لَا صَغِيْرَةَ إِذَا قَابَلَكَ عَدْلُهُ وَلَا كَبِيْرَةَ إِذَا وَاجَهَكَ فَضْلُهُ
Tidak Ada Dosa Kecil Apabila Dihadapkan Pada Keadilan-Nya, dan Tidak Ada Dosa Besar Apabila Dihadapkan Pada Karunia-Nya
Tidak ada dosa kecil, semua dosa adalah dosa besar jika dihadapkan dengan sifat adil Allah Ta’ala. Karena sifat adil Allah jika ditampakkan kepada seseorang yang mendapatkan murka-Nya maka luntur semua kebaikannya dan dosa kecilnya sama dengan dosa besar karena Allah menyiksa mereka walaupun mereka melakukan dosa kecil.
Dan tidak ada dosa besar jika dihadapkan pada karunia Allah yang memberi sesuatu tanpa meminta imbalan. Karena karunia Allah jika ditampakkan kepada sesorang yang dicintai Allah maka hancur keburukannya dan diganti dengan kebaikan.
Para ulama memilah dosa dan membedakan antara dosa kecil dan dosa besar. Dasarnya ialah ayat berikut:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا [النساء: 31]
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga) (QS An Nisaa :31)
Definisi dosa besar itu amat beragam, tapi Syekh al-Buthi memilih salah satu yang paling definitif, Dosa besar adalah setiap dosa yang dinash ada ancaman siksa di akhirat, atau ada hadnya di dunia.
Diantara dosa besar adalah syirik atau menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, membunuh orang mukmin tanpa hak dan memberikan kesaksian palsu
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْكَبَائِرِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
Diriwayatkan dari Anas, dia berkata “Rasulullah SAW ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau bersabda, ‘Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh nyawa, dan kesaksian palsu,” (HR Al-Bukhari).
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ ذُكِرَ الْكَبَائِرُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ وَشَهَادَةُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ فَمَا زَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Dari Abu Bakrah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku beritahu apa dosa yang paling besar?” Tiga kali. Mereka berkata, “Tentu, wahai Rasulullah.” Kemudian beliau bersabda “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap orang tua.” Rasulullah lalu duduk, bersandar, dan berkata, “Jauhilah perkataan palsu.” Beliau terus mengulang-ulangnya sampai kami mengatakan semoga beliau diam,” (HR Al-Bukhari).
Kemudian yang perlu diperhatikan, bahwa dosa dipilah menjadi besar dan kecil itu jika dilihat dari sudut pandang syariat, di mana syariat itu diturunkan oleh Allah murni untuk kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Dosa-dosa besar yang telah diterangkan tadi, digolongkan dosa besar karena semua itu membahayakan pada hamba-hamba Allah.
Sedang dosa-dosa yang digolongkan dosa kecil lumrahnya yang berkait dengan hak-hak Allah, atau hak-hak makhluk yang tidak membahayakan. Jadi jelas hukuman- hukuman berat ditetapkan bagi para pelaku dosa besar tiada lain kecuali untuk kemaslahatan hamba- hamba Allah.
Adapun jika dosa ditinjau dari status hamba dalam hubungannya dengan Tuhannya, maka di sini tak ada istilah dosa besar atau kecil. Tanpa meninjau hukum syariat, maka dosa tak ada yang kecil. Semuanya besar dan semuanya berbahaya, karena kewajiban tiap hamba ialah menyembah kepada Tuhannya dan tak mendurhakaiNya. Tiap kedurhakaan ialah dosa besar
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (الذاريات: 56)
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS Az Zariyat :56)
Jadi kesimpulannya, Andai Allah menerapkan keadilannya, maka tiap pelaku dosa, besar atau kecil, pasti disiksaNya. Namun sebaliknya, jika Allah menerapkan anugerah dan kasih sayangNYA, maka tak ada dosa yang layak disebut besar.