حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِلْمُؤْمِنِينَ (3) وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (4) وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ رِزْقٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ آيَاتٌ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (5)
""Haa Miim. Kitab (ini) diturunkan dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal." (QS. Al-Jatsiyah 1-5)
Lafadz حم yang mengetahui maknanya hanya Allah. Kemudian dilanjutkan dengan kata تنزيل yang memberi isyarat bahwa Al-Quran itu diturunkan secara berangsur-angsur oleh Allah yang Al-Azizi dan Al-Hakim yang berarti Allah yang Maha Menang dan Maha Bijaksana. Mengapa Allah maha menang? Karena Allah yang menciptakan segala sesuatu, baik itu perkara yang ada kebaikannya ataupun perkara yang ada keburukannya. Di dalam sesuatu yang diciptakan Allah itu pasti ada faidahnya, baik yang sudah diketahui manusia ataupun tidak. Semua hal itu menunjukan sifat kebijaksanaan Allah.
Di dalam surat ini, Allah mendahulukan kata langit dengan mengakhirkan kata bumi karena adanya suatu hal. Yaitu, karena langit berada di atas dan bumi berada di bawah, meskipun dalam penciptaannya bumi lebih lama bila dibandingkan dengan langit. Masa empat hari empat malam untuk bumi, dan dua hari dua malam untuk langit. Dari angka empat ini telah menjadikan sesuatu pokok atas suatu perkara :
- Lafal basmallah terdiri dari empat kata; بِسْمِ (1) اللَّهِ (2) الرَّحْمَنِ (3) الرَّحِيمِ (4)
- Lafal tahlil juga terdiri dari empat kata; لا (1) أله (2) الا (3) الله (4)
- Angka empat digunakan untuk simbol Palang Merah yang terdiri dari empat sisi, kanan-kiri dan atas-bawah. Palang Merah ini merupakan suatu organisasi kemanusiaan dengan memakai simbol darah.
- Angka empat memberi gambaran akan keselamatan dunia dan akhirat jika seseorang mau melakukan empat perkara. Yaitu, syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.
- Di dalam kesehatan angka empat juga ikut andil. Yaitu, dalam perkara empat sehat lima sempurna.
- Dan yang terakhir, seorang yang beriman hendaknya mengerjakan salat sunnah empat macam. Yaitu, salat Rawatib, Duha, Lail dan Witir.
Setelah menerangkan tentang langit, Syaikhina Maimoen menerangkan tentang langit yang berlapis tujuh yang apabila ditambah bumi, jumlahnya menjadi delapan. Hal ini memberi gambaran bahwa pintu surga itu ada delapan yang telah disediakan bagi orang-orang yang beriman. Langit merupakan makhluk Allah yang baik. Karena di hari-hari yang tertentu dia digunakan untuk lewat bagi amal-amal baik manusia. Hingga suatu ketika, apabila amal saleh tadi tidak lewat karena pemiliknya meninggal dunia, langit berduka dan menangis. Allah berfirman:
فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (29)
"Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan merekapun tidak diberi tangguh." (QS. Ad-Dukhan : 29).
Tapi, meskipun langit itu baik, ada sesuatu yang lebih baik darinya lagi, yaitu bumi. Hal disebabkan karena bumi itu digunakan untuk sembahyang menyembah kepada Allah. Selain itu, bumi juga merupakan tempat tinggal para nabi khususnya Nabi Muhammad Saw. Sehingga, karena keunggulan yang dimiliki bumi tadi, langit menjadi iri hati. Langit mengajukan permohonan kepada Allah Swt agar berkenan menaikan Rasulullah Saw ke langit. Maka dengan izin Allah, permintaan langit dikabulkan dengan memi’rajkan Rasulullah Saw ke langit. Langit menjadi bergembira atas kunjungan Nabi Muhammad Saw.
Langit itu sendiri masih termasuk perkara dunia. Hal itu dibuktikan bahwa orang-orang pertama yang menemukan tentang Ilmu Astronomi adalah orang kafir. Selain Astronomi ada juga ilmu Falaq yang ada kaitannya dengan Galaxy, penemunya juga kebanyakan orang kafir. Sehingga, Nabi Muhammad Saw sendiri tidak terlalu suka dengan ilmu Falaq. Maka dari itu, janganlah kamu sombong dengan ilmu Falaq jika kamu termasuk orang-orang pandai di bidangnnya.
Langit dan bumi kelak akan hancur. Khususnya bumi yang mengandung perkara dunia. Hingga suatu saat bumi yang kita tempati ini apabila sudah tidak berurusan dengan dunia, dia akan dipindahkan Allah ke surga. Bumi akan dipersembahkan untuk orang-orang mukmin yang ahli surga. Karena alasan yang sedemikian rupa, maka janganlah kamu cinta dan terlena dengan dunia. Akan tetapi, jadilah kamu semua orang yang mempunyai dunia tanpa harus mencintai dunia. Sebab, kunci dunia itu diberikan oleh Allah kepada para nabi yang kemudian tongkat estafetnya diteruskan oleh para ulama. Rasulullah Saw bersabda:
اعطيت مفاتيح الغيب والارض
"Telah diberikan kepadaku beberapa kunci alam ghaib dan bumi." (Al-Hadist).
Tapi ironisnya, kebanyakan ulama-ulama sekarang rakus terhadap dunia padahal dunia tidak ada di tangannya. Dan satu hal yang menjadi catatan, kebanyakan ulama satu sama yang lain di dalam hatinya ada unek-unek dan penyakit hati yang kelak akan dihilangkan oleh Allah ketika mereka masuk ke surga.
Apabila seorang mukmin melihat-lihat sesuatu yang ada di langit dan di bumi, maka iman mereka akan bertambah karena hal itu termasuk ayat kauniyyah. Tapi, sayogjanya cukuplah bagi seorang mukmin untuk mempertebal keimanannya dengan memakai ayat Quraniyyah. Sebab, sudah dikisahkan bahwa Sang Singa Padang Pasir yang berhati keras bisa menjadi luluh dan gemetar ketita mendengar ayat-ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh Fatimah binti Khattab. Dengan seketika Umar bin Khattab berikrar atas keislamannya di hadapan Rasulullah Saw.
Pada ayat keempat, Syaikhina Maimoen menjelaskan bahwa di dalam diri manusa itu ada ayat-ayat Allah bagi orang yang mau berfkir. Selain itu, ada ayat Allah yang terdapat pada burung-burung yang rizkinya sudah mendapat jaminan oleh Allah. Pagi-pagi burung-burung pergi dengan perut yang kempis, kemudian kembali di waktu sore dengan perut yang penuh. Rasulullah Saw bersabda :
عن عُمَر – رضي الله عنه ، قَالَ : سمعتُ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم ( لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُو خِمَاصاًوَتَرُوحُ بِطَاناً ) رواه الترمذي.
"Dari Ibnu umar Ra berkata; aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, "Jikalau engkau bertawakal kepada Allah sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Allah akan memberi rizki sebagaimana Allah memberi rizki kepada burung yang di waktu pagi perutnya dalam keadaan kempis dan kembali di waktu sore dengan perut yang penuh." (HR. Thirmidzi).
Semua keagungan di atas tadi terjadi karena disebabkan keagungan Al-Quran. Maka dari itu, seseorang tidak akan bisa beriman secara sempurna apabila tidak melalui ayat Kauniyyah dan ayat Qur’aniyah meskipun dalam realita sekarang, ayat-ayat Allah kian hari kian habis hukumnya. Hingga kelak akan ada suatu zaman di mana Islam hanya tinggal namanya dan Al-Quran hanya tinggal tulisannya.
Sarang, 27 April 2010
Catatan: Artikel ini disarikan dari pengajian Tafsir Syaikhina Maimun Zubair di hari Ahad dengan materi QS. Al-Jatsiyah 1-5.