Dalam pelaksanaan haji badal di negeri ini terbilang sangat mudah, ahli waris cukup mendaftar kepada KBIH atau biro jasa badal haji dan membayar administrasinya.

Namun, dari kemudahan tersebut memunculkan problem bagi ahli waris Karena memandang realita yang ada, dalam pelaksanaan haji badal tersebut KBIH atau biro haji badal terkadang kurang intensif dalam mengurusi pelaksanaannya, dikarenakan banyaknya pendaftar dan keterbatasan petugas pembadalan haji.

Dari situlah muncul kekhawatiran dari ahli waris tentang keabsahan pembadalan haji tersebut. Karena dalam prakteknya ahli waris tidak bisa memastikan bahwa petugas yang menggantikan haji tersebut Benar-benar melaksanakan haji dengan semestinya.

Sebab ada kemungkinan ketika petugas tiba di Tanah Suci, ia berniat haji untuk dirinya sendiri, bahkan berniat badal haji untuk beberapa orang. Meski setelah pulang ke negerinya ahli waris mendapatkan sertifikat badal haji sebagai bukti pembadalan haji tersebut.

Pertimbangan :

  • Belum jelasnya integritas (tingkat kepercayaan) program haji badal
  • Terkadang pembadalan haji bukan hanya untuk satu orang
  • Perbedaan biaya ongkos haji biasa dan ongkos haji badal.

Pertanyaan

  1. Apakah sudah cukup bagi ahli waris untuk menggugurkan kewajiban mayit dengan hanya menerima sertifikat haji badal dari pihak KBIH (tanpa memastikan secara langsung) seperti dalam deskripsi ?

Jawaban :

Secara dhohir sudah cukup , namun untuk menanggulangi penipuan, bagi ahli waris harus lebih berhati – hati dengan cara konfirmasi langsung kepada orang yang membadali semisal lewat telepon dan tidak kurang dari tarif standart.

Penjelasan :

Masalah menghajikan orang lain Mazhab Syafi’i mengatakan boleh menghajikan orang lain dalam dua kondisi;

Pertama; untuk mereka yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena tua atau sakit sehingga tidak memungkinkannya melakukan ibadah haji namun ia kuat secara finansial. Orang seperti ini wajib membiayai haji orang lain.

مسند الشافعي ترتيب السندي (ص: 1058)

عن بْنِ عَبَّاسٍ : – أنَّ امْرَأَةً مِنْ خَثْعَمٍ قالَتْ لِرَسُولِ اللَّهِ صلى اللَّهُ عليه وسلم : إنَّ أبي قَدْ أدْرَكَتْهُ فَرِيضَةُ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الحَجِّ وهُو شَيْخٌ كَبِيرٌ لاَ يَسْتَطيعُ أنْ يَسْتَوِي عَلَى ظَهْرِ بَعِيرِهِ قال : ” فَحُجِّي عَنْهُ “

 

Artinya, Hadist riwayat Ibnu Abbas “Seorang perempuan dari kabilah Khats’am bertanya kepada Rasulullah “Wahai Rasulullah ayahku telah wajib Haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan apakah boleh aku melakukan ibadah haji untuknya?” Jawab Rasulullah “Ya, berhajilah untuknya”

Kedua; orang yang telah meninggal dan belum melaksanakan ibadah haji, Ahli warisnya wajib menghajikannya dengan harta yang ditinggalkan.

Pendapat tersebut berdasarkan dalil;

بلوغ المرام من أدلة الأحكام (ص: 263، بترقيم الشاملة آليا)

وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسْ: – أَنَّ اِمْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ جَاءَتْ إِلَى اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ: إِنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ, فَلَمْ تَحُجَّ حَتَّى مَاتَتْ, أَفَأَحُجُّ عَنْهَا? قَالَ: ” نَعَمْ “, حُجِّي عَنْهَا, أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ, أَكُنْتِ قَاضِيَتَهُ? اِقْضُوا اَللَّهَ, فَاَللَّهُ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ – رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

BACA JUGA :  Membaca Doa Saat Wudhu di Kamar Mandi

Artinya, “Hadist riwayat Ibnu Abbas ” Seorang perempuan dari bani Juhainah datang kepada Rasulullah s.a.w. bertanya, “Rasulullah!, Ibuku pernah bernadzar ingin melaksanakan ibadah haji, hingga beliau meninggal padahal dia belum melaksanakan ibadah haji tersebut, apakah aku bisa menghajikannya?. Rasulullah menjawab “Hajikanlah untuknya, kalau ibumu punya hutang kamu juga wajib membayarnya bukan? Bayarlah hutang Allah, karena hak Allah lebih berhak untuk dipenuhi” (H.R. Bukhari)

Lantas bagaimana menghadapi realita yang ada, bahwasanya dalam pelaksanaan haji badal tersebut KBIH atau biro haji badal kurang intensif dalam mengurusi pelaksanaannya, Syekh Sulaiman Al- Jamal dalam kitabnya mengatakan bahwa,

”Jika seseorang menggunakan jasa biro badal haji, maka biro badal haji cukup dengan berkata “Aku telah berhaji atas nama Fulan” ucapan tersebut sudah bisa diterima dan haji atas nama Fulan sudah sah menurut syariat.” Yang dalam hal ini sudah cukup dengan adanya sertifikat badal haji yang diberikan oleh KBIH atau biro jasa badal haji.

حاشية الجمل (8/ 495)

( فرع ) لو اكترى من يحج عن أبيه مثلا فقال الأجير : حججت قبل قوله : بلا يمين ولا بينة ؛ لأن تصحيح ذلك بالبينة لا يمكن فرجع إلى قوله كما لو قالت المرأة بعد أن طلقها زوجها ثلاثا تزوجت بزوج ودخل بي وطلقني واعتددت منه قاله الشارح في آداب القضاء ا هـ . برماوي .

تحفة المحتاج في شرح المنهاج (28/ 128)

( فرع ) حيث استأجر وصي أو وارث أو أجنبي من يحج عن الميت امتنعت الإقالة ؛ لأن العقد وقع للميت فلم يملك أحد إبطاله وحمله غير واحد على ما لا مصلحة في إقالته وإلا كأن عجز الأجير أو خيف حبسه أو فلسه أو قلة ديانته جازت قال الزبيلي ، ويقبل قول الأجير إلا إن رئي يوم عرفة بالبصرة مثلا حججت أو اعتمرت بلا يمين ، وأما بحث بعضهم أنه لا بد من يمينه وإلا صدق مستأجره بيمينه أخذا مما مر في قول الوكيل أتيت بالتصرف المأذون فيه ، وأنكر الموكل فيرد بأن العبادات يتسامح فيها ألا ترى إلى ما مر أن الزكاة ليس فيها يمين واجبة وإن اتهم ، ودلت القرينة على كذبه ووارث الأجير مثله وفي إن حججت عني فلك كذا لا يقبل إلا ببينة وإلا حلف القائل أنه ما يعلمه حج عنه وفارقت الجعالة الإجارة بأنه هنا استحق الأجرة بالعقد اللازم والأداء مفوض إلى أمانته وثم لا يستحق إلا بالإتيان بالعمل ، والأصل عدمه فلم يقبل قوله فيه إلا ببينة

HASIL KEPUTUSAN

Bahtsul Masail Se – Jawa Ma’had Aly Iqna’ Ath – Thalibin

Pondok Pesantren Al – Anwar Karangmangu Sarang Rembang

09 Januari 2020 M./14-15 Jumadal Ula 1441 H.

 

Artikulli paraprakPENGIKAT NIKMAT
Artikulli tjetërTERJUNGKAL KARENA NIKMAT DAN BAHAYA PERANGKAP ISTIDRAJ

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini