuhan Anak, Tuhan Ibu(Ruhul kudus).

Dengan adanya Tuhan Anak, mereka beranggapan bahwa dosa-dosa yang dilakukan oleh Adam dapat ditebus dengan penyalipan Nabi Isa. Hal itu berangkat dari kasus yang dilakukan Nabi Adam ketika berada disurga, yang memakan buah khuldi (menurut satu pendapat) yang dilarang Tuhan, karena itu penyaliban Yesus merupakan tanda penebusan dosa manusia. Dalam hal ini, Roh kudus dianggap memiliki andil yang sangat besar dalam usaha memperbaharui penebusan dosa. Dengan demikian kita semua tidak berdosa atau sudah terbebas dari dosa. Sehingga dalam ajaran kristen jarang sekali apa yang dinamakan neraka. Karena manusia dianggap bebas dari neraka. Yang diartikan sebagai tempat orang yang melakukan dosa. Sementara dalam ajaran Islam konsep ini, jelas-jelas ditolak. Seorang Anak melakukan dosa, tidak akan turun kepada orang tuanya atau sebaliknya, karena tidak ada yang sanggup menanggung dosa seseorang walaupun terhadap keluarganya sendiri kecuali diri sendiri. Sebagaimana Firman Allah :

ولا تزر وازرة  وزر أخرى

(Dan seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain.)

Meski demikian, dalam islam tetap dianjurkan untuk saling mendo’akan antara anak dengan bapak walaupun tidak ada kaitan apapun dalam masalah dosa dan pahala. Do’a ini ditunjukan kepada yang menjadi orang tuanya, meskipun orang itu masih hidup.

BACA JUGA :  Pemuda Bangsa Merupakan Kunci Kemajuan Dan Kesejahteraan

Dalam masalah syafa’at yang sering dibicarakan, ada bebebrapa hadits yang menyebutkan bahwa para Nabi dan para Orang-orang yang meninggal dalam medan pertempuran akan memberikan syafa’at terhadap beberapa keluarga muslim, namun hal ini akan tercapai jika memang Allah menghendakinya atau meridhoinya. Allah berfirman dalam surat Al-anbiya (21) ayat 27-28:

لا يسبقونه بالقول وهم بـأمره يعملون. يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يشفعون إلا لمن ارتضى وهم من خشيته مشفقون.

(Mereka itu tidak mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan peringatan-peringatanNya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (Malaikat) dan yang di belakang mereka. Dan mereka tidak memberikan syafaat melainkan pada orang-orang yang diridhoiNya dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada Allah).

Dalam sebagian riwayat disebutkan bahwa diakhir nanti manusia akan berbondong-bondong mencari Syafa’at pada Nabi masing-masing. Nabi Adam tidak mampu memberikan Syafa’at karena ia telah merasa melakukan dosa karena memakan buah khuldi di surga. Nabi Nuh demikian juga, karena ia telah menenggelamkan Umatnya. Pada akhirnya ia berdo’a menghadap Nabi Muhamad SAW.dan mohon agar diberikan izin memberi syafa’at.

Kemudian Allah berfirman : Angkatlah kepalamu hai Muhammad, dan mintalah niscaya Aku akan memberinya. Setelah Nabi Muhamad diberi izin memberi syafa’at, maka Nabi yang lain mampu memberi syafa’at.

Tetapi dalam Islam tetap tidak ada syafa’at bagi orang-orang musyrik, tak ada hak bagi seseorang dibebaskan dari api Neraka, terlebih bagi orang musyrik, maka yang menjadi dasar utama orang selamat adalah iman dan amal soleh.

Sedangkan Tuhan Bapak menurut mereka adalah tuhan yang langgeng dan kekal, ia kuasa atas segala sesuatu serta selalu hadir pada tempat yang terbatas, Tuhan Bapak menjadikan dirinya Tuhan Anak, yang bernama Allah membunuh Allah agar Allah ridho. Dengan adanya kepercayaan seperti ini, menurut pandangan sehat, manusia akan menampakan beban pada dua perkara yaitu pertama: orang yang memaksakan diri walaupun dianggap akan dikerjakanya. Sifat dogmatis yang terdapat dalam agama Kristen sangat kelihatan sekali. Dalam arti, walaupun mereka memiliki akal yang sehat dan mampu mengkritisi secara jernih, tapi kerena sudah menjadi agama mereka, maka yang akhirnya yang tidak benar pun akhirnya di percaya. Kedua : orang-orang yang berjalan menurut akal pikiran sehat, tidak akan bisa membendung berbagai pertanyaan yang muncul dewngan sistem ketuhanan yang muncul dengan sistem ketuhanan yang begitu sangat tidak masuk akal.

Melihat keadaan sistem ketuhanan yang ada dalam ajaran Kristen, banyak orang Eropa dan Amerika yang sudah meninggalkan ajaran agamanya. Banyak yang beranggapan bahwa Kristen bisa mencapai kemajuan karena mereka meninggalkan ajaran itu, terbukti banyak negara Barat terutama Amerika, sangat mengkampanyekan secara total antara urusan Agama Dan Negara .

Karena memang dalam ajaran Kristen tidak ada pengaturan tentang kehidupan dunia itu menjadi bukti nyata bahwa betapa tidak relevan ajaran itu untuk kehidupan saat ini, karena memang ajaran Kristen hanya di peruntukan untuk sekelompok umat dan hanya pada waktu itu.

Berbeda dengan Islam yang menyajikan pengaturan dan aturan tentang bagaimana kehidupan yang benar itu, Islam menyajikan aturan dunia yang sangat sempurna dan terbagi menjadi tiga pembagian hukum, Fiqh Siyasah, Fiqh Ibadah, Fiqh Muamalah suatu konsep ajaran yang integral dan tidak dapat di temukan dalam ajaran agama lain.

Sebaliknya umat Islam bisa mundur karena mereka meninggalkan ajaran agamanya, sekalipun banyak orang kristen yang meninggalkan agamanya, namun mereka tetap mengakui akan kebenaran agama itu.

Sebagian lambang dari ajaran agama Kristen yang kita saksikan adalah salib, asas-asas salibisme yang ada pada diri merek sangat kelihatan, seperti apa yang terjadi ketika perang salib.

Sesungguhnya ajaran-ajaran Kristen tersebut sering menimbulkan perbedaan di kalangan mereka sendiri dan ini menyebabkan berbagai aliran di tubuh Kristen itu sendiri, dan bagi mereka yang berbeda aliran tidak diperkenankan beribadah di tempat yang sama

Sebagai inti uraian dalam pembatasan ini adalah ada suatu keyakinan Nasrani yang tidak sama dengan Islam yaitu derajat maksiat seseorang. Jika salah satu di antara mereka berbuat maksiat maka yang lain akan dianggap maksiat semua, atau ada pemimpin yang berbuat baik maka yang lain dianggap baik, dan ini sungguh merupakan ajaran yang tidak masuk akal. Wallahu a’lam.

Artikulli paraprakSambutan Sayyid Muhammad Di Dubai Dalam Rangka Maulid Nabi Shollallohu ‘alaihi Wasallam
Artikulli tjetërHIKMAH KE- 7 KEBENARAN JANJI ALLAH

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini