KEISTIMEWAAN NABI MUHAMMAD  DAN SIKAP ULAMA TERHADAPNYA

Para ulama memberikan perhatian besar terhadap keistimewaan -spesikasi kenabian dengan menyusun karangan, memberikan komentar (syarh), menyatukan dan menyendirikannya dalam sebuah kajian. Karya paling populer dan lengkap adalah al-Khashaaish al-Kubra karya al-Imam al-Hafidh Jalaluddin al-Suyuthi.

Keistimewaan-keistimewaan ini sangat banyak jumlahnya. Ada yang sanadnya shahih ada yang tidak. Ada persengkatakan ulama. Sebagian memandang shahih sebagian tidak. Persoalan ini adalah persoalan khilafiah.

Perbincangan antar ulama mengenai keistimewaan-keistimewaan kenabian ini semenjak dahulu berputar di sekitar benar, salah, sah dan batal, bukan antara kufur dan iman. Para ulama berselisih dalam banyak hadits. Mereka saling membantah dalam menilai kesahihan, kelemahan atau dalam penolakannya karena perbedaan perspektif dalam menilai sanad dan kredibilitas perawinya. Siapapun yang menilai shahih terhadap hadits dha’if, menilai dhaif terhadap hadits shahih, menetapkan hadits yang tertolak atau menetapkan hadits yang tertetapkan dengan argumentasi, ta’wil atau syubhat dalil, maka ia telah menempuh metode para ulama dalam melakukan kajian dan analisa. Dan hal ini adalah haknya layaknya manusia yang berakal dan memiliki pemahaman. Kesempatan terbuka, medan terbentang luas dan ilmu tersebar bagi semua manusia.

Imam orang-orang berakal, junjungan para ulama, Nabi paling agung dan rasul paling mulia Muhammad SAW telah memberi motivasi untuk melakukan kajian dan analisa. Karena beliau menetapkan dua pahala bagi mujtahid yang mencapai kebenaran dan satu pahala bagi yang gagal mencapainya.

Para ulama  menyebutkan  keistimewaan-keistimewaan Nabi SAW

             Seandainya kita mau kembali kepada kitab-kitab salaf niscaya kita akan menemukan banyak ulama dan para pakar fiqh menyebutkan sejumlah keistimewaan-keistimewaan Nabi SAW dalam kitab-kitab tersebut. Dari keistimewaan-keistimewaan ini mereka mengutip hal-hal yang ajaib dan aneh. Seandainya dalam menerima keistimewaan-keistimewaan ini orang yang melakukan kajian terpaku pada kesahihan sanad niscaya ia hanya akan menemukan sangat sedikit yang bersih dari keistimewaan-keistimewaan itu dari pada dengan jumlah yang mereka kutip. Penyebutan sejumlah keistimewaan-keistimewaan dalam kitab-kitab salaf ini tetap berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip yang telah  para ulama tetapkan dalam persoalan ini.

BACA JUGA :  PENGAGUNGAN ANTARA IBADAH DAN ETIKA

Keistimewaan-Keistimewaan Kenabian

Ibnu Taimiyyah terkenal dengan sikapnya yang ketat. Dalam kitab-kitabnya, ia mengutip sebagian pendapat mengenai keistimewaan-keistimewaan kenabian yang sanadnya tidak sahih. Ia menggunakannya sebagai argumentasi dalam banyak masalah dan menilainya bisa untuk pedoman dalam memberikan penjelasan atau menguatkan hadits yang ia tafsirkan. Sebagian dari pendapat yang ia kutip misalnya adalah ucapannya dalam al-Fatawa al-Kubra, “Telah teriwayatkan bahwa Allah SWT telah menulis nama Nabi Muhammad SAW pada ‘arsy dan pintu, kubah serta dedaunan surga.”

Dalam hal ini telah teriwayatkan pula  sejumlah atsar yang senada dengan hadits-hadits yang ada yang menjelaskan sanjungan terhadap nama Nabi dan peninggian sebutan beliau SAW saat ia mengatakan, “Telah tersebutkan teks hadits yang terdapat dalam al-Musnad dari Maisarah al-Fajr saat Nabi ditanya, “Kapan engkau menjadi Nabi?” “Saat Adam masih dalam kondisi antara ruh dan jasad,” jawab beliau.

Hadits ini juga telah teriwayatkan oleh Abul Husain ibn Busyran dari jalur al-Syaikh Abi al-Faraj ibn al-Jauzi dalam al-Wafaa bi Fadlaaili al-Mushthafa SAW sebagai berikut: Bercerita kepadaku Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Umar, bercerita kepadaku Ahmad ibn Ishaq ibn Shalih, bercerita kepadaku Muhammad ibn Sinan Al ‘Aufi, bercerita kepadaku, bercerita kepadaku Ibrahim ibn Thuhman dari Yazid ibn Maisarah dari Abdillah ibn Sufyan dari Maisarah, ia berkata : Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, kapankah engkau menjadi Nabi?” “Ketika Allah menciptakan bumi dan menuju ke langit kemudian langit dijadikan-Nya tujuh lapis dan menciptakan ‘arsy maka Allah menulis pada batang ‘arsy Muhammadun Rasulullahi Khatamul Anbiyaai.

1
2
3
Artikulli paraprakMAULIDIYYAH & HARLAH KE-58 PP. AL-ANWAR 1 SARANG
Artikulli tjetërBentuk Tawassul Yang Disepakati Ulama

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini