ما إستودع في غيب السرائر ظهر في شهادة الظواهر

Apapun yang disimpan didalam hati yang tidak tampak oleh oleh mata itu akan terlihat oleh orang lain melalui anggota tubuh

Tubuh adalah cerminan hati, kalau yang didalam hati itu baik maka tubuh akan melaksanakan hal baik pula, seperti halnya orang-orang sholeh, mereka mempunyai hati yang baik maka mereka melakukan amal-amal yang baik, begitu juga sebaliknya orang yang hatinya buruk akan melakukan hal buruk pula meskipun ia berusaha menutupinya, tanpa disadari ia akan kecolongan dengan keburukan, semisal orang yang ketika berada didepan masyarakat terlihat sangat baik, giat beribadah, sopan santun tapi ketika dia sendirian ia melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, meskipun ia berusaha agar isi hatinya tidak tampak maka hal itu tetap tidak akan bisa ia disembunyikan.

Allah menciptakan hati dan tubuh manusia, dan Allah menjadikan hati lebih kuat dibandingkan tubuh, seperti halnya mencintai Allah SWT, ini merupakan hal yang sangat berat bagi tubuh karena ia harus sholat, puasa dan ibadah-ibadah, akan tetapi hati manusia akan kuat untuk melakukan hal ini. Allah menjadikan tubuh manusia tidak kuat supaya ia tidak sombong, andaikan manusia diberi tubuh yang kuat seperti halnya hati, maka ia akan berfikiran bahwa ia mampu mencintai Allah dengan kekuatan beribadahnya kepada Allah, bukan berfikiran semua yang dilakukan dirinya adalah pertolongan dari Allah, maka dari itu Allah menciptakan tubuh manusia tidak kuat agar ia berdoa kepada Allah, minta pertolongan agar kuat untuk beribadah kepadanya. Jadi hati adalah pemimpin dari tubuh, tubuh itu mengikuti perintah yang diberikan oleh hati baik itu kebaikan atau keburukan, nabi Muhammad SAW bersabda:

BACA JUGA :  Kebenaran Janji Allah

 الا إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله و إذا فسدت فسد الجسد كله الا و هي القلب

Oleh karena itu hati harus selalu diisi dengan kebaikan dan cinta kepada Allah, agar dapat menuntun tubuh kita untuk melakukan ibadah yang mendekatkan kepada Allah. Bahagianya hati ada dua macam, yaitu: bahagia yang menjadikan derajat semakin naik dan ada bahagia yang menurunkan derajat, bahagia yang pertama dibuktikan dengan cinta kepada allah dan bahagia yang kedua adalah  bahagia dengan mengikuti syahwat, orang yang cinta kepada Allah ia akan melakukan ibadah dengan ikhlas dan istiqomah untuk mendapatkan ridho Allah, sedangkan orang yang cinta pada syahwatnya ia akan melakukan apapun keinginannya, ia akan berani menafsiri Al-quran dan hadist sesuai dengan keinginannya, ini jelas hal yang tidak benar. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita tanamkan didalam hati kita cinta kepada Allah dan kita lawan syahwat kita.

Artikulli paraprakAwal Bulan Tahun Hijriyah
Artikulli tjetërPakai Minyak Wangi Menyengat, Apakah Tetap Disunnahkan?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini