Kitab Maraaqil ‘Ubudiyyah
Nama kitab : Syarah Maraaqil ‘Ubudiyyah
Pengarang : Syaikh Muhammad Nawawi Al-Jawi
Penerbit : Al-Haramain, Indonesia
Tebal : 102 Halaman
Meskipun sudah menginjak usia 82 tahun, KH. Maimoen Zubair masih aktif dan eksis dalam nasyrul ‘ilmi (penyebaran ilmu). Selain memenuhi permintaan untuk memberikan mau’idloh hasanah dalam berbagai acara dari beberapa kota di Indonesia, beliau masih meluangkan waktunya di Pondok Pesantrennya. Adapun waktunya tiap hari Ahad sekitar pukul 11.00 WIS dengan menggunakan kitab Tafsir Jalalain, ba’da shalat shubuh menggunakan kitab Ihya’ ‘Ulumuddin, dan ba’da ashar menggunakan kitab yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Pada tahun ini tepatnya sepulang dari menunaikan ibadah haji, pengasuh PP Al-Anwar tersebut akan membacakan kitab Maraaqil ‘Ubudiyyah karangan Imam Nawawi Al-Jawi yang mensyarahi kitab Bidayatul Hidayah yang merupakan buah karya dari Imam Ghozali, pengajian tersebut dilaksanakan setelah jama’ah shalat ashar di Mushala PP. Al-Anwar.
Kitab Syarah Maraaqil ‘Ubudiyyah merupakan kitab yang menjelaskan tentang Ilmu Tasawuf dengan panjang lebar. Diantara babnya adalah adab bangun tidur, adab masuk masjid, adab shalat dan sebagainya . Dalam bab adab seorang murid kepada gurunya, Imam Ghozali menyatakan bahwasanya seorang murid tidak boleh su’udzon kepada gurunya seperti kisah Nabi Musa saat berguru kepada Nabi Khidir yang termaktub dalam surat Al-Kahfi :
?£?®?±?‚???‡?§ ?„?????±?‚ ?£?‡?„?‡?§ ?„?‚?¯ ?¬?¦?? ?´???¦?§ ?¥?…?±?§
Buah karya Imam Ghozali tersebut jarang dikaji pada zaman sekarang ini karena beberapa alasan, salah satunya yaitu karena para tholibul ‘ilmi banyak yang menganggap sulit dalam memahami kitab-kitab tasawuf, terlebih mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka, sehingga sedikit sekali tholibul ‘ilmi yang berminat untuk mengkaji dan mempelajari kitab tersebut ataupun kitab-kitab tasawuf lainnya.
Pengajian tersebut merupakan usaha dari beliau KH. Maimoen Zubair untuk menumbuhkan kembali minat para pencari ilmu terhadap kitab-kitab tasawuf. Sampai-sampai beliau meluangkan waktunya bagi para santri untuk kembali menghidupkan dan meramaikan ilmu tasawuf yang telah dikarang oleh para ulama-ulama salaf dalam kitab-kitab mereka. Semoga usaha mulia dari beliau akan terwujud serta bermanfaat bagi beliau, kita semua dan agama Islam. Wallahu a’lam