SEKERAS APAPUN SEMANGATMU, TIDAK AKAN MENEMBUS TAKDIR

سَوابِقُ الهِمَمِ لا تَخْرِقُ أَسْوارَ الأَقْدَارِ

“kerasnya semangat tidak dapat menembus tirai takdir”

Ibnu Athoillah menjelaskan bahwa karomah yang timbul dari wali itu tidak menembus keluar dari takdir. Tetapi semuanya didahului oleh takdir Allah SWT, semua terjadi dengan izin Allah SWT. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali dengan kehendak Allah SWT. Allah berfirman:        

At-Takwīr Ayat 29

وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ

“Kamu tak dapat berkehendak, kecuali apabila  Allah menghendaki, Tuhan semesta alam”

Begitu pula keajaiban yang keluar dari tukang sihir, itu juga dengan izin Alah SWT dan tidak bisa menembus tirai takdir, Kalau bersamaan dengan kehendak Allah SWT, maka sihirnya akan mengenai orang yang tertuju. Kalau tanpa izin Allah SWT maka tidak akan berpengaruh. Semuanya bisa terjadi dengan Qadha’ dan Qodar Allah SWT.  

Tentang Sihir Allah Menyebut Dalam Al-Quran.

Al-Baqoroh 102

وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ

“Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan (sihir)-nya, kecuali dengan izin Allah”

Ada seorang ahli Asma’ tinggal di Mekkah, orang menyebutnya Syaikh Badriyah karena ia seorang pemimpin kumpulan bacaan Ahli Badr di Makkah, ia difitnah oleh seorang salah satu muridnya sehingga ia marah kepada Sayyid Maliki, dia aslinya orang Maroko yang gampang marah, di malam ia hari menulis bacaan untuk menggangu sayyid Maliki. Di tengah ia menulis bacaan-bacaan itu ia mengantuk. Ia berhenti dan tidur, kertas yang ia tulis di tarunya di bawah bantal.

“Apa yang ada di bawah bantalmu itu? Kalau engkau menggangu waladi Muhamaad, akan aku robek-robek wajahmu. Ayo  robek kertas itu, “ kata Rosulullah SAW kapada orang itu dalam mimpinya”. kemudian Ia bangun dan kertas itu langsung di robek.

BACA JUGA :  HIKMAH 143 HALIAH SANG ZAHID DAN SANG 'ARIF KETIKA DIPUJI

Sebelum subuh ia sudah datang ke kediaman Sayyid Maliki. Saya yang membukakan pintu. Ia datang bersama murid-muridnya. Ia menunggu keluarnya Sayyid Maliki di Mushola, ketika Sayyid Maliki datang, ia langsung merangkul dan menciumi Sayyid Maliki sembari menangis dan minta maaf.

“kita sholat Subuh dulu, habis sholat Subuh kita bicara” kata Sayyid Maliki”

1
2
Artikulli paraprakRESENSI RAWAI’U AL-BAYAN FI TAFSIRI AYATI AL-AHKAM

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini