مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتُ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ الْمُوَافِقَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَ مِنْ وُجُودِ الزَّلَاتِ.
“Di antara tanda-tanda matinya hati adalah tidak ada kesedihan atas berbagai ketaatan yang Anda lewatkan dan meninggalkan penyesalan atas adanya kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan.”
Banyak sekali sesuatu yang ada dalam diri manusia yang di anggap penting dengan menimbang baik dan buruknya atau bisa dikatakan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah hati. Dalam hikmah ke 46 kemarin telah dijelaskan bahwasannya hati adalah sesuatu yang sangat penting karena baik buruknya hati akan mempengaruhi semua yang ada dalam diri manusia seperti sabda nabi:
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Dan yang sering Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– minta dalam do’anya adalah agar hatinya terus dijaga dalam kebaikan. Beliau sering berdo’a,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga hati dan membuatnya hidup. menjaga hati berarti menjauhkan hati dari perkara-perkara yang membuatnya tidak berkualitas seperti riya’ dan lain-lain. Dan membuat hati tetap hidup berarti memenuhi hati dengan nilai-nilai keimanan, penuh kecintaan, penuh pengagungan dan penuh rasa takut terhadap Allah Swt. lalu langkah apa yang harus dilakukan untuk membuat hati hidup?maka cara yang terbaik adalah dengan menjauhkannya dari sesuatu yang membuat hati mati seperti sebab-sebab yang membuatnya mati dan tandanya.
Sebab-sebab yang membuat hati mati ada tiga cinta dunia, lupa mengingat allah dan mengarahkan badan pada sesuatu maksiat,
Cinta dunia adalah kondisi seseorang mencintai kesenangan dunia baik berupa harta, wanita, atau takhta sehingga membutakan hatinya dan lalai terhadap akhirat.
Lupa terhadap allah artinya lupa untuk selalu mengingat allah karena disibukan dengan perkara-perkara material dan kenikmatan-kenikmatan duniawi, serta semakin terpikat fenomena-fenomena material dan keterikatan.
Dan mengarahkan badan pada sesuatu maksiat berarti melakukan hal-hal yang dilarang syariat islam.
Tanda matinya hati ada tiga
Tidak bersedih atas kehilangan perkara seperti ketaatan,
Tidak menyesal atas kesalahan yang dilakukan
Dan berteman dengan orang yang lupa terhadap tuhannya
Maka ketika seseorang telah menjahui perkara-perkara yang membuat hati mati maka akan mudah untuk membuat hati hidup.
Sebab-sebab hidupnya hati ada tiga zuhud terhadap dunia, sibuk mengingat alllah dan berteman dengan walinya.
Zuhud terhadap dunia adalah tidak merasa putus asa tatkala ada dunia (harta benda) yang terlepas dari genggaman dan tidak merasa senang bila ada perkara duniawi yang datang. Dalam hal ini zuhud bukan pula berarti tidak menyukai hidup kaya dan malah memilih hidup miskin. Sebab, orang yang kaya belum tentu tidak zuhud begitu pula orang yang miskin belum tentu zuhud.
Sibuk mengingat alllah berarti mengingat nama dan sifat Allah serta memuji, mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya dan diucapkan berulang-ulang dengan hati ataupun lisan.
Berteman dengan walinya artinya menjalin hubungan yang melibatkan pengetahuan tentang agama dengan mengharapkan berkah darinya.
Seseorang yang telah membuat hatinya hidup dengan taat pasti dia akan senang, itu karena permulaan ketaatannya hamba adalah arah menuju keburuntungan, maka ketika hati dihidupkan dengan taat dan iman maka hati akan merasa sakit terhadap sesuatu yang mengarah pada kesengsaraan dan menjadi senang terhadap sesuatu yang mengarah pada kebahagiaan atau bisa dikatakan permulaan tha’atnya hamba adalah tanda tuhannya ridho terhadap hamba itu dan permulaan maksistnya hamba itu adalah tanda marahnya tuhanya pada hamba itu.
Hati yang hidup itu bisa merasakan dengan sesuatu yang diridhoi maka hati akan merasa senang dan bisa merasakan sesuatu yang di benci maka akan sedih. hati yang sakit itu tidak bisa meraba sesuatu artinya semuanya sama antara taat dan maksiat samahalnya mayit karena mayit itu tidak bisa meraba. Maka Dapat difaham bahwasanya kesenanganmu dengan taat dan kesedihanmu terhadap maksiat itu menjadi tanda hidupnya hati karena sabda Nabi SAW:
مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ. (رواه أبو الفرج البغدادي في جامع العلوم والحكم)
“Orang yang kebaikannya membuatnya bahagia dan keburukannya membuatnya sedih, maka ia seorang mukmin (yang sempurna).” (HR. Abu al-Faraj al-Baghdadi dalam Jami’ al-Ulum al-Hikam)
Sementara Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
إِنَّ اَلْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعُ عَلَيْهِ، وَالْفَاجِرُ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ، فَقَالَ بِهِ هَكَذَا فَأَطَّارَهُ.
“Sungguh orang mukmin (sejati) melihat dosa-dosanya seolah ia (duduk) di bawah gunung yang dikhawatirkan akan roboh menimpanya; sedangkan orang fasik melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya, lalu ia usir dengan tangannya sehingga ia membuatnya terbang (pergi darinya).”
Karena amal yang baik itu menjadi tanda telah mendapatkan ridho dari allah dan ridho itu mendatangkan kebahagiaan dan amal yang buruk itu tanda marahnya allah dan marahnya allah akan menjadikan sedih dan perih ,maka orang yang diridhoi allah akan melakukan perbuatan yang baik dan orang yang dibenci allah akan ditinggalkan dalam sudut pengabaian.