Predikat al-Qur’an sebagai Hudan

Predikat al-Qur’an sebagai Hudan (petunjuk) dan Rahmatan (karunia) bagi manusia, membuka kemungkinan yang luas bagi penafsiran terhadapnya. Susunan al-Qur’an yang tidak sistematis juga merupakan alasan tersendiri mengapa penafsiran serta penggalian terhadap makna ayat-ayatnya justru menjadi tugas umat yang tidak pernah berakhir. Sebagai kerangka kontrol normatif maupun metodologis, ada prinsip-prinsip dasar yang penting diperhatikan dalam penafsiran terhadap al-Qur’an. Dalam posisinya sebagai kontrol normatif, prinsip-prinsip tersebut sebagai rambu agar substansi tafsir bernilai representatif bagi kandungan al-Qur’an. Sedangkan kedudukannya sebagai kontrol metodologis, tafsir menjelaskan asas-asas prosedur kerja, metode, maupun pendekatannya.

Agama Islam dengan sumber utamanya adalah al-Qur’an, merupakan agama yang mencakup segala segi kehidupan, berlaku untuk seluruh umat dan sepanjang masa. Al-Qur’an bukan hanya pedoman agar manusia menjadi orang yang bertaqwa, ia juga sebagai pondasi kehidupan bagi setiap manusia serta karunia yang turun kepada Nabi Muhammad  agar manusia keluar dari kegelapan menuju terang benderang.

Teks al-Qur’an sudah jelas terkumpul dalam suatu mushaf yang berisi 114 surat mulai dari surat al-Fatihah sampai dengan surat an-Nas yang terdiri dari 30 juz. Nabi Muhammad   yang di utus sebagai nabi terahir dan untuk seluruh umat telah wafat, dengan sendirinya wahyupun terhenti. Namun kejadian-kejadian (waqi’ah) tidak pernah berhenti dan akan terus bertambah. Untuk itu perlu penafsiran-penafsiran baru terhadap al-Qur’an yang tentu saja tidak boleh keluar dari ruh syar’i.

Sejarah telah menyajikan ke hadapan kita tentang perkembangan tafsir al-Qur’an yang di gelarkan oleh ahlinya dengan metode dan pendekatan yang bermacam-macam. Secara garis besar, ada dua metode penafsiran. Pertama; penafsiran Tahlily (menafsirkan ayat demi ayat al-Qur’an sesuai dengan susunannya dalam mushaf). Kedua; penafsiran Maudhu’iy (penafsiran yang bermula dari menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang membahas satu masalah tertentu, atau juga penafsiran tentang surah al-Qur’an tertentu).

BACA JUGA :  Keistimewaan Bulan Dzulhijjah
1
2
3
4
Artikulli paraprakPERAYAAN TAHUN BARU DALAM PANDANGAN ISLAM
Artikulli tjetërSEMANGATMU TIDAK AKAN MENEMBUS TAKDIR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini