Pendidikan islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik menyangkut derajat kemanusiaan sesuai dengan kemampuan dasar (fitroh) dan kemampuan ajaranya (pengaruh dari luar).

Lahirnya Agama Islam yang dibawa Rosululloh SAW, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa yang pernah di alami oleh umat manusia, Islam sebagai landasan spiritual dan sosial.

Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah sebagai kholifah dimuka bumi. Sebagai kholifah, manusia mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakanya. Dengan demikian, Pendidikan merupakan urusan hidup dan kehidupan manusia dan merupakan tanggung jawab manusia sendiri.

Allah SWT telah mengisyaratkan dengan firmaNYA yang pertama kali di turunkan kepada Rosululloh SAW dalam S.Al-Alaq: 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut merupakan perkenalan dan petunjuk dari Allah SWT, Bahwa pencipta segala sesuatu itu adalah Allah sendiri tanpa bantuan dari selain-NYA. Manusia diciptakan dari segumpal darah melalui proses pertumbuhan menurut hukum yang telah diciptakan Allah. Allah yang menyatakan diri-NYA bahwa Dialah Yang Maha Pemurah, Sehingga bukan untuk di takuti apalagi dijauhi, Akan tetapi harus didekati dan diikuti segala kehendak-NYA demi kepentingan dan kebaikan umat manusia sendiri. Dialah Maha pendidik yang bijaksana, Mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan dengan menulis dan membaca.

Ayat tersebut sebagai petunjuk bahwa manusia harus bisa membaca dalam arti yang sesungguhnya dan dalam arti majazi. Arti sesungguhnya adalah membaca apa yang ditulis, berupa huruf. Arti majazi adalah membaca diri sendiri dan alam sekitarnya serta latar belakang dari keduanya itu. Jadi yang dikehendaki Allah ialah agar manusia mampu membaca apa yang tersurat dan apa yang tersirat, Sehingga benar-benar mengenal dirinya, bertindak sesuai dengan pengenalannya itu.

Sebuah pepatah mengatakan

من عرف نفسه فقد عرف ربه

"Barang siapa telah mengenal dirinya maka ia telah mengenal Tuhan-NYA."

Oleh karena itu, dengan akalnya manusia telah diberi kesanggupan untuk memikirkan segala sesuatu untuk kepentingan hidup.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21)

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah."

Jadi, Selain kita diharapkan mengikuti petunjuk dan perintah Allah, juga diwajibkan mematuhi petunjuk dan perintah dengan mencontoh Rosululloh SAW sejalan dengan dasar pikiran di atas.

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum : 30 dan Surat An-Nahl : 78, sebagai berikut :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (30)

BACA JUGA :  Pernyataan Resmi PP. Al- Anwar I Terkait Hasil Halaqoh Bahsul Masail Pimpinan Pusat GP. Ansor

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (78)

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Rosululloh telah memberikan petunjuknya,

"كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه، أو ينصرانه، أو يمجسانه وما رواه مسلم في "صحيحه" عن عياض بن حمار بن أبي حمار التميم

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci (fitroh), hanya ibu dan bapaknyalah yang menjadikan anak itu menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.”

Sabda Rosul ini memberikan tekanan bahwa pendidikan itu pertama tama dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, Ibu dan bapaklah yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. Kedua orang tua itulah yang akan menentukan hasil dari pendidikan anak-anaknya, dan mereka bertanggung jawab atas hasil usaha mendidik anaknya itu kepada Allah SWT, dan akan meraskan hasil jerih payahnya itu. Lebih jelas lagi Rosululloh telah memperingatkan kepada kita, betapa pentingnya pendidikan untuk hari depan anak-anak.

علموا اولادكم فانهم مخلوقون لزمن غيرزمنكم

“Didiklah anak-anak mu, karena mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang lain dari masa ini.”

Petunjuk tersebut mangandung makna filsafat yang luas, yang harus difikirkan dan dikembangkan hingga memperoleh jawaban mengenahi hakikat kebenaran dari pendidikan dan dapat dilaksanakan dengan praktis, jelasnya, Al-Qur’an dan sunnah adalah dasar dan landasan bagi pendidikan Islam, menjadi standar kebenaran bagi hasil pemikiran filosofis manusia untuk diamalkan dalam kehidupan. Dasar-dasar tersebut tidak akan menyimpang atau menyalahi UUD 1945 dan falsafah pancasila.

Dengan adanya pendidikan Agama Islam secara dini anak diperkenalkan dengan aturan mulia serta norma-norma luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang meliputi cara yang berhubungan dengan masyarakat sekitarnya, yang akhirnya diharapkan menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah akan terbentuk manusia yang berakhlak yang memiliki semangat kebangsaan yang tinggi untuk dijadikan modal utama penggerak pembangunan bangsa dan agama.

Tekanan utama dalam pendidikan Agama Islam menurut Rosululloh SAW adalah Akhlak yang mulia. Kepandaian dan ketrampilan tidak akan pernah membuahkan kemanfaatan bagi manusia tanpa didasari oleh Akhlak.

Sebuah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairoh

« إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق ».

“ Sesungguhnya aku diutus oleh Allah SWT smata-mata untuk menyempurnakan akhlak manusia ( H.R Bukhori ). “

Berdasarkan sabda Rosululloh ini, maka terbentuknya kepribadian yang berakhlak mulia adalah tujuan Pendidikan Agama Islam untuk semua jenjang pendidikan.

Islam adalah agama yang diajarkan oeh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman kepada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril.

Artikulli paraprakMenelaah Makna Tembang "Lir-Ilir"
Artikulli tjetërMinat Turast Ilal Blog

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini