Kedua, Semua haditsnya sahih, kecuali sedikit sekali yang statusnya diperselisihkan. Imam An-Nawawi sendiri menegaskan dalam muqoddimah bahwa beliau memetik hadits-hadits yang ditulisnya dari riwayat-riwayat sahih dan hanya menukil hadits sahih saja. Hanya saja istilah sahih yang dipakai Imam An-Nawawi adalah istilah ahli hadits generasi awal yang bermakna hadits kuat yang mencakup hadits sahih dan hasan. Ini berbeda dengan istilah Al-Bukhori yang diikuti At-Tirmidzi yang membedakan hadits sahih dengan hadits hasan.
Ketiga, Setiap topik pembahasan diawali dengan menulis ayat-ayat Al-Quran yang relevan dan berhubungan dengan topik tersebut. Hal ini wajar karena memang secara prinsip, hadits Nabi ﷺ adalah penjelas Al-Qur’an. Jika ada kata yang perlu “dhobth” maka Imam An-Nawawi menjelaskannya. Jika ada kata yang perlu syarah makna maka Imam An-Nawawi juga menjelaskannya. Setelah itu Imam An-Nawawi menulis hadits-hadits yang terkait dengan topik pada judul bab atau subbab. Metode penulisan seperti ini, yakni mengawali pembahasan topik judul bab dengan Al-Qur’an disusul Al-Hadits adalah metode Al-Bukhari. Bisa dikatakan Imam An-Nawawi meniru Al-Bukhori dalam metode penulisan “Riyadhu Ash-Sholihin”.
Keempat, Tingginya kedudukan ilmiah yang dimiliki oleh pengarang kitab Riyadhu Ash-Sholihin diantara para ulama sezamannya, karena keluasan ilmu serta dalamnya pemahaman beliau terhadap sunnah Rasulullah SAW. Kitab ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki beberapa kitab selainnya.
Syarah Kitab Riyadhu Ash-Sholihin
Sejumlah ulama telah memberikan perhatian terhadap kitab ini dengan menyusun syarah. Di antara syarah yang terkenal adalah syarah Ibnu ‘Allan (w.1057 H) yang bertajuk “Dalilu Al-Falihin li Thuruqi Riyadhi Ash-Sholihin”. Syarah ini cukup bagus dan cukup padat penjelasannya
Syarah lain untuk kitab ini adalah “Tathriz Riyadh Ash-Sholihin” karya Faishol Al-Mubarok (w.1376 H). Hanya saja syarah ini sifatnya singkat, tidak sedalam dan seluas kitab “Dalilu Al-Falihin”. Selain itu ada juga kitab Syarah Riyadhu Ash-Sholihin karya Muhammad Bin Soleh Bin Muhammad Al- Usaimun (W. 1421 H) dan masih banyak syarah-syarah yang lainnya.
Demikianlah keistimewaan beserta syarah-syarah kitab riyadhu As- Sholihin, sehingga sudah selayaknya kitab ini mendapatkan perhatian dari setiap muslim yang ingin membina dirinya menuju ketakwaan.
Seandainya ada kitab pdf rujukan bagi pesantren kecil2 di pelosok ada,mungkin sangat membantu kelancaran pendidikan madrasah di pelosok yg poto copi saja sulit.mungkin standard sp atau kitab kelas 1 ibtidak sampai 9.
sudah kami sediakan di kolom kurikulum, kitab yang diajarkan di pondok pesantren al-anwar.