Allah menciptakan alam semesta ini selama tujuh hari. Dimulai dari hari Ahad dan diakhiri pada hari Jumat. Adapun hari Sabtu Allah libur. Dari kejadian ini, orang Yahudi menjadikan hari Sabtu sebagai hari liburnya. Hari Sabtu secara Gramatika Arab berasal sabata yasbutu yang mempunyai arti qatha’a yaqtha’u. Yang dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah mempunyai arti memotong. Mengapa demikian? Sebab, di sini setelah selesai mengerjakan suatu pembangunan biasanya orang-orang melakukan acara pemotongan pita.
Dari keagungan hari Sabtu di atas, orang Jawa mempunyai sebuah keyakinan kalau ada Dukun yang ingin nyuwuk (suatu istilah kusus bagi para dukun) niscaya jampe-jampenya tidak akan terkabul alias ngobos.
Selain hari Sabtu yang dimulyakan Allah, hari Ahad juga tidak kalah pentingnya. Hari Ahad adalah hari yang digunakan untuk permulaan Allah membuat dunia ini. Dari dua hari yang agung ini, orang Yahudi dan Nasrani saling mengklaim bahwa dirinyalah yang merasa benar dan yang lain dalam kondisi yang salah. Padahal sebenarnya merekalah yang salah. Allah berfirman.
وقالت اليهود ليست النصرى على شئ وقالت النصرى ليست اليهود على شئ وهم يتلون الكتب كذلك قال الذين لا يعلمون مثل قولهم فالله يحكم بينهم يوم القيما فيما كانوا فيه يختلفون
"Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya." (QS. Al-Baqarah : 113.)
Meskipun dalam kenyataannya, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak rukun, akan tetapi kalau dalam urusan dunia mereka bisa bersatu padu. Berbeda dengan apa yang telah terjadi dengan sesama orang Islam. Banyak negara-negara Islam yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, namun mereka tidak saling rukun. Contoh kecilnya, negara Islam adalah negara yang kaya akan hasil tambang. Namun, kebanyakan kekayaan tersebut itu dikuasai oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Orang Yahudi dan Nasrani ini sebenarnya adalah orang miskin. Mereka tidak punya kekayaan sebagaimana yang dimiliki oleh negara-negara Islam. Namun, yang membuat mereka dapat menjadi lebih unggul adalah, mereka mempunyai kemampuan teknologi yang tidak dimiliki oleh negara Islam.
Lihatlah negara Irak. Dahulu ia adalah negara yang kaya raya. Tapi, sekarang Irak menjadi negara yang miskin. Hal ini disebabkan mereka dikuasai oleh Amerika. Padahal kalau ditelusuri, negara yang adidaya itu kalau tidak ada hubungan dengan negara-negara Islam, maka mereka akan menjadi lemah. Islam mempunyai minyak yang dapat menghasilkan mobil-mobil mereka dapat bergerak dan melaju. Mereka tidak bisa lepas dengan semua itu. Coba banyangkan kalau mereka tidak mendapat bahan bakar dari negara Islam, niscaya kendaraan mereka tidak akan bisa beroperasi.
Ironisnya, negara Islam yang di dalamnya diberikan banyak kekayaan, banyak dari sesama muslim tidak bisa menjaga kerukunan antar sesama muslim lainnya. Mereka saling iri hati dengan saudaranya. Sehingga, dari sifat inilah orang kafir mudah untuk menguasainya. Jika negara Arab Saudi minyaknya laku, maka negara Islam yang lain akan iri hati. Begitu juga sebaliknya.
Lihatlah ketika ada orang Cina mempunyai sebuah toko yang berjajar sebanyak 20 kios. Masing-masing toko milik orang yang berbeda. Mereka sangat rukun dengan urusan bisnisnya. Mereka tidak cekcok dengan yang lainnya. Berbeda kalau kios itu milik orang Islam. Mereka antara satu sama yang lainnya saling iri hati. Maka dari itu, marilah kita hilangkan sifat iri hati dan dengki dari jiwa kita untuk menuju rida Allah. Sungguh jika sifat jelek tadi bisa kita hilangkan, niscaya negara Islam bisa menjadi makmur beserta dengan pengikutnya.
Perlu diketahui bahwa sifat baik dan buruk itu adalah datangnya dari Allah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahlusunnah Wal Jamaah. Orang kafir yang jelek, ketika di dunia diberi kekuatan oleh Allah untuk mengusai dunia. Namun, kelak di akhirat, mereka akan menjadi abadi di dalam neraka. Adapun orang Islam yang merupakan sebaik-baiknya makhluk Allah ketika hidup di dalam dunia, mereka diuji dengan dijangkiti oleh penyakit iri hati dan dengki dengan sesamanya. Sehingga, mereka tidak bisa mengusai dunia. Namun, di akhirat kelak mereka akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Jalan menuju surga bagi orang Islam adakalanya mereka terlebih dahulu mencicipi panasnya api neraka. Dan ada juga yang langsung masuk tanpa melalui syarat dan rintangan.
Maksimal orang berada di dalam neraka itu selama tujuh hari. Sebab, satu hari di dalam neraka itu bagaikan seribu tahun di dunia. Dan jika orang-orang tersebut lebih dari tujuh hari menginap di dalam neraka, maka neraka itu adalah tempat tinggalnya yang abadi. Allah berfirman:
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (47)
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (QS. Al-Haj : 47).
Orang yang ingin masuk surga tanpa harus mencicipi panasnya api neraka terlebih dahulu, maka dia tidak boleh mencintai dunia yang hina ini. Meraka yang dapat mencapai derajat seperti ini adalah para kekasih Allah yang zuhud terhapat dunia. Zuhud bukan berarti tidak punya dunia. Akan tetapi, dunia tidak ia cintai. Orang zuhud yang kaya itu lebih baik dari pada orang miskin yang mencintai dunia. Marilah kita umat Islam untuk tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Memang benar kita hidup di dunia itu membutuhkan dunia, bahkan orang Fakir itu dapat mendekatkan manusia kepada kekufuran sebagimana sabda Nabi Muhammad Saw.
عن أنس بن مالك قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم كاد الفقر أن يكون كفرا
"Dari sahabat Anas Ra mengungkapkan bahwasanya Rasulullah Saw telah bersabda,” Kefakiran itu mendekati kekufuran.” (Al-Hadist).
Meskipun demikan, kita tetap harus mengutamakan kehidupan akhirat. Insyaallah dengan menjalankan perintah Allah, dunia ini akan dilimpahkan kepada umat Islam. Lakukanlah perintah Allah, misalnya mengerjakan salat, niscaya Allah akan memberikan balasan yang berlimpah ruah.
Duhulu ketika bangsa Indonesia yang mengerjakan salat cuma sedikit, kita dijajah bangsa Belanda selama 350 tahun. Namun, ketika bangsa Indonesia sudah banyak yang mengerjakan salat, kemakmuran sedikit demi sedikit semakin bertambah hingga puncaknya pada tahun 2000 bangsa Indonesia yang hampir seluruhnya memakan nasi semuanya. Padahal sebelumnya bangsa Indonesia banyak yang makan Singkong dan Jagung.
Sungguh kemakmuran ini sebenarnya milik orang Islam. Dalam urusan makan, umat Islam diberi takaran minimalnya 25 kilo perbulan. Insyaallah, jika kita mengerjakan syariat Islam sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka kemakmuran yang luar biasa ini akan bisa kita nikmati. Amiin.
Sarang, 8 Desember 2011
Catatan; Artikel ini disarikan dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair di saat ada acara Sowan Bareng dari rombongan yang berasal dari Lampung pada 7 Juli 2011.