Adapun kesunnahan puasa Tasu’a diambil hadis taqriri sebagaimana Rasulullah menyampaikan yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

( وَتَاسُوْعَاءَ ) وَهُوَ تَاسِعُهُ لِخَبَرِ مُسْلِمٍ لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُوْمَنَّ التَّاسِعَ فَمَاتَ قَبْلَهُ

Artinya, “Dan disunnahkan berpuasa Tasu’a. Tasu’a ialah hari ke-9 Muharram. Karena khabar Imam Muslim: “Sungguh jika aku masih hidup hingga tahun depan, sungguh-sungguh aku akan berpuasa di hari kesembilan (Tasu’a)”. Lalu baliau wafat sebelumnya.”

Pahala Puasa Tasu’a dan Asyura

Pada bulan Muharram terdapat puasa sunnah yang pahalanya menempati urutan kedua setelah puasa wajib di bulan Ramadhan. Yaitu Puasa Tasu’a dan Asyura.

Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 di bulan Muharram. Sedangkan puasa Tasu’a adalah berpuasa di tanggal 9 Muharram. Syekh Zainuddin al Malibari dalam kitabnya yang bertajuk Fath al-Muin menerangkan:

(وَ) يَوْمُ  ( عَاشُوْرَاءَ ) وَهُوَ عَاشِرُ الْمُحَرَّمِ لِأَنَّهُ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ كَمَا فِيْ مُسْلم  

“Dan disunnahkan berpuasa Asyura. Asyura ialah hari ke-10 Muharram. Karena berpuasa Asyura menghapus (dosa) tahun yang lewat sebagaimana dalam Shahih Muslim.”

Rasulullah SAW juga bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ» أخرجه مسلم

Artinya, “Seutama-utama puasa setelah Ramadlan ialah puasa di bulan Allah, yakni bulan Muharram. Dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardlu, ialah shalat malam”. (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.

عَنِ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ قَالَ: «مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ : يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ..» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيْ، وَمُسْلِمٌ، وَالنَّسَائِي، وَأَحْمَدَ.

Artinya, “Aku tidak pernah melihat Nabi Muhammad SAW paling semangat berpuasa di hari yang paling beliau utamakan dibanding hari lain kecuali hari ini, Hari Asyura”. (HR. Bukhori, Muslim, Nasai dan Ahmad)

Adapun pahala dari puasa Asyura yang diriwayatkan dari Abi Qotadah ra, ialah:

BACA JUGA :  Bahaya Islam Liberal

عن أبي قَتادة رضي الله تعالى عنه، عن الرّسول ﷺ قال: صوم عاشوراء يكفِّر السّنة الماضية، وصوم عرفة يكفِّر سنتين: الماضية والمستقبَلة

Artinya, “Puasa Asyura dapat menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan puasa Arafah dapat menghapus (dosa) dua tahun. Yaitu, sebelum dan tahun sesudahnya”.

 

Niat Puasa Tasu’a dan Asyura

Berikut ini contoh lafadz niat puasa Tasu’a dan Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ سُنَّةِ التَاسُوعَاء للهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Tasu’a karena Allah SWT.”

 نَوَيْتُ صَوْمَ سُنَّةِ ِعَاشُورَاء للهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Asyura karena Allah SWT”.

 

Sumber :

Syarah an-Nawawi ‘ala Muslim Juz 4 Hal 121

Faidh al-Qadir  Juz 4 Hal 283

I`anatut Thalibin Syarh Fath al-Muin Juz 2 Hal 301

Riyadu as-Sholihin Hal 139-140

Shohih al-Bukhori Juz 7 Hal 127

1
2
3
Artikulli paraprakPerbedaan Status Khalik dan Makhluk
Artikulli tjetërKHIDMAH ATAU CINTA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini