اَلنُّوْرُ جُنْدُ الْقَلْبِ كَمَا أَنَّ الظُّلْمَةَ جُنْدُ النَّفْسِ . فَإِذَا أَرَادَ اللهُ أَنْ يَنْصُرَ عَبْدَهُ أَمَدَّهُ بِجُنُوْدِ الْأَنْوَارِ وَقَطَعَ عَنْهُ مَدَدَ الظُّلْمِ وَالْأَغْيَارِ

“Cahaya itu layaknya tentara (penjaga) hati, sedangkan kegelapan adalah tentara nafsu, bila Allah hendak menolong hamba yang disayangi-Nya, maka Allah akan mengirimkan tentara cahaya kepadanya, (dengan pasukan cahaya itu) Allah juga akan menepis kegelapan dan segala hal yang tak ada hubungan dengan Allah dari hambanya tadi”.

            Cahaya tauhid dan keyakinan adalah tentara hati, begitu juga kegelapan syirik dan keraguan adalah tentara nafsu yang mana mereka berdua akan silih berganti merebutkan kekuasaan dalam diri manusia. Jika Allah menghendaki untuk menolong hamba-Nya, maka Allah akan mengirimkan pasukan tentara hati yang berupa cahaya tauhid dan keyakinan serta akan menghilangkan pasukan tentara nafsu yang berupa kegelapan syirik dan keraguan bagaikan cahaya yang menghilangkan kegelapan. Begitu juga sebaliknya, jika Allah berkehendak untuk menjadikannya sebagai orang yang tersesat maka Allah akan mengirimkan tantara nafsu kepadanya.

وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. ( QS. Al Isro’ : 81 )

            Maksud cahaya disini bukanlah realita cahaya yang sebenarnya. Namun cahaya adalah anugerah yang diberikan Allah pada hamba- hamba pilihan-Nya. Cahaya Ilahi itu langsung meresap kedalam hati. Cahaya yang hanya bisa dirasakan para kekasih Allah yang hatinya ikhlas karena untuk Allah.

            Seseorang yang mendapatkan cahaya Allah atau pertolongan dan petunjuk Allah, maka tidak akan tersesat oleh godaan nafsu karena dia adalah orang yang telah mendapatkan bimbingan dari Allah yang tidak bisa disesatkan oleh apapun. Begitupun sebaliknya. Seseorang yang sudah disesatkan Allah dan tidak diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya.

BACA JUGA :  HIKMAH 81 : MAKAM BASTU DAN MAKAM QOBDHU

 

وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍۚ – ٣٦ وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّضِلٍّ ۗ اَلَيْسَ اللّٰهُ بِعَزِيْزٍ ذِى انْتِقَامٍ – ٣٧

Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. Dan barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Mahaperkasa dan mempunyai (kekuasaan untuk) menghukum? ( QS. Az Zumar : 36-37 )

مَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِيْۚ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ – ١٧٨

Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi. ( QS. Al A’rof : 178 )

Artikulli paraprakNIKAH MASA KINI
Artikulli tjetërManusia Itu Lemah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini