Spanyol (Asbania) memiliki keterkaitan erat dengan perkembangan dunia islam. Di Spanyol terdapat dua kota yang menjadi simbol kebesaran Asbania Islam di masa keemasan Daulah Umayyah dulu. Dua kota tersebut ialah; Qurthubah dan Ghurnathah.
Jadi dua kota ini;
1. Qurthubah (قرطبة) sekarang menjadi Cordova atau Cordoba
2. Ghurnathah (غرناطة) menjadi Granada
Khazanah keilmuan islam cukup berkembang pesat di kota yang dulunya pusat Spanyol di masa Daulah Umayyah ini, terbukti banyak ulama’ besar muncul dari Cordova dan Granada, seperti Imam Qurtubi, Ibnu ‘Arobi dan sekitar 40 – 50 an ulama’ lainnya.
Imam Qurtubi merupakan sosok imam besar ulama’ ahli tafsir dengan masterpiece-nya kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an atau lebih dikenal dengan Tafsir Al-Qurthuby. Dilahirkan dan dibesarkan disini (Cordova), beliau menjadi ulama besar Cordova meski kemudian berkembang ke Mesir.
Ada lagi ulama kesohor lainnya yaitu Syekh Al-Mursi, wali terbesar Thoriqoh Syadziliyah. Beliau berasal dari perkampungan sekitar cordova ini, ada kampung bernama Mursi.
Diceritakan bahwa dikarenakan Syekh Asy-Syadzili termasuk seorang yang tidak suka bergaul dengan orang persoalan dengan hizb nashor-nya yang mengatakan :
عَدَتِ العَادُوْنَ وَجَارُوْا ∞ وَرَجَوْنَا اللهَ مُجِيْراً
“(Hai para bantuan Allah) mereka sudah melewati batas dan sudah berbuat semena-mena dan hanya kepada Allah aku berharap perlindungan.”
Oleh Allah Swt, Syekh Syadzali itu diasingkan oleh Allah di padang pasir (shakhra’). Sebelumnya Imam Syadziliyah ada di Maroko (Marauqesh), Syekh Syadzili diasingkan di tempat yang bernama kampung ma’syaroh (asma’ul adad) artinya sulit segala, tapi sekarang diganti nama maisaroh artinya mudah segala, yakni 350 km sudah tidak ada orang, kampung, handphone, onderdil, jadi kalau kesana mobil sampai macet mestinya tidak bisa bertahan hidup, oleh karena itu ziaroh kesana yang biasa adalah memakai bis yang lengkap ada montir, onderdil, bahkan ban sebanyak yang bisa dibawa segala.
Meskipun kemana saja tidak kurang dari 350 km dari tempat manusia bermukim, beliau sendirian disana. Kemudian tidak ada orang bisa bergaul dengan beliau, tetapi Allah mentakdirkan dari Spanyol ini juga Syekh Al-Mursi dibawa oleh malaikat diantar menuju kesana untuk menyambung Thariqah Syadziliyah sehingga sampai sekarang thariqah ini masih ada, disambung oleh Syekh Mursi menetap di Kairo dan sekarang dikuburkan disana, sehingga sampai sekarang ada Thariqah Naqshabandiyah, Qodiriyyah ataupun Syadziliyah.
Di Granada , ada istana Alhambra milik kaisar dulu zaman Bani Umayyah, yaitu Kaisar Al Hamra’, dijuluki demikian karena benderanya berwarna merah, melambangkan semangat dan kebesaran. Berbeda dengan bendera sewaktu Nabi SAW yang berwarna hitam. Hancurnya Bani Abbasiyyah di Baghdad dan hancurnya Bani Umayyah di Asbania ini tidak dalam kurun waktu yang sama, Asbania baru hancur sekitar tahun 700 lebih, sedangkan pada waktu sebelum tahun 600 Abbasiyah sudah hancur dikuasai oleh mongol yang mempunyai anak Hulagu Khan serta mempunyai saudara Khublai Khan yang berkuasa di Cina yang hal itu bertepatan dengan muncul berdirinya Kerajaan Majapahit atau Brawijaya.
Catatan: Artikel ini disarikan dari ceramah Syaikhina Maimoen Zubair sewaktu dalam perjalanan menuju Madinah Az-Zahra’ di Cordoba, Spanyol pada tahun 2012