"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." QS. Al-Baqarah (2): 216.
Alkisah, ada seorang laki-laki baik hati yang memiliki istri yang sangat cerewet. Tiap pulang kerja mengumpulkan kayu bakar, yang dia temukan dari istrinya hanyalah omelan. Namun laki-laki baik itu bersabar dan bersabar.
Ajaib, di hutan tempat dia mencari kayu bakar dia mendapati seekor harimau yang jinak dan selalu membantunya. Dia tidak lagi repot-repot mengangkut kayu bakar ke pasar, karena selalu dibantu oleh si harimau.
Suatu ketika istrinya yang cerewet itu wafat. Dia lalu mencari istri penggantinya. Kali ini, istrinya sangat baik hati. Dia pun sangat senang. Pulang kerja istrinya selalu menyambutnya dengan senyum. Namun keajaiban terjadi lagi, harimau yang biasanya membantu tak lagi dia temukan.
Rupanya harimau itu dikirim oleh Allah SWT. sebagai pahala atas kesabarannya terhadap sikap istrinya dulu yang cerewet itu.
Cerita lain diriwayatkan oleh Ushmu’iy, perdana menteri Khalifah Al-Ma`mun:
Suatu hari ketika berburu di hutan, dari kejauhan dia melihat sebuah kemah. Dia lalu mendekatinya, dan di sana dia temui seorang wanita muda yang cantik jelita. Ushmu’iy duduk di pojok rumah, dan wanita cantik itu duduk di pojok yang lain. Ushmu’i` meminta segelas air untuk sekedar menghilangkan rasa hausnya. Tidak dinyana, muka wanita itu tiba2 berubah kepucatan.
"saya belum minta izin suamiku untuk menghidangkan air untuk tamu asing!" katanya.
Lalu wanitu itu menyuguhkan segelas susu sebagai gantinya. "Ini adalah persediaan makan siangku."
Di tengah Ushmu’iy minum, wanita itu bergegas keluar rumah. Di kejauhan, tampak seorang laki-laki tua buruk muka menaiki onta. Si wanita bergegas keluar ternyata untuk menjemput lelaki tua yang tak lain adalah suaminya. Ia memberikan air segar yang tadi tidak diberikan kepada Ushmu’iy ketika dia memintanya. Dia juga membersikan kedua kaki lelaki tua ketika turun dari ontanya. Namun sebaliknya, sikap lelaki itu justru kasar meski segala kebaikan telah ditunjukkan sang istri.
Ushmu’iy heran bercampur geram: ada laki-laki tua buruk muka dan buruk perangai beristrikan wanita muda, cantik rupawan, dan jelita perilaku. Tak kuat dengan apa yang dilihatnya yang amat kontradiktif itu, Ushmu’iy mengungkapkan segalanya kepada si wanita.
"Mana mungkin kamu yang begitu baik bersuamikan tua bangka buruk perilaku itu!" kata Ushmu’iy.
Sungguh diluar dugaan, mendapat simpati seperti itu sang wanita justru marah besar.
"Anda jangan merusak sikap saya selama ini kepada suamiku. Anda jangan coba-coba merusak iman saya! Ketahuilah, bahwa saya ini berupaya menjalankan hadis Rasulullah SAW yang pernah saya dengar, bahwa "iman itu dua paruh. Separuh pertama adalah sabar dan separuh kedua adalah syukur."
Wanita itu mencoba untuk bersabar memiliki suami yang sangat tidak ideal, dan mencoba bersyukur karena diberi kecantikan.