Peristiwa gerhana matahari memang merupakan momen yang cukup jarang terjadi, sehingga banyak orang ingin menyaksikan secara langsung kronologi kejadiannya. Para santri Al-Anwar pun tak mau momen itu lewat begitu saja tanpa meninggalkan kesan apa-apa. Mereka memanfaatkannya sebagai ajang menerapkan ilmu yang mereka dapat.
Dengan memakai peralatan milik pondok pesantren, beberapa santri yang bergelut dalam pelajaran ilmu falak mencoba mempraktekkan langsung dengan melakukan observasi gerhana matahari. Dibimbing Ustadz Hamid Dliya’uddin sebagai mentor sekaligus guru pelajaran falak, mereka mencoba mencocokkan posisi gerhana beserta ukuran derajatnya di daerah sarang dan sekitarnya.
Adapun metode yang mereka pakai adalah :
1. menggunakan alat bantu konvensional teropong bintang
2. memakai timba yang diisi dengan air.
Setelah objek gerhana matahari ditemukan mereka menyamakan ketepatan posisi matahari dan bulan dengan aplikasi PC bernama Stellarium, aplikasi khusus perbintangan yang menjiplak letak posisi bintang di tata surya dalam kurun waktu tertentu seakan kita melihatnya secara kasat mata langsung.(Nas/Kml)