الحق ليس بمحجوب وإنما المحجوب أنت عن النظر إليه إذ لو حجبه شيئ لستره ما حجبه ولو كان له ساتر لكان حاصرا لوجوده وكل حاصر لشيئ فهو له قاهر وهو القاهر فوق عباده

Allah yang maha benar bukanlah dzat yang mahjub (dihalangi oleh apapun), melainkan engkaulah yang termahjub atau terhalang dari memikirkan Allah SWT. Karena, andaikan sesuatu menghalangi Allah, maka ia bisa menutupi Allah. Dan andaikan ada sesuatu yang bisa menutupi Allah maka ia membatasi keberadaan Allah, dan segala sesuatu yang bisa membatasi hal lain berarti ia memiliki kuasa, sedangkan Allah SWT adalah dzat yang maha kuasa atas seluruh hamba-hambanya.

          Mahjub adalah sifat yang menghalangi dari melakukan suatu hal, mahjub itu ibarat penyakit yang menghalangi seseorang untuk melakukan hal-hal yang harusnya ia lakukan, penyakit ini adanya hanya pada makhluk bukan pada Allah SWT, karena Allah itu tidak “berpenyakit” dan Allah itu berkuasa atas segala apapun.

          Dan ketika perkara itu mahjub artinya benda itu bertempat sedangkan Allah SWT itu tidaklah bertempat, maka ini juga berarti Allah tidaklah mahjub.

          Sebenarnya manusia itu selalu ingin berhubungan dengan Allah, karena Allah itu indah dan tidak mahjub. Manusia itu bisa mahjub ketika ruh telah diletakkan didalam jasad mereka sehingga ruh ini bertemu dengan syahwat dan hal-hal dunia lainnya. Padahal ketika ruh belum berada didalam jasad, (masih di alam ruh) ruh itu tahu dan dekat dengan Allah SWT, Allah SWT berfirman

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami).

          Berbisik dengan Allah SWT itu sebenarnya sangat nikmat contoh saja nabi Musa, setelah beliau bermunajat digunung Thurisaina dan mendengar kalam Allah SWT, beliau menutupi kedua telinganya sampai waktu yang lama, hal ini beliau lakukan agar beliau tidak bisa mendengar suara makhluk yang sangking buruknya bisa membuat beliau sakit, oleh karenanya hilangkanlah hijab yang menghalangimu maka kamu bisa dekat dengan Allah SWT.

BACA JUGA :  HIKMAH 9 : Amal itu Bermacam-macam

          Hati manusia itu mencari keindahan yang haqiqi yaitu Allah SWT akan tetapi ditengah perjalanannya ia dihalangi oleh nafsu yang mengajaknya pada kesenangan semu yaitu dunia. Padahal kesenangan dunia itu sangat membosankan dan tidak akan membuat manusia merasa puas, karena ia hanyalah perkara yang semu, contoh saja HP, dll.

          Ruh adalah aspek terpenting dari manusia sedangkan jasad hanyalah khodimnya jadi sudah semestinya ia mengikuti apapun yang diinginkan oleh ruh bukan sebaliknya.

          Diakhirat nanti jasad yang ada itu berbeda dengan jasad yang ada di dunia, jasad Akhirat itu lebih kuat daripada jasad sewaktu di dunia, kuat dibakar api neraka dan kuat menikmati segala kenikmatan surga, baik makanan, minuman, istri-istri dan lain sebagainya.

         Cara menghilangkan hijab adalah dengan kita sering bertafakkur tentang dzikir-dzikir yang kita baca dan kita selalu mengagungkan Allah SWT, memperbanyak dzikir, sholat sunnah dan berdo’a.

والله أعلم بالصواب

Media PP. Al-Anwar

Artikulli paraprakBongi Pengusir Nyamuk
Artikulli tjetërUntung Rugi Tebas Mangga

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini